Mohon untuk tidak mengcopy paste isi sebagian atau seluruhnya dari cerita ini! Hargai sesama penulis!
Assalamualaikum semua, maaf telat update....jujur aku belum nemu ide yg pas buat lanjut cerita ini. Aku harap kalian suka ya, jangan lupa beri tanda bintang dan juga komentar sebanyak-banyaknya ya guys. Mohon maaf kalau cerita yang aku buat ini masih ada kekurangan, kalau sudah tamat pasti akan aku revisi kok. Untuk sekarang aku lagi fokus buat lanjutinnnya aja.
Jam menunjukkan pukul empat sore, Erina dan Roki bersiap-siap ke rumah Dita, kakak sulung Roki yang tengah mengadakan tasyakuran dirumahnya. Setiap tahun, ketika bertambahnya usia Rasya, Dita selaku orangtua selalu mengadakan tasyakuran kecil-kecilan untuk merayakan bertambahnya usia Rasya. Keluarga Roki memang dikenal agamis, mereka memang tak mengadakan pesta mewah. Karena akan terkesan membuang-buang uang. Mengundang anak yatim dan memberi santunan kepada mereka yang membutuhkan itu menjadi prioritas. Meskipun mereka berasal dari keluarga terhormat, tak lantas membuat mereka berfoya-foya dan menghamburkan uang seenaknya saja.
Mereka berdua melangkah keluar dengan pakaian Erina yang tentunya memakai gamis longgar berwarna maroon dan Roki yang mengenakan baju koko serta peci hitam. Untuk bawahan Roki memakai celana kain hitam sederhana, serta sandal sederhana kulit berwarna coklat.
"Mas jangan ngebut ya," ujar Erina. Roki hanya mengangguk. Mereka sudah menaiki sepeda motor. Erina memilih membonceng dibelakang dengan posisi miring karena memakai gamis. Roki mencolokkan kunci dan menghidupkan mesin sepeda motor. Setelah itu melajukannya secara perlahan, sepeda motor keluar dari gerbang dan mengarah ke jalan raya.
"Jalannya jangan lambat dong mas, entar kita telat" cicit Erina, ia takut rupanya terlambat datang ke acara tasyakuran Rasya karena melihat Roki yang melajukan sepeda motornya sangat pelan. Roki menyeringai, ia memang tak menjawab gerutuan Erina kepadanya. Namun dengan pasti Roki menambah kecepatan. Erina yang berada dibelakangnya sampai dibuat was-was takut terjatuh.
"Mas! Gak ngebut juga kali! Aku takut jatuh!" Erina mencubit pelan perut suaminya.
"Pegangan dong kalau takut jatuh!" ucap Roki nyengir. Erina dengan terpaksa memeluk perut suaminya, dalam hati ia berdoa supaya diberi keselamatan.
Jangan tanya tentang bagaimana kehebatan Roki mengendari kendaraan roda dua, sudah kebiasaannya dulu ia pernah kebut-kebutan, tawuran, bolos sekolah dll. Tapi, meskipun begitu Roki tidak pernah main perempuan. Apalagi merusak diri perempuan yang dikenalnya, kenakalannya juga seperti kenakalan remaja lainnya.
Akhirnya mereka sampai didepan rumah klasik berwarna cream. Roki segera memarkirkan sepeda motornya dihalaman depan, Roki melepas helm dikepalanya dan menggantinya dengan peci, sementara Erina membuka helm dikepalanya dan segera turun dari boncengan.
Suasana dirumah Dita nampak ramai, begitu banyak yang hadir dalam acara tasyakuran. Erina mengedarkan pandangan, dan menemukan Rani yang tampak cantik memakai hijab pink dan gamis longgar. Perempuan setengah baya itu tengah sibuk menemani Dita dan Jamilah untuk menerima tamu yang datang. Erina dengan perlahan mendekat dan menghampiri Rani, Dita, dan Jamilah.
"Assalamualaikum," suara lembut Erina menyadarkan Rani, Dita, dan Jamilah yang tengah sibuk menerima tamu.
"Waalaikumsalam," jawab Rani, Dita, dan Jamilah serempak.
"Loh? Suamimu mana Er?" tanya Dita memulai percakapan, tatapannya mengedar mencari sosok Roki diantara kerumunan orang. Karena begitu banyak orang datang, sampai Dita begitu kesulitan menemukan Roki diantara beberapa orang.
"Lagi disana mbak!" tunjuk Erina tepat ketika Roki tengah berdiri didepan halaman.
"Oalah, kirain gak datang tuh anak!" sahut Dita mempersilahkan Erina memasuki rumah terlebih dahulu. Dita dan Rani segera melangkah memasuki rumah Dita, mereka bertiga segera menyiapkan segala keperluan komsumsi bagi mereka yang ikut memeriahkan acara tasyakuran Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Erina (Complete)
RandomSlow update! Cerita ini akan direvisi!!!! Bagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri! Warnin...