JUE part 14

244 18 0
                                    

Mohon untuk tidak Copy Paste! Hargai sesama penulis!

Harap tinggalkan jejak dengan memberi vote serta komentar ya.

Di dalam kamar, lagi dan lagi ide jahil Erina muncul secara tiba-tiba di dalam otaknya yang cemerlang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kamar, lagi dan lagi ide jahil Erina muncul secara tiba-tiba di dalam otaknya yang cemerlang. Rupanya, Erina belum puas rasanya mengerjai suaminya.

Erina segera berganti pakaian gamisnya, ia kali ini ingin menggunakan pakaian crop top berwarna cream untuk pakaian atasnya yang memperlihatkan perut mulusnya. Untuk celana, Erina sengaja memakai celana ketat sesuai bentuk tubuhnya berwarna hitam.

Karena mereka hanya berdua di dalam kamar, maka Erina lebih leluasa memakai pakaian seperti ini. Pokoknya rencana ini harus berhasil, Erina begitu penasaran apakah suaminya itu bisa menahan syahwat atau tidak jika melihat penampilannya. Erina segera membuka kerudung yang di pakainya, tangannya dengan lincah menyisir rambut panjangnya.  Lalu membiarkan rambutnya tergerai indah.

Erina tampak berjalan santai menghampiri Roki yang tengah sibuk memainkan ponsel dalam genggaman tangannya.

"Mas," Roki menoleh dan melotot melihat penampilan istrinya itu. Roki berusaha menelan salivanya susah payah. Bagaimana tidak, Erina memamerkan perut mulusnya yang putih mulus dengan potongan atasan yang pendek di bagian perutnya, hingga tampak pusarnya  yang kelihatan.

"Cantik gak?" tanya Erina mengibas-ngibas rambut panjangnya.

"Gak," singkat Roki lalu menoleh ke arah lain. Bisa-bisanya ia  hilang kendali melihat penampilan Erina terus-menerus kalau seperti itu. Pikir Roki.

"Kalau...aku...pakai kayak gini keluar rumah, mas setuju gak?" tanya Erina menahan tawa melihat ekpresi suaminya.

"Gak boleh," sahut Roki, Roki segera beringsut menuruni ranjang. Erina yang melihat kepergian suaminya tampak terlihat kecewa.

Roki kembali, dengan memegang jilbab instan dan cadar serta pakaian gamis di tangannya.

Roki segera menarik Erina mendekat, lalu memakaikan gamis ke tubuh istrinya dan memakaikan jilbab instan ke kepala istri labilnya itu. Tak lupa juga cadar yang di ikat di atas kepala Erina, sehingga menutupi wajah cantik gadis itu.

"Kalau keluar pakai kayak gini baru boleh," Roki tersenyum jahil melihat penampilan Erina.

Erina mendengus kesal, niat hati ingin mengerjai suaminya. Malah ia yang habis di kerjai.

"Mas, kalau aku pakai cadar di atas kepala kayak gini. Gimana aku ngeliatnya mas, kamu pengen aku kesandung batu pas lagi jalan?!" kesal Erina dengan membuka tali cadar yang menempel di atas kepalanya.

"Hei, gak boleh pakai kayak gitu kalau di luar,"  ujar Roki. " Kalau di liat sama aku gak apa-apa," lanjut  Roki.

"Ini gak boleh di ekspos," tunjuk Roki pada perut Erina. Roki terus menggerutu, menunjuk-nunjuk bagian tubuh mana yang tidak boleh di perlihatkan selain kepada suaminya.

Erina terdiam, di dalam hatinya ia mengutuk suaminya karena balik mengerjainya. Kalau seperti itu Erina pun sudah tahu kalau memang tidak boleh. Lagian siapa juga yang akan memakai pakaian seperti ini ke luar rumah? Erina kan selalu memakai hijab, mana mungkin akan pakai seperti ini? Pikir Erina mengerucutkan bibirnya.

Roki menahan tawa melihat penampilan istrinya yang tampak amburadul.

"Mas, ngetawain aku ya?" Erina mendelik ke arah suaminya yang tengah duduk santai di sisi ranjang.

"Istriku yang cantik, kamu seperti peramal ya? Suka nebak-nebak perasaan orang," ujar Roki sok apatis, padahal kalau boleh ia ingin tertawa keras dengan penampilan Erina kini.

"Mas aku tahu ya, keliatan dari muka kamu tau!" Erina membuka pakaiannya di depan suami jahilnya itu. Roki semakin melotot dan segera mengalihkan pandangannya.

Erina segera berganti baju dengan hati kesal setengah mati, setelah selesai ia segera menaiki ranjang lalu segera tidur membelakangi Roki. Roki hanya mengernyitkan dahi melihat tingkah istri labilnya.

Erina segera menaikkan selimut sampai ke lehernya, membuat Roki tersenyum. Roki semakin getol menggoda.

"Hei," Roki berbisik tepat di telinga Erina. Hembusan nafas Roki mengenai cekuk leher Erina. Posisi mereka terlalu dekat, membuat Erina semakin gugup rasanya.

"Mas, jangan deket-deket!" Erina merajuk, kesal dengan tingkah aneh suaminya. Baik Erina dan Roki sama saja, saling menggoda satu sama lain.

Roki tak mengindahkan perkataan istrinya, bahkan Roki semakin usil, tangannya menowel-nowel telinga istrinya. Erina semakin gerah, ia lantas segera bangkit, menyibak selimutnya dan menatap sebal ke arah suaminya yang terlihat sangat menyebalkan hari ini.

"Mas, aku mau tidur," ujar Erina tanpa menoleh ke arah Roki.

"Gimana ya? Kalau mama sama papa tau kelakuan nakal kamu?!" goda Roki yang membuat Erina melotot dan segera menggeleng pelan.

"Awas! Kalau sampai bilang sama mama dan papa!" ancam Erina yang membuat Roki yang mendengarnya langsung terkekeh.

"Kalau sampai aku bilang.....gimana?" Roki semakin getol menggoda. Kali ini giliran ia yang terlihat senang menggoda istrinya.

"Aku gak akan ampuni kamu mas! Aku akan..ulek-ulek kamu sampai jadi sambel!" Erina memperagakan dengan tangannya mengulek. Roki yang melihatnya menjadi semakin gemas.

"Oh, gitu ya," Roki manggut-manggut seraya tersenyum geli. "Adanya kamu entar yang aku ulek ya!" Roki mendekatkan wajahnya dengan ekpresi yang menurut Erina sangat menyebalkan.

Sejenak Erina terdiam, mencerna perkataan yang keluar dari mulut suaminya. Tanpa sadar ia bergidik ngeri. Roki sangat gemas rasanya melihat ekpresi yang di tampilkan Erina. Reflek tangannya mencubit pipi istrinya itu.

"Udah aku mau tidur, awas jangan ganggu!" Erina tak merespon lagi permasalahan tentang ulekan.

Erina menarik selimut, menutupinya sampai ke leher. Tak berselang lama Erina pun tertidur, Roki melirik ke arah Erina yang tidur dengan posisi membelakanginya, senyum terbit di wajah tampannya.  Roki segera menaruh ponselnya di atas nakas, lalu menarik selimut. Tangannya memeluk pinggang istrinya. Mereka tertidur lelap rupanya, menembus alam bawah sadar. Menikmati alam mimpi, senyum terukir di bibir keduanya. Entah mimpi apa yang tengah mereka alami?.....

TBC

Maaf kalau cerita aku jauh banget dari kata sempurna, aku harap kalian bisa menikmati alurnya. Terima kasih buat yang sudah mampir ya😍

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang