Part 23

197 12 3
                                    

No copy paste! Hargai sesama penulis!

Halo, selamat malam semua🖐lanjut lagi nih cerita. Jangan lupa beri tanda bintang serta komentar yang banyak ya. Terima kasih buat yang sudah mampir.😚

Erina selesai membersihkan diri, ia juga sudah memakai daster rumahan sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erina selesai membersihkan diri, ia juga sudah memakai daster rumahan sederhana.

Ia lalu melangkah menuju meja rias, lantas menempatkan bokongnya pada kursi. Ia pun membubuhkan bedak tipis di wajah cantiknya. Tak lupa juga lipstik warna peach di bibirnya.

Pintu dibuka, nampak Roki yang berjalan masuk. Netranya melirik wajah istrinya yang tampak selalu cantik dimatanya.

"Ehm," Roki berdehem, mencoba mencairkan suasana. Karena Erina tampak sibuk dengan aktivitasnya sendiri tanpa menyadari kehadirannya.

"Cuek banget sih, istriku," ujar Roki mencoba tersenyum. Namun semenit kemudian berubah serius karena ucapannya tak direspon.

Roki akhirnya membelakangi Erina, laki-laki tampan itu meraih guling lalu dipeluknya Erat.

Erina melirik sebentar lantas mengulum senyum. "Dasar ngambekan," batinnya.

Kini Erina selesai memakai jilbab, perlahan Erina mendekat ke arah Roki yang tampaknya telah tertidur lelap. Tangannya tanpa sadar mengelus-ngelus punggung suaminya, ada rasa hangat menjalar disana, rasa sejuk, nyaman dan damai. Yang pasti Erina merasa ia telah jatuh cinta dengan laki-laki yang telah berparas rupawan ini.

"Aku gak tahu sejak kapan rasa ini ada untukmu, aku harap kamu merasakan hal yang sama denganku. Aku hanya tidak ingin sakit hati dengan mencintaimu sendirian," gumam Erina menatap lekat ke arah Roki. Ucapan Erina terdengar pelan namun di dengar oleh Roki yang sebenarnya pura-pura tidur.

Roki lantas berbalik menghadap Erina, Erina tampak terkejut.

"Cie....cie...yang udah mulai suka sama aku, hmm...," Roki tergelak, hingga menampikan sederet gigi putihnya dengan tangan menunjuk Erina yang tampak salah tingkah dibuatnya.

"Apaan sih mas, Gr!" kilah Erina cepat.

"Udah deh gak usah bohong, aku dengar kok tadi. Aku kan gak budek, keles," Roki mengatakannya dengan santai, laki-laki itu lantas bangun dari tidurnya dengan ekpresi yang menurut Erina sangat menyebalkan sekali.

"Lebih baik jujur, kalau bohong entar dosa loh," ujarnya cengengesan.

"Mas, kamu ngomong apa sih," Erina tampak terlihat tidak nyaman..

"Aku juga suka kok sama kamu, kalau gak suka ngapain aku nikahin kamu," ujar Roki kemudian, Erina hanya diam tak merespon.

"Kalau cuma suka doang buat apa?! Kalau gak cinta dan sayang, ish!" Erina bermonolog, ia lantas menepuk-nepuk guling disampingnya dengan raut kesal.

"Kamu butuh bukti?" ujar Roki menoleh ke Erina, "Kan aku udah ada buktinya, lihat dong sikap aku sama kamu tadi pagi. Aku aja khawatir banget kamu kenapa-kenapa tau! Sampe aku siapin dikantong saku obat merah antiseptik sama kain kapas. Takut kamu kena duri. Aku gak harus ngomong cinta dan sayang. Karena keduanya memang tidak bisa diucapkan, keduanya hanya dapat dibuktikan saja," ucap Roki, Erina tampak tersipu. Begitu terkesan dengan perkataan dari Roki barusan. Seakan kata-kata yang keluar dari bibirnya penuh magic. Membuatnya terpana.

"Jadi, kita impas ya? Aku suka sama kamu dan kamu juga suka sama aku," Roki mengatakannya dengan santai dan perasaan bahagia, hingga tanpa sadar ia malah mengerling nakal ke arah istrinya. Satu, mengerling lagi, kedua dan sampai keberapa kali.

"Kamu gak sakit mata kan mas?" tanya Erina heran, Roki menghentikan aksinya. Pikirnya, ia akan terlihat tampan dengan menujukkan senyuman serta kerlingan mata di depan istrinya.

"Gak dong, mana ada cowok ganteng sakit mata. Adanya kamu yang sakit mata karena silau melihat kegantengan aku," narsis Roki, Erina tampak menahan tawa mendengarnya.

"Kamu itu narsis banget ya, mas," Erina tampak merapikan jilbabnya lalu melirik Roki dengan memutar bola matanya ke atas.

Roki hanya tersenyum, lebih memilih tak merespon.

Suara dering telepon membuyarkan percakapan keduanya. Roki segera meraih ponselnya di atas nakas, karena suara panggilan terdengar dari ponsel miliknya. Roki menekan logo hijau dan menempelkan ponsel ke telinganya.

"Assalamualaikum," terdengar suara di ujung sana.

"Waalaikum salam," sahut Roki. "Ada apa? Kok tumben nelpon di jam segini?" tanya Roki.

"Bro, bsok di rumah gue ada acara makan malem, loe kerumah ya?! Ajak istri loe juga, sekalian gue mau ngasih undangan pernikahan gue," ujar Radit. Roki tampak manggut-manggut.

"Selamat bro, bakal jadi suami loe,"

"Iya nih, alhamdulillah. Gue bersyukur banget menemukan yang tepat," ujar Radit kemudian.

"Iya, gue doain semoga prosesnya lancar sampai hari H," ujar Roki.

"Amin," sahut Radit tersenyum.

"Jangan lupa dateng ya, gue tunggu," ucap Radit.

"Sip, insyaallah gue dateng kok,"

"Ok bro, udahan dulu ya. Assalamualaikum,"

"Waalaikum salam," Roki menaruh ponselnya kembali ke atas nakas. Lalu beralih ke arah Erina, tatapannya tak lepas memandang Erina dengan intens.

Erina hanya mampu menunduk malu, hatinya berbunga-bunga atas pengakuan Roki tadi, dimana Roki berkata bahwa ia menyukai dirinya.

"Aku boleh gak manggil kamu kucril?" tanya Roki kemudian, Erina tampak bingung dan menatap Roki penuh tanda tanya. "Apa itu kucril?" Pikirnya.

"Kucril itu apa emangnya?" Erina bertanya balik dan menatap Roki dengan tajam.

"Gadisku yang cantik tapi bocil, ha....ha...ha...," Roki tertawa, karena singkatan yang dibuatnya terdengar aneh dan lucu.

"Hmm, emang aku anak kecil apa?!...aku bukan bocil mas!" Erina tampak sewot karena tidak terima dibilang bocil.

"Iya pantes gitu kan, kan kadang kamu manja, usil, kekanakan dan kadang nyebelin, ha...haha....ha," Roki tertawa lagi, dan kali ini lebih keras. Sengaja membuat istrinya jengkel.

"Ya sudah, aku panggil kamu subok," balas Erina tak mau kalah. Roki terdiam dan tampak berpikir. "Apa itu subok?" batin Roki bertanya dalam hati.

"Suami bobrok, ha...ha...ha...," kini giliran Erina yang tertawa seakan meledek suaminya.

Dan kini mereka sama tertawa karena singkatan yang mereka buat terlihat lucu.

TBC

Maaf kalau komedinya agak kurang lucu menurut kalian, tapi aku menulisnya dengan sepenuh hati kok😪kalau pun masih kurang lucu akan aku revisi di lain waktu, fokusku sekarang ya cuma buat lanjutin cerita ini. Kalau revisi mah belakangan ya✌😁

Dipublikasikan pada tanggal 7 juni 2021

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang