Rintik hujan mulai turun, ada apa dengan langit? Mengapa ia menangis?
Tadinya langit hanya menitikkan air mata dan sekarang ia menangis dengan derasnya.
Ada apa sebenarnya?
Apakah manusia kembali merusak alam yang membuat semesta marah? Entahlah.
“Argh!!!”
Prang!
"Safi gak tahan lagi, Bun! Safi nyerah, Safi mau lihat surga. Surga indah 'kan, Bun?”
"Jangan bicara seperti itu sayang, kamu pasti sembuh, Bunda yakin itu."
Matanya melirik sendu. "Kapan Bun? Sa-safi gak tahan lagi Bun, ini buat Safi tersiksa..."
"Sabar sayang, putri Bunda kuat, 'kan?"
"Sabar sampai kapan, Bun?! Sampai kapan Safi bakal ngerasain semua ini?” Gadis itu memegang dadanya yang sesak.
“Sampai kapan Safi harus dikurung di rumah setiap hari?! Safi lelah Bunda! Safi ingin hidup seperti anak normal lainnya, hiks...” Gadis itu menangis miris.
Namun, dalam hitungan detik, matanya tiba-tiba menatap tajam dan penuh amarah. "Atau mungkin... Safi nggak normal?"
Perempuan paruh baya itu mengusap air matanya. "Enggak sayang, kamu sama seperti mereka. Percaya sama bunda ya?"
Gadis itu melotot seraya menyeringai.“Hahaha kamu berbohong, saya tau itu."
Pisau buah yang berada di dekat gadis itu kini berpindah ke tangannya hanya dalam hitungan detik.
"Sekarang kamu turuti permintaan saya atau dia bakal mati?!” murkanya.
"Jangan!" Sedikit lagi pisau itu akan menyentuh urat nadi. "Jangan nak! Iya Bunda bakal turutin permintaan kamu."
***
Dinginnya hujan menyapa kulit manusia dengan tidak sopan, membuat banyak orang menggigil kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND IS FAKBOI
Teen Fiction"FROZEN! GUE BAKAL JADI PACAR, BAHKAN SUAMI LO, LIAT AJA NANTI!" GENRE : FIKSI REMAJA Teejay Albert Kalandra, seorang Fakboi kelas kakap yang mempunyai banyak pacar dan mantan pacar di dalam hidupnya karena sebuah alasan. Akan tetapi suatu keajai...