Happy Reading!!!
.
.
.Buagh!!!
Satu kepalan Hamis tepat mengenai rahang Arsel.
Buagh!!!
Perut kini menjadi sasaran berikutnya, tubuh Arsel terhuyung ke belakang karena tak siap mendapat serangan dadakan.
"Kenapa kamu berani menyakiti adikku brengsek! Kenapa kamu menghianatinya! Apa salahnya! Apa kamu pikir karena Adikku sangat mencintaimu sehingga kamu dengan entengnya menduakan dia karena ia bisa mentolerir kesalahanmu ... mengatasnamakan cinta! Huh!"
Kakak mana yang bisa tinggal diam melihat adiknya merasakan lara? Sudah cukup bagi Hamis akan kesedihan yang menimpa adiknya, ia tahu sendiri Hima, keduanya hidup tanpa kasih sayang orang tua tanpa asuhan dari orang yang sering disebut dengan nama Papa Mama.
Mengejar study di kota orang bukan maksud hati ingin menambah kesedihan sang adik, hanya saja Hamis remaja terlalu takut jika sang Adik melihatnya hancur dan akan ikut lebur.
Meskipun begitu Hamis selalu mengikuti kabar sang adik, sebagaimana saat Hima depresi dan harus menjalani terapi di Singapura. Hamis pikir rasa sakit Hima berakhir setelah dokter menyatakan sembuh, namun kabar tak mengenakan kembali berhembus di telinganya saat adik perempuan satu-satunya itu mengenal arti cinta. Hamis sangat tidak mengerti jalan pikiran Hima, ia tidak paham ... kadang Hamis berpikir apakah seorang perempuan jika jatuh cinta pada seorang lelaki maka ia juga akan memberikan segalanya yang sangat bertolak dengan logika?
Selama ini Hamis menyadari sesuatu, bagaimana Mama dan adik perempuannya yang hancur karena mengenal cinta. Sampai saat ini jika ada yang bertanya mengapa Hamis belum memiliki pasangan meskipun usianya telah matang maka jawabannya ada pada Ibu dan adik perempuannya. Hamis melihat sendiri bagaimana ibunya terpuruk, setiap hari pertengakaran kedua orang tua seakan menjadi sarapan dan makan malam, sekarang Hamis dihadapkan kembali oleh sang Adik yang memiliki nasib tak jauh beda dengan sang Ibu. Bagaimana Hamis harus percaya lagi kepada sebuah komitmen jika pada akhirnya harus saling menerima lara dan terluka?
"Dia yang tidak ada waktu untukku!" teriak Arsel, Hamis memejamkan kedua matanya tangannya terkepal kuat tatapan mata membunuh dari Hamis masih tak membuat nyali Arsel menciut, pria itu memperlihatkan muka baik-baik saja lebih tepatnya memaksakan senyuman meskipun ia yakin rahangnya tak berada di posisi semula. Nayatanya Arsel memang begitu pecundang untuk nilai ukur sebagai seorang lelaki. Dia yang membuat anak orang jatuh cinta namun ia juga yang mematahkan hatinya.
Buagh!!!
"INI UNTUK KAMU YANG MEMBUAT HIMA MENANGIS!"
BUAGH!!!
"INI UNTUK PENGHIANTANMU!!!"
BUAGH!!!
"Dan ini dariku!"
Pria paruh baya yang berdiri tak jauh dari keduanya hanya bisa menonton pertunjukkan yang dimainkan sang putra dengan menantu.
Jujur bagaimanapun sikapnya kepada Hima, Hima tetap putrinya yang jika mana ada yang menyakitinya maka hatinya juga ikut terluka.
Hima dan Hamis tetap menjadi anaknya dengan Hime, meskipun keduanya telah resmi berpisah lama, dan Hime kini telah menjadi mantan istrinya, namun ... tidak ada namanya mantan anak bukan? Hamis dan Hima adakah bukti cinta antara Aresrio dan Hime.
"Aku kadang bingung kenapa Tuhan selalu menyakiti Adikku dengan sekenario-Nya, apakah tidak ada lagi satu halaman saja kebahagiaan untuk Hima, aku sangat menyesal Tuhan mempertemukan kalian!"
![](https://img.wattpad.com/cover/229784254-288-k918553.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakor Sosialita
RomanceHima seorang model kenamaan harus menelan pil pahit kala ia mengetahui jika sang suami Arsel masih berhubungan dengan pacarnya, Karin. Haruskah Hima bertahan? Atau melepaskan cinta pertamanya? Cerita ini adalah tentang hati yang harus memilih antara...