Mohon maaf untuk tidak copy paste! Hargai sesama penulis!
Assalamualaikum, baca yuk lanjutannya cerita ini. Kepoin terus ya, kalau perlu simpan di perpustakaan. Jangan lupa vote serta komennya jangan lupa.
Maaf kalau cerita aku jauh dari kata sempurna, tapi aku harap kalian semua suka akan alur serta konfliknya yang ringan ...sampai jumpa di cerita berikutnya. Salam sayang😍
Mereka berdua selesai berbelanja, kini Roki dan Erina telah berada di dalam mobil.
"Mas, aku laper," ujar Erina cengengesan. Roki tergelak, bukankah Erina sudah makan tadi? Sekarang lapar lagi? Terbuat dari apa perut istrinya ini, apakah terbuat dari karet yang elastis? Sehingga bisa menampung banyak makanan di dalamnya? Sungguh heran. Pikir Roki menatap Erina dengan ekpresi yang sulit di artikan.
"Mas....laper!" Erina mengeratkan giginya karena gemas dengan ekpresi biasa suaminya.
"Ayo! Mau beli apa?" tanya Roki melirik ke arah Erina sekilas.
"Aku mau beli martabak telor, sama bakso Mang jajang," ujar Erina.
Roki mengernyitkan dahi, siapa lagi itu Mang jajang?
"Mang jajang itu akang bakso yang jualan di samping rumah," ucap Erina seperti paham akan pertanyaan di benak Roki.
Roki segera tancap gas, mencari penjual martabak telor sesuai permintaan istrinya itu, akhirnya Roki selesai membeli martabak telor yang di minta Erina. Mereka segera pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah. Erina segera turun dari mobil,begitu pun Roki yang mengikuti langkah istrinya.
Erina segera menaruh belanjaannya di atas meja ruang tamu, Danu yang saat itu berada di ruang tamu memperhatikan kresek hitam agak besar itu.
"Apa itu?" tanya Danu menatap Erina.
"Oleh-oleh pah dari mas Roki. Di makan ya," sahut Erina.
"Ya ampun nak Roki kenapa harus repot-repot beli yang beginian sih?" tanya Dania keluar menuju ruang tamu.
"Gak apa-apa kok ma," sahut Roki
"Waduh! banyak banget lagi," ujar Dania, seraya tangannya menjelajah ke dalam plastik kresek yang berisi belanjaan menantu dan anaknya.
"Ma, Erina dan mas Roki pergi keluar dulu ya," pamit Erina.
"Mau kemana nak?" tanya Danu.
"Mau beli bakso di Mang Jajang ma," sahut Erina. Dania melotot, bukankah tadi Erina sudah makan ya?
"Lapar lagi," imbuh Erina menarik tangan suaminya. Danu dan Dania hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.
Erina keluar rumah di ikuti suaminya, Erina bergegas menuju warung Mang Jajang yang lokasinya di samping rumah. Setelah sampai, mereka berdua duduk di kursi berbentuk persegi panjang yang terbuat dari kayu.
"Mang, bakso dua ya, yang biasanya," ujar Erina, Roki menatap heran istrinya, seperti sering beli bakso di sini ya. Pikirnya.
"Siap neng," sahut Mang Jajang. MangJajang segera meracik bakso pesanan Erina, karena sudah hafal kesukaan pelanggan sekaligus tetangganya ini. Mang Jajang pun tidak bertanya. Setelah selesai, Mang jajang menaruh dua mangkok bakso ke meja Erina dan Roki.
"Makasih Mang," ujar Erina. Roki mengernyit, heran melihat dua mngkok tersaji di hadapan istrinya.
"Ini bukan aku doang kok yang makan, ini untuk kamu," Erina segera memindahkan mangkok bakso yang satunya ke meja Roki.
"Aku masih kenyang," Roki menolak.
"Ish! Makan bakso gak bikin kenyang kok, coba di makan, enak banget," ujar Erina menyendok bakso ke mulutnya menggunakan sendok setelah mengucapkan bismillah.
Roki terlihat ragu, namun karena penasaran dengan perkataan istrinya itu. Akhirnya Roki menyendok bakso di mangkoknya ke mulutnya sendiri. Roki di buat melongo, ternyata benar. Bakso langganan istrinya benar-benar enak rasanya. Kuahnya banyak, baksonya begitu gurih, tidak terlalu kenyal di mulut dan juga terdapat potongan bawang daun yang melimpah. Juga aneka topping pilihan yang membuat bakso yang di makannya terasa begitu nikmat dan lezat tentunya.
(Jadi diceritanya nih, Roki makan bakso yang paling ter enak menurutnya)"Gimana? Enak?" tanya Erina melirik suaminya.
"Iya, enak bener," sahut Roki. Menyendok lagi dan lagi sampai bakso di mangkoknya tandas tak bersisa.
Erina tergelak melihat tingkah Roki, tadi saja sok gak mau makan dengan alasan kenyang. Setelah tahu rasanya, malah menyendok baksonya berulang kali. Pikir Erina. Dasar.
"Alhamdulillah," ujar Roki menyereput es teh di depannya.
"Hmm, bilangnya udah kenyang. Tapi malah di habiskan," Erina mencibir, lalu tertawa renyah.
Roki diam tak berkomentar dengan perkaataan Erina. Meladeni istri labilnya itu sama saja mencari masalah.
"Mang, nih uangnya ya," Erina berdiri menghampiri Mang Jajang di ikuti Roki yang segera keluar.
Erina dan Roki tengah berjalan santai menuju rumah. Dalam beberapa menit, mereka sampai di rumah.
"Assalamualaikum," ucap Roki sebelum memasuki rumah.
"Waalaikumsalam," sahut Dania dan Danu hampir bersamaan.
"Ma, di dalam situ ada martabak telor. Di makan ya," tunjuk Erina ke kresek hitam belanjaan tadi.
"Ya ampun mama gak tahu," Dania segera menjelajah lagi, mencari martabak telor yang di bungkus kardus kotak putih. Setelah menemukannya, ia segera meraih kotak kardus yang berisi martabak di dalamnya lalu segera membukanya.
"Ayo nak Roki, Erina, papa ayo makan. Bismillahirrahmanirrahim" Dania mencomot martabak telur lalu di masukkan ke mulutnya
Danu segera menaruh ponsel di tangannya, lalu segera mencomot juga martabak telur di atas meja, lalu di masukkan ke mulutnya. Erina dan Roki hanya menatap Danu dan Dania, perut mereka sudah kenyang. Jadi, baik Erina dan Roki memutuskan untuk beristirahat di dalam kamarnya saja.
TBC
Dipublikasikan pada tanggal 8 Februari 2021
@tansah.elingdd97
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Erina (Complete)
RandomSlow update! Cerita ini akan direvisi!!!! Bagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri! Warnin...