2. Panah Bakso Asmara

54.7K 2.9K 288
                                        

Pagi yang cerah menyapa, kicauan burung saling bersahutan merdu, betapa sejuknya udara pagi ini membuat hati siapa pun terasa tenang dibuatnya. Tapi tunggu, sepertinya perlu pengecualian untuk gadis cantik yang sedang berceloteh kesal ini.

“Astaga! Emang dasar tuh orang ya, mobil gue sampai lecet-lecet gini.” Elsa itu mengusap-usap goresan yang cukup banyak di bagian samping mobilnya yang disebabkan oleh motor yang memepet dan melaju dengan cepat saat di jalanan tadi.

Elsa itu menyudahi aksinya, ia mengambil tas nya dengan suasana hati yang kurang baik. Tetapi, setelah menutup pintu mobil dan berjalan pergi, suasana hatinya kian memburuk saat noda merah mengenai sepatu putihnya.

Elsa mengangkat sedikit kakinya, matanya menajam, tangannya terkepal. “ARGH! SAOS SIALAN!”

Elsa itu mengusap-usap kan sepatunya dirumput dan berjalan dengan cepat menuju kelasnya dengan mode senggol bacok.

Elsa melangkahkan kakinya melewati koridor. Seperti biasa, pagi ini koridor ramai, ramai orang berpacaran dan bergosip.

Di tengah perjalanannya, gadis itu mulai merasakan hawa panas yang ia tak suka. Yaitu gosip dari mulut satu ke mulut yang lain.

“Eh, lo tau nggak, Dini anak IPA 3 katanya hamidun gila!”

“Terus-terus katanya di nikahin sama cowoknya yang masih SMP.”

“Sesuai lah sama namanya, pernikahan Dini, hahaha.”

Sepuluh langkah berjalan, gosip-gosip yang terdengar semakin banyak. Elsa mengambil earphone dan segera menyumpal telinganya dengan benda tersebut.

“OH MY GOD! KALIAN WAJIB TAU! DI SEKOLAH KITA, ADA PANGERAN  MUKA NYA KEBULE-BULEAN GITU!”

“Sumpah iya, gue tau, anak kelas 12 IPS kan? Yang baru pindah?”

“Nggak woi! dia udah pindah beberapa hari yang lalu. Astaga, salah gue selalu hibernasi di kelas, sampe nggak tau pangeran berkuda gue udah dateng menjemput. Teejay Sarange!”

Elsa berusaha fokus dengan lagu mellow yang terus berputar di telinganya, ia berusaha mengabaikan suara-suara gosip tersebut. Ia menekan volume ponselnya, agar bertambah keras. Tapi ternyata, sudah di paling keras. Suara-suara itu seakan bertambah keras sampai membuat telinganya berdenging.

“Tapi yang gue tau, dia nggak sendiri, ternyata dia pindah bareng tiga temennya, yang aduhai manjaliti.”

“Tapi-tapi, kayaknya bakal jadi saingan Kak Eric nih, secara mereka sama-sama guanteng! Tapi-tapi, gue pilih Teejay aja deh.”

“Tapi katanya ya, Kak Teejay itu Fakboi, suka Php-in cewe.”

“Nggak apa-apa gue, mah, mau di dua-in juga, yang penting ganteng!”

“Argh!” Elsa tak tahan lagi, ia menarik dua kabel putih kecil yang menggantung di telinganya dengan kesal. “Kenapa sih, hari ini nyebelin!” gerutu gadis itu.

Merasa tidak mood, ia menyimpan earphonenya dan bergegas ke kelas daripada harus mendengarkan gosip-gosip tidak bermutu.

Elsa masuk ke dalam kelasnya dan meletakkan tasnya dengan kasar.

BRAK!

“Eh Ayam-ayam!'

“Anj— ngagetin aja lo setan!” Laki-laki yang sedang bermain game itu membanting ponselnya pelan di meja. Pasalnya, gebrakan yang Elsa lakukan dengan tasnya cukup kuat.

“Yaampun El, kenapa, sih? Pagi-pagi udah bikin jantungan aja, tuh liat si Siti, sampe latah begitu,” ucap Camelia, gadis berambut panjang berwarna cokelat lurus.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang