51. Kita Break!

6.6K 654 245
                                        

Elsa berlari di sepanjang koridor dengan air mata yang terus ia usap, hatinya sangat-sangat sakit. Sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Elsa berlari lurus tanpa melihat arah, saat berlari tubuhnya menabrak seseorang.

Bruk

"Awh..."

"Eh, maaf saya gak sengaja."

Elsa hanya menunduk, menganggukkan kepalanya pertanda ia tidak apa-apa.

Seseorang itu seperti mengenali gadis didepannya ini, saat ia mendongakkan kepala gadis itu, ia terkejut dibuatnya.

"Elsa?"

"Kamu, kenapa nangis?" Tanya Eric.

Elsa menggeleng, ia masih malu karena saat bertengkar dengan Teejay, Eric menyaksikannya.

"Kenapa Elsa? Kamu berantem lagi ya sama pacar kamu?" Tanya Eric memastikan.

"Eng--ga hiks... Elsa---"

Eric membawa Elsa ke pelukannya, menenangkan gadis yang disukainya itu.

Elsa tidak menolak, saat ini ia memang benar-benar butuh pelukan dari seseorang.

"Hiks...hiks..."

"Jangan nangis, kakak gak suka liat kamu nangis."

Elsa menggeleng dibalik pelukan itu, ia tidak bisa berkata-kata, ia hanya ingin menumpahkan air matanya lagi dan lagi.

Pelukan hangat mereka berdua disaksikan oleh Camelia yang berdiri di ujung koridor.

"Hati gue sakit El, gue gak tahan lagi," gumam Camelia lalu beranjak pergi dari pemandangan itu.

Elsa mengusap air matanya, "Elsa gak apa-apa kak, Elsa pergi dulu." Setelah mengucapkan itu, Elsa meninggalkan Eric yang memanggil namanya.

"Elsa! Besok abis pulang ulangan, tunggu kakak di cafe Cendana!" Seru Eric yang entah didengar oleh Elsa atau tidak.

Tujuan Elsa sekarang adalah ke rooftoop, dengan cepat Elsa menaiki tangga, namun saat tiba di rooftop itu, langkah Elsa terhenti kala seseorang menatapnya.

Tidak mau bicara, Elsa berbalik arah ingin bergegas pergi, namun suara orang itu membuat langkah Elsa terhenti mendadak.

"Tunggu."

"Kalo lo mau kesini, kesini aja. Biar gue yang pergi," ucap orang itu.

"Eh, ngga kak. Kak Gerry jangan pergi." Elsa menghampiri Gerry lalu berdiri di sampingnya.

"K-kakak ngapain disini?" Kata Elsa dengan nada sedikit bergetar.

Gerry menatap pemandangan dari atas rooftop, "Nangis aja kalo mau nangis. Gue udah liat semuanya."

Elsa tidak ingin terlihat lemah dimata laki-laki, Elsa menghapus air matanya, "Maksud kakak?"

"Gue liat semua nya, gue tau lo gak berniat nyakitin Safira." Benar, sejak Elsa datang, Gerry sudah berada di perpustakaan.

"Jay aja yang bego," ucap Gerry ketus.

"Gue tau apa yang lo rasain, lo gak bisa terus-terusan buat baik-baik aja El, hati lo sakit kan? Lepas kalo emang lo, udah gak kuat lagi."

"Jangan biarin hati lo yang udah parah, semakin parah. Jangan lemah, semua orang bisa bangkit dari masalah yang berat sekalipun asal lo punya tekad."

"Gue ngomong gini bukan karena gue gak suka hubungan kalian, gue seneng ketika Teejay dapat kebahagiaan nya dari lo. Tapi untuk sekarang, gue gak bisa liat sahabat gue nyakitin orang yang gak bersalah."

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang