Di hari Minggu yang cerah ini, tepatnya di sebuah taman, Teejay dan Elsa sudah berkeliling sekitar 15 menitan menggunakan sepeda milik Teejay.
Soal masalah kemarin, tentu Elsa belum bisa melupakannya dan rencana Teejay untuk membawa Elsa ke tempat yang sudah ia dekorasi tidak jadi. Teejay lebih memilih mengantarkan Elsa pulang walaupun usahanya terbuang sia-sia.
Tapi tak apa, Teejay tidak menyesali itu, justru ia merasa bersalah karena membuat Elsa dalam bahaya.
"Ja berenti deh, gue capek." Teejay memberhentikan sepedanya di bawah pohon yang rindang dan ada sebuah bangku panjang disana.
"Mau minum?" tanya Teejay, pasalnya ia tak membawa air minum. Elsa mengangguk lalu pandangannya beralih ke seorang anak kecil yang sedang meniup gelembung sabun.
"Ja, mau itu!" pinta Elsa sambil menunjuk ke arah anak tersebut.
Teejay mengikuti arah jari Elsa. "Kita belum nikah El, belum sah. Nanti ya kalo udah nikah kita bikin yang banyak.”
"Ih ngaco lo! Gue mau mainannya bukan anaknya!" gerutu Elsa sebal membuat Teejay terkekeh. “Oh, bilang dong sayang kalo mau mainannya," balas Teejay lembut, sedangkan Elsa? Pipinya sudah memerah tomat.
"Ah gak mau ah, bujuk dulu nanti Eja beliin,” ucap Teejay.
Elsa menatap malas, lalu menggeleng nafas. "Eja, Elsa pengen itu beliin ya..." ucap Elsa seraya tersenyum paksa dan mengkedip-kedipkan matanya.
Teejay merasa gemas ia menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan wajah Elsa, Teejay menatap Elsa lekat, lalu menepuk pucuk kepala elsa pelan. “Iya sayang iya, tunggu ya,” balas Teejay seraya tersenyum manis.
Elsa mematung, setelah kepergian Teejay Elsa memegang dadanya yang berdegup kencang. “Jantung oh jantung, apakah kamu aman di dalam sana?” gumam Elsa.
Hanya perlu dua menit, Teejay sudah kembali membawa air mineral di tangan kiri nya dan gelembung sabun di tangan kanannya. Elsa langsung menatap gelembung sabun itu dengan berbinar-binar.
Elsa langsung mengambilnya saat Teejay mengulurkannya. “Makasih.” Elsa menyengir lebar, ia segera membuka tutup mainan itu.
"Minum dulu Elsa.”
"Oh iya, lupa.” Elsa menyengir dan langsung meneguk minumannya dengan terburu-buru.
"Pelan-pelan Elsa," Nasihat Teejay yang melihat Elsa tak sabar memainkan mainan nya. "Ja nanti potoin gue ya!" Seru Elsa sambil berlari kecil dan meniup gelembung sabun nya. Teejay hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Elsa yang seperti anak kecil.
"Ja potoin!” Seru Elsa tanpa melihat ke arah Teejay. "Udah nih," Ucap Teejay sambil menyodorkan handphone nya.
"Loh kan gue belom gaya! Kenapa udah di foto, sih?” Elsa membrengut kesal. "Ini candid loh El, marah-marah mulu,” balas Teejay dengan sabar. Elsa menghampiri Teejay untuk melihat, setelah melihat hasil jepretannya, senyum Elsa mengembang.
"Hehe, makasih sayang."
Teejay membelalakkan matanya. "Hah? Apa El? Tadi ngomong apa?" ulang Teejay, seperti Teejay salah dengar.
"Makasih sayang,” ucap Elsa sekali lagi tanpa ragu.
Teejay merasa jantungnya berdegup dengan kencang, seperti tersengat listrik, apa ia benar-benar jatuh cinta? Ia tak pernah seperti ini saat bersama dengan pacar-pacarnya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND IS FAKBOI
Teen Fiction"FROZEN! GUE BAKAL JADI PACAR, BAHKAN SUAMI LO, LIAT AJA NANTI!" GENRE : FIKSI REMAJA Teejay Albert Kalandra, seorang Fakboi kelas kakap yang mempunyai banyak pacar dan mantan pacar di dalam hidupnya karena sebuah alasan. Akan tetapi suatu keajai...