46. Lelah

5.2K 646 653
                                        

"Jutaan orang pernah mengatakan, cinta membuat seseorang menjadi bodoh, dan hari ini aku percaya."

➖➖➖

"Eh? Rasa kacang?!" Seru Teejay, lalu menoleh ke arah Safira yang baru saja menelan habis kue yang berada di tangannya.

"Saf?! Muntahin!"

"Muntahin sekarang!!"

"Enak kok kak, ken---"

Uhuk-uhuk!

Nafas Safira terkecekat, seakan tersedot dari dalam.

"Hah.... Kak.. saf....i...raa..."

Safira memegangi dadanya sesak, rasanya seperti nafasnya sedang diambil oleh yang maha kuasa.

Safira terjatuh dari duduknya, ia tersender kesofa sambil memegangi dadanya yang sangat sesak.

"Kk...a..nnn...aa...f...a..s sss...sa...fi...."

"BU! SAFIRA BU!" Seru Teejay panik pasalnya wajah Safira berkeringat dan sangat pucat.

Dari tangga atas, Mona melihat akting anaknya yang sangat bagus, terlihat seperti nyata.

"Pinternya anak bunda, kayanya ada bakat akting deh," gumam Mona bangga.

"Bu! Safira kambuh!"

Teejay membawa Safira untuk duduk tegak agar tidak memperburuk keadaan.

"Bu! Safira Bu!"

"Ibu kemana sih?!!!!"

Ucapan Teejay tidak dijawab oleh Mona, Mona masih ingin melihat akting anaknya itu.

Setelah beberapa menit barulah Mona turun dengan berpura-pura panik.

"Kenapa Jay?!"

"Safira?! Sayang kamu kenapa?!" Seru Mona saat melihat anaknya terbatuk-batuk, sesak nafas dan tidak bisa berbicara.

Mona mulai menangis, "Safira! Tahan ya sayang!"

"Jay cepet ambilin inhaler Safira di kamar!" Cepet!"

Teejay mengangguk cepat, ia berlari menuju kamar Safira untuk mengambil inhaler.

Saat Teejay ke atas, Mona menghentikan tangisannya, lalu mendudukkan putrinya tegak.

"Saf, udah sayang, disini cuma ada bunda, kamu gak perlu akting lagi," ucap Mona.

Safira menggeleng, matanya sedikit melotot, ia masih memegangi dadanya yang terasa sakit. Rongga-rongga udara di dadanya semakin menyempit.

"Sa....f....i..." Ucap Safira terbata-bata, nafasnya naik turun dengan cepat dan berbunyi mengi, seperti peluit yang ditiup.

"Sayang, udahan dulu aktingnya, kakak lagi ambilin inhaler buat kamu, kamu gak cape pura-pura akting kaya gini?" Ucap Mona, karena Safira masih terus memegangi dadanya, tanpa tau kalau sebenarnya itu bukan akting.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang