No copy paste! Hargai sesama penulis!
Halo my readers, sekarang up lagi nih, jangan lupa vote dan komen yah😉 Terima kasih buat yang sudah mampir dan tetap stay dicerita ini.
Ok cekidotttttt👇Erina selesai membereskan semua barang yang diperlukan ke dalam koper yang akan ia bawa nanti di moment honeymoon, setelah merapikan penampilannya di pantulan cermin, Erina bergegas keluar membawa koper menuju depan rumah. Disana sudah ada Roki yang telah lebih dulu memasuki mobil. Pak Mahmud pun menyeret koper yang di bawa Erina ke dalam bagasi mobil setelah itu langsung duduk di kursi kemudi.
Erina membuka pintu mobil dan menutupnya. Erina lalu duduk di sebelah suaminya. Mobil yang di kendarai pak Mahmud pun segera melaju membelah jalanan kota menuju bandara.
"Mas,"
"Hmm," sahut Roki tanpa menoleh ke sumber suara, ia sibuk memainkan ponsel, sesekali tertawa sendiri. Erina yang melihatnya begitu penasaran dengan apa yang dilihat suaminya itu. Erina mendekat, ia tersenyum dengan apa yang terlihat di ponsel suaminya. Roki terus sibuk mengejar target untuk menang.
(Roki lagi main game nih ceritanya☺)"Ah sial!" Umpatnya kesal memukul kursi di depannya, membuat pak Mahmud terlonjak kaget. Roki tanpa sadar mengalihkan pandangan, seketika Roki gugup dengan kedekatan jarak antara dirinya dan Erina. Hanya lima senti, tapi mampu membuat Roki grogi di buatnya.
"Cantik juga ternyata," batinnya tanpa sadar memuji penampilan istrinya. Namun lagi-lagi ia cepat mengenyahkan perasaan itu, Erina bukan tipe perempuan idamannya. Roki sangat menyukai perempuan yang dewasa dan matang, sedangkan Erina menurutnya masih anak ingusan.
"Heh, ngapain deket-deket!" seru Roki, tangannya mengibas-ngibas menyuruh Erina menjauh. Erina lantas segera menjauh melihat respon Roki yang sepertinya tidak suka padanya. Roki menghembuskan nafas, ia mencoba menetralkan debaran dalam hatinya dengan mengelus dadanya berulang-ulang.
"Huft," Roki mengelap keringat dingin atas kegugupannya. Mengapa tiba- tiba ia berkeringat begini? bahkan ada Ac di dalam mobilnya. Tapi mengapa berdekatan dengan Erina akan menimbulkan hal seperti itu? Batin Roki bertanya pada hatinya. Berdekatan dengan Via saja Roki tak seperti ini, padahal cintanya pada Via amat besar. Debaran ketika dekat dengan Via juga sering ia alami, tapi tak pernah menimbulkan keringat dan rasa gugup yang begitu berlebihan. Ataukah ia mulai jatuh cinta dengan gadis ini? Ia memang cantik, Roki akui itu.
"Lagi dan lagi aku memujinya, ada apa denganmu Roki," batin Roki menggeleng-gelengkan kepalanya.
Erina menatap heran melihat gelengan suaminya.
"Mas, kamu kenapa?" Tanyanya menyentuh lengan kekar suaminya. Roki reflek menoleh, memandangi tangan Erina yang menyentuh lengannya, semakin membuat Roki gugup rasanya.
"Aku tidak apa-apa," elaknya cepat.
"Mas," Panggil Erina, Roki menoleh. Mengerutkan kening, bertanya-tanya apa yang akan dikatakan istrinya itu.
"Mama sama papa gak ikut?" Tanya Erina.
"Ya enggak lah! Ini bulan madu kita. Kita hanya berdua saja," Sahut Roki mulai sibuk lagi dengan ponselnya.
Sangat kentara dari wajah gadis itu. Roki dapat melihat semburat kekecewaan dari wajah cantik gadis di sampingnya.
"Tenang aja kok, walaupun mama papa gak ikut. Masih ada aku, aku bisa jagain kamu kok," ujar Roki menatap wajah istrinya. Perkataan Roki terdengar santai, namun Erina yang mendengarnya jadi salah tingkah karena perkataan suaminya terlihat gentle dimatanya.
Pipi Erina merona mendengar perkataan yang keluar dari mulut suaminya. Refleks ia memeluk Roki. Erat. Jantung Roki seakan mau lompat dari tempatnya dengan aksi spontan Erina.
"Terima kasih ya, mas," ucapnya. Roki menatap gadis yang ada di pelukannya, semerbak bau harum tercium dari tubuh Erina, bahkan dari wangi tersebut Roki bisa menebak, pasti Erina tadi habis keramas dan memakai parfum.
"Ehem! Tolong lepaskan! Aku tidak bisa napas," ujar Roki, Erina tersadar dan melepaskan pelukannya.
"Maaf mas, kelepasan," kata Erina nyengir tak bersalah.
"Huh! bikin jantungan aja," keluh Roki mengelus dadanya berulang kali.
Erina memperhatikan ekpresi suaminya sambil menahan tawa, melihat Roki yang tampak salting akibat perbuatannya.
"Udah dibilang jangan deket-deket malah cari kesempatan. Iya aku tahu aku ganteng, tapi gak usah sok caper!" ceplos Roki minta ditabok. Penyakit narsisnya lagi kumat.
"Halah gitu doang marah, bilang aja mas baper. Iya kan?" todong Erina menunjuk muka suaminya. Tentu saja Roki tidak mau mengakui, bisa malu ia nanti.
"Siapa yang baper! Sok pede banget!" elak Roki menggeser posisi duduknya agar lebih jauh dari Erina.
"Bohong!" Erina sengaja menggoda sambil menoel-noel pipi suaminya dengan gemas.
Roki menjadi semakin salah tingkah. Namun tetap enggan mengakui, tentu saja ia gengsi.
Setelah perjalanan beberapa jam akhirnya mereka telah sampai ke tempat tujuan. Roki menyuruh pak Mahmud membawa kopernya, lantas turun dari mobil di ikuti Erina. Untung saja mereka tak ketinggalan pesawat.
Bersambung☺ tunggu lanjutannya ya. Terima kasih buat yang sudah mampir. Salam sayang dari author😚😍😘
Untuk yang typo langsung komen yah...agar langsung segera direvisi letak kesalahannya. Ok👌☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Erina (Complete)
РазноеSlow update! Cerita ini akan direvisi!!!! Bagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri! Warnin...