Srett!
"Akh!" Eric mengerang, pria bertopeng itu menggores lengan Eric dengan cutter sehingga apitan di leher nya terlepas, buru-buru pria itu berlari, menyingkirkan tumpukan kardus kosong yang menutupi jendela besar yang sudah tidak ada kacanya
Pria itu melompat dan berlari keluar. Darah mengucur dari tangan Eric, goresan itu cukup panjang, untungnya tidak terlalu dalam.
"Kak Eric!" pekik Elsa, Teejay juga sama kagetnya. Gerry dan Theo yang sudah berada dari tadi ikut terkejut lalu mereka semua menghampiri Eric yang memegangi tangannya.
"Kak, Kakak gak apa-apa?" Elsa berjongkok melihat tangan Eric yang terkena goresan dengan cemas.
"Nggak apa-apa, ini gak terlalu dalem kok," balas Eric.
"Ch, gak apa-apa gimana? Itu tangan lo berdarah banyak,” celetuk Teejay sebal.
"Gak usah sok kuat, ayo ke rumah sakit,” sambung Teejay, Teejay tidak membenci Eric, sebenarnya Eric orang yang baik, namun ia hanya tak suka bila Eric berdekatan dengan Elsa.
Elsa mengangguk membenarkan. "Iya Kak, yang Eja bilang bener. Ayo ke rumah sakit, nanti bisa infeksi."
Akhirnya Eric mengiyakan setelah mendengar perkataan dari Elsa.
"Eh bentar kak." Elsa bangkit lalu mengambil tasnya, Elsa mengambil sapu tangan dari dalam sana lalu mengikatkannya ke lengan Eric yang terkena goresan. Melihat itu, Teejay membuang wajahnya ke arah lain.
"Wah, sepertinya ada yang panaz nich," bisik Theo di dekat Teejay saat melihat temannya itu menatap tak suka, tentu saja laki-laki itu cemburu.
Teejay mendengus, ia menyikut perut Theo sampai sang empu mengaduh sakit.
"Adoh! Sakit Jay!" seru Theo seraya membrengut kesal.
"Lo bukannya berterima kasih, malah nyikut gue! Asal lo tau sirine polisi itu ide gue Jay!" Pernyataan Theo membuat Teejay menekuk alisnya.
Sebelum itu...
"Lo maju selangkah aja, cewe lo ini abis!"
Gerry dan Theo yang masih bersembunyi tak tau harus melakukan apa lalu sebuah ide terlintas di pikiran Theo.
"Ger, gue punya ide!" Theo menatap Gerry dengan senyum cerdik.
Terlihat Theo mencari sesuatu dari YouTube, ternyata Theo mencari suara sirine mobil polisi.
Gerry menepuk pundak Theo. "Pinter juga lu."
Theo mengangkat kedua aslinya bangga, namun Gerry melotot saat melihat tulisan iklan akan muncul dalam beberapa detik.
“Yo, Yo! Iklan! Kecilkan volumenya!” Gerry berbisik panik.
Theo mendelik, laki-laki itu langsung mengecilkan volume ponselnya. Saat iklan selesai, mereka bernafas lega, lalu menyetel suara sirine mobil polisi dengan volume full. Tak disangka pria bertopeng itu percaya.
Teejay tertawa, ia merangkul Gerry. “Thanks ya, Ger,” ucap Teejay.
Theo mendelik tak terima. “Kok berterimakasih-nya sama Gerry bukan sama gue?!”
“Loh, ya iya dong, 'kan Gerry yang ngasih tau ada iklannya,” ucap Teejay seraya tertawa, membuat Theo merasa sangat di khianati.
Teejay tertawa melihat raut sahabatnya itu, lantas Teejay merangkulnya dan mencubit pipi Theo dengan keras. “Utututu. Makasih Theo, tumben pinter lo,” ledek Teejay.
Theo menyilangkan tangannya bangga. "Dih, asal lo tau, Theo Adiguna itu memang pinter sejak masih menjadi embrio!"
"Iya Yo iya, bahkan saat masih menjadi kecebong pun lo udah bisa ngitung aljabar," balas Gerry membuat Teejay tertawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/222882949-288-k184044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND IS FAKBOI
Teen Fiction"FROZEN! GUE BAKAL JADI PACAR, BAHKAN SUAMI LO, LIAT AJA NANTI!" GENRE : FIKSI REMAJA Teejay Albert Kalandra, seorang Fakboi kelas kakap yang mempunyai banyak pacar dan mantan pacar di dalam hidupnya karena sebuah alasan. Akan tetapi suatu keajai...