34 - Manik Teduh

591 50 24
                                    

FOLLOW UNTUK INFO UPDATE!!

hai, jam berapa baca chapter ini??

Jangan lupa tinggalkan jejak pembaca!! Klik bintang di pojok kiri dan spam komen biar cepet up!! 💘

alasan lama up karena lagi ada urusan dan belum selesai ngetik

aku emang udah nyetok banyak draft, karena sebelumnya SGDA ini udah sampai di chapter 50. tapi, aku harus revisi banyak hal, jadi butuh waktu buat up

terimakasi yang udah nunggu dengan sabar 💗

spoiler dan info update juga bisa dilihat di instagram : coretanovii

Selamat Membaca

(21.10 WIB)

Tatapanmu yang begitu teduh, membuatku takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapanmu yang begitu teduh, membuatku takut. Karena setiap melihat manik matamu, aku bisa lupa dengan tujuan awalku.
Satu Garis Dua Arah

35 - Manik Teduh

KEBANYAKAN dari mereka merasa senang karena jam olahraganya gabung sama Kakak Kelas. Apalagi, di kelas 12 IPA 1 banyak murid-murid famous dan ganteng-ganteng. Jadi bisa cuci mata, deh.

Hari ini cuaca memang sedang panas-panasnya. Matahari begitu terik hingga membuat mereka menjadi sangat malas untuk melakukan kegiatan di tengah lapangan.

"Najis!" Kayla menggerutu sambil memandang sinis Amel yang baru saja melewati barisan mereka, dengan gaya songongnya seperti biasa.

Cewek itu sampai detik ini masih belum ada tanda-tanda mengadu pada guru—setelah kejadian mereka membalasnya kemaren. Kayla pikir, mereka hari ini akan dipanggil ke Ruang BK. Tapi ternyata Amel tidak memperpanjang masalah mereka sampai saat ini. Entah ada apa dengan cewek itu. Yang jelas, Kayla masih belum percaya jika Amel dan Dita tidak melakukan tindakan apapun terhadap mereka setelah kejadian itu. Ini sangat aneh!

"Dia kenapa belum ngadu, ya?" tanya Nadya pada Kayla. Cewek itu ikut merasa keheranan atas sikap Amel.

Kayla menggeleng karena juga tidak tahu akan hal itu. Padahal sangat jelas, saat itu Amel terlihat marah besar. Apalagi Kayla, Nadya, Athaya dan Mauren langsung meninggalkan Amel dan Dita begitusaja. Sudah pasti kedua cewek itu tidak terima. Jika Amel ataupun Dita tetap tidak mengadu, berarti ada sesuatu atau hal yang membuat mereka begitu.

Amel tersenyum lebar kepada Pak Iwan yang menyapanya, kemudian berjalan ke barisan Dafa. Wajah cewek itu tampak sangat berseri-seri. "Hay, Dafa!" Amel mengangkat tangannya, lalu melambaikan sedikit—menyapa Dafa.

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang