13. Hati-hati untuk Elsa

9.5K 897 62
                                    

Bimbang, itulah yang dirasakan Elsa saat ini, sedari tadi ia mengetik pesan lalu menghapusnya kembali.

"Argh gue gak bisa kayak gini! Eja, lo kemana, sih?!” Elsa menghempaskan ponselnya dan menutup wajahnya dengan bantal.

Suara ketukan pintu membuat Elsa kembali membuka matanya. Elsa bangkit lalu membuka pintunya, ternyata Naura lah yang berada di depan kamarnya.

Elsa mendengus. "Mau apa?" tanya Elsa datar.

Naura tersenyum manis. “kita shopping, yuk?" ajak Naura membuat Elsa menatapnya aneh.

“Kerasukan apa nih, anak?” batin Elsa.

“Lo ngajak gue? Gak salah?" tanya Elsa untuk meyakinkan.

Naura menggeleng sembari menggandeng tangan Elsa. "Ayo!" seru Naura.

Elsa melepaskan tangannya dari genggaman Naura. "Nggak! lo punya maksud tersembunyi, 'kan?" selidik Elsa.

Naura menghela nafas. "Gue baik sama lo salah, gue jahat juga salah, jadi mau lo, gue harus gimana El?"

Elsa menyilangkan tangannya di depan dada. "Ya... aneh aja lo tiba-tiba baik sama gue." Elsa melihat ke arah lain.

Naura memutar bola matanya malas. "Serah lo, jadi lo mau ikut gue shopping atau nggak?"

Setelah dipikir-pikir boleh juga, sekalian ia mencari dress dan kado untuk Agnes.

Elsa mengangguk. “Gue ganti dulu,” ucap Elsa lalu masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Di balik pintu yang tertutup itu Naura tersenyum, entah itu tersenyum tulus atau senyum penuh makna.

***

Agnes termenung di rumahnya, ucapan Gerry terngiang-ngiang di pikirannya membuat Agnes menangis kembali.

"Besok Agnes ulang tahun, tapi Kak Gerry gak nepatin janji nya hiks..."

Sedangkan dilain tempat Gerry resah dan bersalah, setelah berpikir cukup lama, laki-laki itu akhirnya membuat keputusannya.

Gerry sampai di alamat yang di berikan Theo, yap. Rumah Agnes.

"Mau cari siapa, den?" tanya bapak penjaga rumah Agnes.

"Apa betul Pak, ini rumahnya Agnes?"

"Oh iya den, mari."

Gerry sampai di depan pintu rumah megah itu lalu ia mengetuk pintu dan langsung di bukakan oleh seorang wanita.

Gerry menyalami wanita itu. "Sore Tante, Agnes nya ada?"

"Kamu siapa?" tanya Sang Bunda yang kebetulan sedang menonton tv, lalu mendengar ketukan pintu.

"Saya Gerry tante, temannya Agnes."

Bunda Agnes membeo mengerti, "Masuk dulu nak, nanti bunda panggilkan Agnes nya."

Akhirnya Gerry duduk di sofa ruang tamu sembari menunggu. Bunda Agnes menaruh beberapa cemilan ringan yang di sajikan untuk Gerry.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang