Sweet Couple

12.8K 737 10
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.

Lagu kebangsaan mendunia, Himameswari torehkan prestasi.

The next Kartini, Himameswari perempuan cantik berjiwa sosial tinggi.

Bangun pendidikan di pelosok negeri, Himameswari bak pelita di malam hari.

Cantik paras, juga cantik pemikiran. Inilah 10 potret Himameswari dengan baju daerah.

Hastag #Hima_gotointernational tranding.

Paras ayu perempuan muda dengan segudang prestasi.

Moment Himameswari ditunjuk sebagai duta motivasi masa kini.

Headline pagi ini membuat Arsel tak hentinya menyungingkan senyuman. Tak bisa dipungkiri ia bangga memiliki Hima iaa terus menscrool berita yang sedang hangat dibicarakan publik.

Hadiri London Fashion week. Himameswari pamerkan rancangan busana dengan menonjolkan nilai budaya.

Lagi-lagi dirinya juga  dibuat takjub oleh kepiawaian Hima dalam dunia modelling dan fashion.

Arsel mengalihkan pandangnnya kini Hima telah duduk berhadapan dengan dua cangkir teh yang masih mengepulkan asap.

"Diminum Sel," titah Hima mempersilakan.

"Makasih." Arsel mengambil cangkir yang Hima sodorkan menyesapnya sedikit demi sedikit.

Hima mengangguk pelan. Menyapukan pandangannya pada gawai Arsel yang menampilkan potret dirinya dengan pakaian adat daerah. Arsel mengikuti arah pandang Hima, ia tersenyum simpul.

"Kamu cantik sekali Hima," puji Arsel tulus. Sedangkan Hima sendiri sedari tadi memainkan kedua jemarinya di pangkuan ia gugup, Terlebih Arsel menatapnya dengan pandangan mendamba.

Hima hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan ia menundukkan kepala.

"Malam nanti kamu akan datang ke acara penghargaan itu?" tanya Arsel basa-basi, padahal tanpa Hima jawab pun seharusnya Arsel tau Arsel hanya ingin mengkode jika dirinya ingin ikut menemani karena biasanya Hima selalu bersama Wahyu, sedangkan Arsel ia sibuk dengan dunia bisnis yang digelutinya.

"Iya," lirih Hima.

"Apa Wahyu tidak lelah ya selalu mengikutimu apa kamu tidak kasian dengannya, Hima. Jika Wahyu terus-terusan bekerja untukmu?"

Hima berdehem. Ia sungguh tidak paham arah pembicaraan Arsel yang tiba-tiba membahas tentang Wahyu.

"Maksudku ... nanti malam kamu akan pergi dengannya?" tanya Arsel.

Hima menatap sekilas pria dengan garis wajah keturunan benua biru itu dalam beberapa detik netra keduanya saling bersinggungan.

"Dengan siapa?" tanya Hima memastikan.

"Wahyu?"

Hima mengangguk memang benar jika nanti malam ia akan menghadiri dengan Wahyu, asistennya. Lagi pula dengan siapa lagi kalau bukan Wahyu?

Arsel menggaruk tengkuknya. Jika dipikir-pikir ini bukan Arsel sama sekali Arsel yang biasanya selalu to the point entah meluap kemana. Sekarang hanya Arsel dengan basa-basi yang menginginkan Hima mengajaknya bukan mengajak Wahyu.

Arsel ingin sekali menghabiskan waktu bersama Hima namun tuntutan pekerjaan selalu menjadi alasan utama. Eh bukan, bukan hanya pekerjaan melainkan juga Karin.

"Kalau aku gimana?" Arsel menawarkan diri. Baru kali ini Arsel takut jika Hima menolak ia takut akan kecewa jika kata penolakan yang ia terima.

"Ya nggak papa kalau mau ikut," timpal Hima.

Pelakor SosialitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang