Happy Reading!!!
.
.
.Dari lobby terlihat seorang wanita berjalan tergesa, wanita itu nampak muram saat dilarang masuk oleh resepsionis karena ingin bertemu Arsel padahal belum memiliki janji.
Semakin wanita itu berbicara lantang bahwasanya ia adalah calon ibu dari anak Arsel. Semakin yakin pula petugas resepsionis menyatakan dirinya gila. Sudah jelas siapa yang menjadi istri bosnya kalau bukan Himameswari lantas siapa lagi? Mengaku-ngaku tengah hamil anak seorang Marselino, heh?
"Kamu mau dipecat? Kamu tidak tau siapa saya!" bentak Karin.
Sang resepsionis yang bername tag Rubia hanya menggeleng kesal. Sedari tadi ia terus diajak adu mulut oleh wanita yang mengaku-ngaku calon mantu dari keluarga Obrian. Karena kegaduhan yang tercipta membuat atensi Gio yang baru saja menginjakkan kaki di lantai dasar tertuju pada Karin. Segera Gio mengahampiri dan menarik paksa Karin menjauh dari ruang publik.
"Kamu apa-apaan sih?"
"Kamu yang apa-apaan! Kenapa ditarik sih! Gagal kan jambak rambut resepsionis gila itu!"
Gio mendecih kesal. Tidak menyangka bahwa Karin akan berbuat senekat ini.
"To the ponit aja, kamu ke sini mau apa?" tanya Gio.
Karin memasang wajah tak suka, ia mentap sungkan lelaki dengan balutan kemeja putih di depannya.
"Arsel di mana?" tanya Karin.
"Setelah dari rumah sakit pagi tadi, Arsel langsung ke Gianyar, ada kendala pembangunan proyek di sana."
"Rumah sakit?"
Gio mengangguk.
"Siapa?" tanya Karin binggung.
"Nyonya Hima." Gio menggulung lengan kemeja hingga siku. Menoleh sekilas pada arloji yang melinggkar di tangan kirinya kemudan menatap kesal Karin. Ia sedang di kejar waktu sekarang, namun wanita di hadapannya kini malah membuang-buang waktunya.
"Kenapa dia? Serangan jantung? Gagar otak? Hei?"
"Jangan ngawur! Kamu tidak ada urusan dengan ini, lebih baik sekarang kamu keluar," titah Gio.
"Aku mau keluar setelah kamu menceritakan apa yang dialami oleh Hima! Kenapa bisa ia masuk rumah sakit?"
"Aghrr ... mau kamu apa sih! Nyonya Hima hamil, puas?! Bersiaplah untuk kehidupanmu setelah ini atau kamu mau menjadi simpananku? Ini penawaran. Pikir dulu jika seandainya kamu didepak oleh Arsel."
"Gio ish dasar! Oh ya boleh minta sesuatu?" Karin mengerlingkan mata kirinya.
"Apa?" Gio kini jengah sendiri. Rasanya ia ingin menyeret Karin keluar sebelum ia mengingat bahwa Karin tengah mengandung.
"Lokasi Arsel menginap."
Gio berdecak kesal, karena tidak mau waktunya sia-sia karena hal yang tidak berfaedah ini. Alhasil Gio memberikan catatan kecil yang berisi di mana Arsel menginap juga agenda yang dilakukan.
Karin tersenyum puas menerima catatan tersebut. Gio bahkan dapat melihat senyuman devil dari wajah cantiknya.
"Good job Gio! Semoga setelah ini Arsel menaikkan gajimu," ucap Karin sebelum melangkah pergi dari gedung berlantai 27 itu.
"Sayonara ... setelah ini aku pastikan aku adalah Nyonya Obrian." Karin menyeringai.
Sederet ide muncul dengan jelas di kepala. Karin yakin setelah ini ia berada satu langkah lebih maju dari Hima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakor Sosialita
RomansaHima seorang model kenamaan harus menelan pil pahit kala ia mengetahui jika sang suami Arsel masih berhubungan dengan pacarnya, Karin. Haruskah Hima bertahan? Atau melepaskan cinta pertamanya? Cerita ini adalah tentang hati yang harus memilih antara...