33

81 6 0
                                    

Mohon untuk tidak copy paste cerita ini dengan alasan apapun! Hargai sesama penulis!

Mohon untuk tidak copy paste cerita ini dengan alasan apapun! Hargai sesama penulis!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya hari itu tiba, setelah dua bulan persiapan pernikahan Radit dan Sahira. Tepat hari ini dihotel bintang lima, pernikahan Radit dan Sahira digelar dengan begitu mewah. Banyak tamu berdatangan, mereka semua tentunya dari kalangan atas. Banyak kolega bisnis pak Warno yang datang, serta kerabat keluarga Radit yang ikut meramaikan suasana pesta pernikahan.

Sahira tampak memukau sehingga tamu yang hadir dibuat terkagum. Sahira dirias menggunakan make up flawless dan gaun yang indah, sementara Radit memakai jas dengan warna senada dengan gaun Sahira, sangat terlihat gagah dan tampan.

Mereka berdua berdiri dipelaminan dengan senyum bahagia karena cukup puas dengan konsep yang mereka inginkan. Untuk mengadakan pesta pernikahan mewah seperti ini tentu tidak menelan biaya yang sangat murah. Radit sudah menyewa pihak WO terpercaya untuk menangani acara pernikahaannya.

Para tamu undangan dibuat terpesona dengan lampu kristal yang menjuntai diatas langit gedung, juga bunga-bunga disamping kuade. Untuk hidangan, Sahira dan Radit sepakat dengan konsep prasmanan, sehingga para tamu bebas mengambil makanan dan minuman yang diinginkan.

Acara demi acara berjalan sangat lancar, kini para tamu mulai bergiliran untuk menyalami sepasang pengantin yang hari ini seperti raja dan ratu.

Erina dan Roki berjalan  menghampiri sepasang pengantin baru yang berdiri diatas mimbar.

"Selamat ya, semoga langgeng," ujar Roki bersalaman dan tos menggunakan tangan disertai senyuman tulus sebagai seorang teman.

"Thanks doanya bro, makasih udah hadir," balas Radit ramah.

"sip," balas Roki.

-
-
-

Roki berjalan menuju ke dalam rumahnya. Setelah menghadiri pesta pernikahan Radit, Erina dan Roki sepakat untuk pulang terlebih dahulu.

Roki menoleh sebentar  ke arah istrinya lantas sibuk kembali membuka kunci.

Roki yang lebih dulu masuk rumah memilih mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu.

"Laper, kamu masak gak?" Roki melirik Erina yang berdiri disamping sofa.

"Ada, mas mau makan apa emangnya?" tanya Erina menolehkan kepala melihat Roki yang menyandarkan punggungnya ke badan sofa.

"Mau makan kamu," singkat Roki yang membuat Erina melotot dan reflek melempar bantal sofa mengenai dirinya.

"Dasar mesum, otakmu perlu dicuci mas!" Sungut Erina.

"Ya udah kalau gak laper, mending aku tidur aja," Erina hendak pergi ketika dengan cepat tangan Roki mencegahnya hingga Erina duduk tepat dipangkuannya.

"Mas!" pekik Erina melotot yang malah membuat Roki tertawa lebar.

Erina bergerak pindah, Itu tak lepas dari pengamatan Roki.

"Ck," Roki berdecak, bibirnya mencebik kesal menatap Erina dengan memicingkan mata.

"Apa?" Erina memutar sedikit tubuhnya menghadap ke arah Roki.

"Gpp, aku laper nih! Kamu masak apa?" Roki menggaruk alisnya yang sebenarnya tak gatal.

"Aku masak ayam kecap sambal terasi. Bentar ya aku ambil dulu," Erina hendak bangkit berdiri ketika dengan cepat tangan Roki menahannya. Erina memutar pandangannya dengan heran.

"Ada apa mas?"

"Main yuk!" ajak Roki mengerlingkan mata yang langsung dapat pelototan mata dari sang istri.

"Dasar! Mesum!" Erina reflek menjewer telinga Roki dengan gemas.

"Aw! Ampun! Iya...iya udah sana! Ambilin aku makanan," ujar Roki pura-pura mengaduh kesakitan agar Erina berhenti dari aksinya.

Erina menahan tawa melihat ekspresi suaminya, dengan elegan Erina melangkah menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang diinginkan suaminya.

Setelah makan Roki duduk santai dibalkon kamar, memperhatikan pemandangan malam yang tampak indah. Dimana bintang yang bertaburan dilangit, tatapannya menatap Erina yang bersandar dibahunya. Mereka berdua tampak menikmati moment kebersamaan sebagai sepasang suami istri.

"Mas,"

Roki menoleh, tatapannya langsung tertuju menatap wajah cantik Erina.

"Aku berharap rumah tangga kita tetap begini, harmonis dan akur. Kalau ada masalah usahain diselesaikan dengan kepala dingin, jangan gegabah. Kalau ada omongan buruk tentang aku jangan langsung percaya ya mas," Erina mengeratkan gengaman tangannya ke tangan Roki.

Roki tersenyum dan mencium puncak kepala istrinya dengan sayang.

"Pasti, aku akan lebih percaya sama kamu dong sayang. Kamu kan istriku," ujar Roki terdengar merayu.

"Tumben ngomong sayang," Erina cemberut. Roki nyengir menatap wajah Erina.

-
-
-

Erina menggeliat, tatapannya langsung tertuju ke jam didinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Erina terlonjak, membuka selimut dengan tergesa.

"Astaughfirullah, kesiangan!" Jerit Erina heboh. Roki perlahan membuka matanya, melirik Erina yang terburu-buru membuka pintu. Roki membetulkan letak sarung yang dipakainya, lantas menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Roki keluar kamar, dengan perlahan kakinya menuruni tangga dan melihat istrinya yang tampak sibuk memasak.

"Ini gara-gara kamu mas! Aku bangun kesiangan, gak sempet masak, gak sempet mandi!" omel Erina langsung ketika melihat kemunculan suaminya. Roki terkekeh mendengar omelan istrinya. Gara-gara semalem suaminya minta jatah berkali-kali hingga membuat Erina kelelahan dan bangun kesiangan akibat ulah lelaki itu.

"Ya elah, cuma gitu doang marah-marah," Roki merangkul istrinya yang malah ditepis Erina. Wajah garang Erina yang memarahinya membuat Roki ingin tertawa, namun karena takut membuat istrinya semakin marah maka Roki lebih memilih mengalah.

"Kalau cemberut gitu kamu mirip ikan nemo (serial kartun ikan) tau!" ledek Roki melihat Erina yang tengah memotong tahu. Erina semakin manyun karena mendengar ledekan suaminya.

"Lucu ya kalau istriku lagi marah," Roki mencubit pipi istrinya dengan gemas.

"Udah deh mas, jangan ganggu! Aku lagi masak!" Erina merasa risih karena lagi dan lagi Roki menjahilinya dengan memencet hidung mancungnya.

"Gemes sama hidungnya,"Roki menariknya dengan cukup keras, hingga hidung Erina memerah.

"Mas!" jerit Erina karena suaminya tak berhenti berbuat usil.

Karena terlanjur kesal Erina menggeplak lengan suaminya. Roki yang melihatnya hanya terkekeh.

"Galak amat istriku," ujar Roki nyengir, memperlihatkan gigi putihnya.

Tbc
Gimana? Kurang dapet gak feelnya? Kalau kurang aku revisi kapan-kapan ya? Maaf aku jarang update, sibuk soalnya. Aku harap kalian suka ya.

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang