3. Jadi Pacar Gue!

27.5K 2.5K 281
                                        

Bel pulang berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, saat ini kondisi parkiran terbilang cukup sepi karena siswa yang lain sudah mengambil kendaraannya dan pulang kerumah masing-masing. Lain dengan ketiga gadis ini yang baru saja sampai di parkiran.

“Nanti malem, nonton, yuk! Film horror yang lagi booming itu.”

“Boleh deh, Agnes setuju.”

“Lo gimana, El?”

“El?” panggil Camelia sekali lagi.

“Mobil gue astaga?! Kok bisa bocor gini,” sela Elsa saat ban depan mobilnya kempes. Elsa berjongkok untuk melihat lebih detail kondisi ban mobilnya.

Agnes dan Camelia saling pandang lalu menghampiri Elsa untuk ikut melihat. “Kok bisa kempes gitu, El?” tanya Agnes. Elsa menggeleng lalu menjawab, “gue nggak tau, tadi pagi masih fine-fine aja.”

“Eh, liat deh, itu paku, kan?” Camelia menunjuk paku yang menancap di ban mobil. “Eh, iya gila. Kok bisa?” tambah Agnes.

“Kalian ngapain?”

Mereka bertiga berdiri saat suara seseorang terdengar.

“Eh Malik, ini gue lagi liatin ban mobil gue yang kempes, nggak tau kenapa ada paku nya,” jawab Elsa kepada Malik, Malik Ibrahim, teman sekelas Elsa sekaligus ketua kelas mereka.

Laki-laki dengan rambut belah tengahnya itu mengerutkan keningnya. “Jadi ini mobil lo?” Elsa mengangguk mengiyakan. “Tadi waktu gue mau ke toilet gue liat cewek, El. Lagi jongkok gitu di deket mobil lo, persis di celah ini. Gue nggak tau ngapain,” jelas Malik dengan serius.

Elsa menyipitkan matanya penuh selidik. “Sial, ini pasti ulah fans fanatiknya si Tejo-Tejo itu," gumam Elsa.

"Tapi gimana bisa? Ban mobil 'kan keras," batin Elsa bertanya-tanya.

“Jadi gimana El? Mau balik bareng gue nggak?”

“Atau sama Agnes El? Tapi Agnes naik ojol, atau gak nanti kita naik yang mobil.”

“Motor gue masih muat kok El, lo mau bareng?”

Betapa beruntungnya Elsa mendapat teman sebaik mereka. Tidak ingin merepotkan, Elsa menggeleng menolak, “gue minta jemput sopir gue aja, lagian rumah kalian nggak searah sama gue.”

“Nggak apa-apa emang?”

“Iya, nggak apa-apa, duluan aja,” balas Elsa sesaat sebelum ia menyesali perkataannya sendiri. Karena sekarang Elsa terjebak di parkiran ini, sendiri.

Elsa menggigit bibir dalamnya cemas, menunggu seseorang mengangkat panggilan darinya. “Aduh, ayo dong Pak, angkat. Jangan habis dulu batre nya plis,” rancau Elsa seraya melihat presentase baterai ponselnya.

Tut... Tut...

“Halo Non?” jawab seseorang di seberang sana.

Elsa membelalakkan matanya senang, ia segera menempelkan ponselnya di dekat telinga. “Halo Pak! Elsa—”

Panggilan terputus saat layar ponsel Elsa berubah menjadi hitam total, Elsa menekan-nekan layarnya berulang kali namun nihil, ponselnya sudah kehabisan daya baterai hingga mati.

“ARGH! KENAPA GUE SIAL BANGET HARI INI?!”

JDER!!!

Elsa terjengit kaget saat kilatan petir berbunyi nyaring. Elsa menutup matanya, bayangan masa lalu itu kembali muncul di pikirannya. Elsa menunduk takut, ia menutup telinganya dengan kedua tangannya dan memejamkan matanya erat-erat.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang