Hati yang Terpasung

9.8K 647 51
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.

Sore itu setelah beberapa kali potret yang diambil, tubuh Karin terduduk kaku. Kaki kanan dan kirinya mulai membekak, ini normal seperti kebanyakan ibu hamil, setelah kemarin ia berkonsultasi kepada dokter sepesialis kandungan.

"Di awal kehamilan, hormon progesteron akan meningkat pesat. Kondisi ini berdampak pada munculnya sedikit pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti kaki. Pembengkakan karena perubahan hormon kehamilan  ini adalah hal yang normal terjadi."

Karin dapat benapas lega kala mendengar penuturan dokter.

Karin bangkit dari duduknya, ia melangkah ke arah rak buku besar yang merupakan tempat majalah yang baru terbitkan.

Matanya jeli meneliti setiap cover majalah, namun tak lama tatapan sendu menghiasi iris ibu hamil itu.

"Lagi, untuk kesekian kalinya tidak ada aku," lirih Karin.

Sudah beberapa minggu ini ia sibuk pemotretan, namun jika ia bertanya pada Ferdy kapan cover majalah dirinya terbit, Ferdy selalu punya alasan tertentu yang membuat hati Karin terluka.

"Maaf Karin, sepertinya minggu ini tidak bisa."

"Lusa akan terbit, kamu tunggu saja. Tapi maaf minggu ini cover Lavanya yang akan terbit."

"File tadi pemotretan semuanya hangus."

"Fotonya kurang pas, minggu ini seharusnya tradisional kostum, tapi kamu malah mini dress."

"Ah maaf lupa. Besok aku janji, jika cover itu terbit."

Janji-janji manis Ferdy selalu ia paksa telan mentah-mentah. Karin selalu meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan indah pada waktunya. Butuh proses untuk menjadi seperti Hima. Karin akan bersabar menunggu untuk hari itu. Hari dimana nama Karin akan terdengar layaknya nama Himameswari yang lantang melintang di dunia modeling.

"Hari ini apa covernya akan terbit?" tanya Karin pada salah satu staf editing.

"Maaf, untuk urusan itu lebih baik ditanyakan langsung pada Pak Ferdy."

Lagi dan lagi Karin mendesah kecewa, pasalnya ia amat mengharapkan ini semua terjadi.

Setelah berganti pakaian, sekarang Karin tengah duduk di ruang tunggu. Seperti biasa ia akan menunggu Ferdy selesai meeting,  pagi tadi lelaki itu sudah berjanji pada Karin akan pulang bersama.

Seandainya Karin tahu jika di ruangannya, Ferdy tidak sedang meeting melainkan tengah bersantai bersama salah satu bawahannya, sudah dipastikan wanita berbadan dua itu tidak sudi menyianyiakan waktunya.

"Lama sekali," lirih Karin sembari menyandarkan tubuhnya. Ia mengusap peluh yang membanjiri pelipisnya dengan punggung tangan. Duduk dengan posisi seperti ini seharusnya nyaman, namun bagi wanita hamil seperti Karin malah terasa menyiksa pernapasan.

Posisi baik tidur dan duduk, sudah amat meyulitkan bagi wanita hamil. Salah posisi saja ibu hamil akan merasakan sakit yang luar biasa, kadang bayi yang berada di dalam kandungan berkontraksi, perut terasa mengencang dan tendangan-tendangan kecil yang membuat ibu hamil merasa kurang nyaman.

Pelakor SosialitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang