Semesta pun Tak Merestui

22.5K 917 82
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.

-"Kamu tahu, hal yang aku sesalkan dalam hidup setelah memilihmu adalah melepas Hima"- Arsel.

🌻🌻🌻

Setiap langkah yang Arsel ambil membuat dadanya semakin sakit. Nyatanya berpisah dengan Hima tak seperti yang dibayangkan sebelumnya, ada rasa sakit yang menghunus tepat di dadanya, tiga bulan semenjak keputusan pengadilan memporak-porandakan perasaanya yang kini terasa tidak tenang, ada perasaan yang sangat sulit Arsel jelaskan secara lisan, sejujurnya lelaki itu memang tidak bisa membedakan bahwa perasaannya yang carut marut itu adalah awal dari penyesalannya.

"Aku harus bagaimana lagi? Semuanya telah selesai bukan?" kedua kelopak itu memejam beberapa detik sebelum menyapukan pandangan pada rumah yang akan ia tempati setelah ini, Arsel sudah memutuskan pilihannya pada Karin, tak seharusnya hatinya bimbang bukan? Setelah 1000 undangan pernikahannya sudah tersebar.

Arsel mencoba berdamai dengan dirinya sendiri, ia menghela napas panjang sebelum kakinya memasuki kediamannya bersama Karin. Rumah yang sudah setahun belakangan ini menjadi "rumah pulang" keduanya setelah rumah utamanya bersama Hima.

Langkah lebar itu mendadak terasa kaku. "Apa-apaan ini."
Netra itu memandang tak percaya apa yang ia lihat sekarang. Dua manusia berbeda gender itu tengah memadu kasih di atas sofa rumah tamunya. Tak jauh dari kedua manusia yang melakukan adegan laknat itu, ada bayi mungil yang tengah tertidur di dalam baby crib.

"Karin?" panggil Arsel kepada wanitanya.

Karin menoleh ke arah Arsel, ia terkejut melihat kedatangan partnernya, calon suami sahnya, Papa dari anaknya, Marvel.

Arsel menyipitkan pandangannya pada lawan main calon istrinya itu, tahu jelas siapa lelaki itu, Arsel dengan langkah lebar menghamipiri keduanya. Ada perasaan kecewa yang luar biasa ... rasanya ia ingin menghabisi nyawa keduanya sekarang.

Perasaan yang Arsel rasakan saat ini ketika melihat Karin, persis seperti yang pernah Hima rasakan dulu. Bagaimana Arsel melihat keduanya bermesraan dengan mata telanjangnya mengingatkan tentang Hima yang juga pernah melihat Arsel bermesraan dengan Karin di rumahnya.

"Sialan kau bajingan!" maki Arsel tepat di wajah lelaki pendiri Our!Look yang tak lain dan tak bukan adalah Ferdy.

Our!Look bukan kata yang asing di telinga baik Arsel maupun Karin, agency yang dulunya menaungi Hima, namun yang tak dapat Arsel percaya, kenapa? Kenapa dirinya harus dikhianati dengan rivalnya sendiri?

"Kenapa pilihannya memilih pria lain?" batin Arsel berteriak.

Kini ia merasa kalah satu langkah dari Ferdy, "Cocok sekali kalian!" Arsel bertepuk tangan saat melihat Karin yang kelimpungan dengan penampilannya saat ini.

Arsel menarik tubuh Ferdy kasar ia memberi bogeman mentah yang membuat tubuh Ferdy terhuyung ke belakang. Meskipun begitu Ferdy hanya pasrah dengan perlakuan Arsel.

"Hey, Obrian! I love your future wife, damn! she's so hot!" ucap Ferdy memuji wanita yang masih mematung di tempat.

[Hey Obrian! Aku mencintai calon istrimu, sial! Di sangat seksi!"]

Mendengar ocehan Ferdy membuat Arsel membabi buta, telinganya panas. "Stop your fucking mouth, Stupid!"

Kewarasan Arsel entah meluap ke mana, pria itu menghajar Ferdy hingga membuatnya hampir mati, sebelum Karin melemparkan vas tepat di kepala bagian belakang Arsel.

Pyar!!!

Vas kaca itu pecah menjadi serpihan kecil setelah menghantam lantai.

Tangis bayi laki-laki yang berada di dalam baby crib mengisi ruangan. Nampaknya bayi itu terbangun karena kekacauan yang dibuat oleh Mama dan Papanya sendiri.

Pelakor SosialitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang