Mohon untuk tidak copy paste cerita ini! Hargai sesama penulis!
Double up😝 untuk part selanjutnya menyelesaikan konflik antar tokoh...setelah semua selesai...bakal segera tamat. See you
Hadi menatap Monica sejenak dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Kini mereka sudah sampai didepan gerbang rumah Monica.
"Kamu gak mau pulang?" Monica melirik ke arah Hadi.
"Kamu laper gak?" tanya Hadi tanpa menjawab pertanyaan Monica, laki-laki itu malah mengalihkan topik ke arah lain.
"Laper lah, makanya kamu pulang dulu biar aku makan dulu. Cacing diperut aku udah meronta -ronta nih!" rajuk Monica.
"Ngusir nih ceritanya?" sindir Hadi.
"Gak ngusir sih, cuma aku lagi capek nih! Setelah kejadian tadi tenaga aku terkuras, dan perut aku laper banget," ujar Monica memelas agar Hadi segera pergi dari hadapannya.
"Kamu mau makan apa? Biar aku beliin!" tawar Hadi yang sukses membuat Monica berbinar.
"Serius nih?" tanya Monica dan Hadi segera mengangguk cepat.
"Aku mau beli ayam crispy, pizza, ayam geprek, dan mie ayam," Monica dengan semangat menyebutkan makanan kesukaannya yang sukses membuat Hadi terkejut.
"Laper apa gak makan setahun? Banyak banget yang mau dimakan, bisa entar habisin?" Hadi malah nyerocos dan tak yakin akan porsi makan Monica yang menurutnya banyak, apakah Monica berniat mengerjainya?
"Kayak gak ikhlas," Monica terlihat kecewa dan berniat menutup pintu pagar namun dengan cepat Hadi menghalangi.
"Ok, aku beliin sekarang," Hadi segera melangkah ke dalam mobilnya dan melajukan kendaraannya menjauh dari rumah Monica.
-
-
-Akhirnya setelah susah payah harus keliling kesana kemari untuk mencari makanan yang disukai Monica. Hadi segera membuka pintu mobil dan mengeluarkan beberapa paper bag berisi makanan yang tentunya ia beli tidak disatu tempat, melainkan dibeberapa tempat berbeda. Pria itu berjalan dengan tegap dan segera menekan bel.
Tak lama menunggu, akhirnya perempuan setengah baya membukakan pintu pagar untuknya dan mempersilahkan ia menunggu sebentar diruang tamu.
Hadi mengelap keringat dibagian dahi mulusnya, pria tampan itu tampak lelah. Suara derap langkah kaki mendekat, ia mendongak dan tanpa sengaja melirik ke arah tangga dimana Monica dan pak Warno tengah mendekatinya.
"Siang om," sapa Hadi ramah, namun tentunya dapat sambutan kurang baik dari ayah Monica. Sepertinya pak Warno kurang suka kepadanya, itu terlihat dari tatapan matanya yang tampak tak bersahabat.
"Kamu siapanya Monica?" tanya Pak Warno dingin.
"Saya, pacarnya Monica om," jawab Hadi mantap yang membuat Monica tampak salah tingkah karena Hadi dengan berani mengakui status mereka yang bahkan aslinya tidak jelas. Mana mungkin Monica berpacaran dengan Hadi, sedangkan status Hadi masih belum jelas dan belum benar-benar bercerai dari istrinya.
"Saya harap kamu jauhi Monica sekarang!" pak Warno berkata terus terang.
"Saya tidak bisa menjauhi Monica om, saya masih mencintai anak om," jawab Hadi menunduk,
"Kamu yakin bisa membahagiakan anak saya?" Pak warno menatap lekat lawan bicaranya, membuat Hadi jadi ketar ketir.
"Insyaallah saya akan berusaha om," timpal Hadi cepat meski ia gugup.
"Ya...baiklah. saya memberi kesempatan kepada kamu untuk berhubungan dengan anak saya. Tapi ingat! Jika kamu menyakiti Monica....maka jangan harap saya memberi izin kamu bertemu dengannya," Perkataan pak Warno sungguh diluar dugaan, seperti mendapat angin segar, Hadi tampak tersenyum karena telah mendapat lampu hijau.
"Terima kasih, saya janji saya akan membahagiakan Monica," ucap Hadi dengan tulus, pak warno tampak manggut-manggut.
"Baiklah, om percaya. Tapi kamu harus ingat dengan perkataan om, om tidak main-main dengan perkataan om. Jadi om harap kamu menepati itu," ujar Pak Warno.
"Baik om," singkat Hadi, pak Warno segera pergi dari hadapan Monica dan Hadi.
"Kamu capek?" Monica mendekat ke arah Hadi. Dengan cepat Hadi mengangguk dan segera duduk disofa single.
"Ya ampun, sini aku pijitin," Monica sudah ancang-ancang mau memberi pijatan namun Hadi segera menangkap tangannya.
"Gak usah," Hadi tetap menolak, Monica jadi cemberut karenanya.
"Aku kan jadi gak enak, kamu udah susah payah beliin aku makanan. Aku pijitin...ya?" Monica memaksa, namun Hadi cepat-cepat menggeleng.
"Aku bilang gak usah! Ya...gak usah! Maksa bener!" tegas Hadi tak mau dibantah.
"Kamu laper gak?" lagi dan lagi Monica mencoba perhatian kepada Hadi karena sudah merepotkan laki-laki itu dengan membelikan makanan kesukaannya.
"Iya nih,"
"Ya udah, kamu mau makan yang mana? Tinggal pilih aja," Monica menunjuk beberapa paper bag berisi makanan yang dibeli hadi. Hadi segera membuka kardus yang berisi ayam geprek. Laki-laki itu tampak santai menuangkan sambal cabe ke ayam geprek dan mencampurkannya dengan nasi lalu memakannya tanpa peduli tatapan Monica kepadanya.
"Kenapa ngeliatin aku terus? Terpesona ya?" ucap Hadi santai yang membuat manik mata Monica langsung melotot kepadanya.
"Ish! GR bener!" Monica reflek memukul pelan lengan Hadi. Selanjutnya Monica malah asyik membuka kardus pizza, Hadi melirik sebentar dan tersenyum tipis melihat cara makan Monica yang kelewat rakus.
"Mau?" Monica menyodorkan pizza yang telah digigitnya ke depan wajah Hadi. Hadi menggeleng pelan.
"Cobain! Ini enak bener tau, toppingnya jamur! Coba deh, aaaaa," Bibir Monica ikut menganga, karena tak ingin membuat Monica kecewa Hadi segera melahap pizza ditangan Monica sampai habis, bahkan menjilat jari lentik tangan perempuan cantik itu.
"Ish! Hadi!!!" pekik Monica yang malah membuat Hadi tertawa karenanya.
"Enak," balas Hadi santai yang membuat Monica tambah manyun.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Erina (Complete)
RandomSlow update! Cerita ini akan direvisi!!!! Bagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri! Warnin...