Mohon untuk tidak Copy paste! Hargai sesama penulis!!!!
Halo🤗assalamualaikum semua. Hari ini aku lanjut lagi nih cerita. Untuk mendapatkan notifikasi tentang lanjutan cerita, kalian bisa tambahkan ke perpustakaan. Jangan lupa beri tanda bintang sebagai apresiasi atas karya yang aku tulis ini. Terima kasih buat kalian yang masih tetep stay sampai di part ini. Love you all😍😘
Maaf ya aku telat publishnya, ibukku lagi sakit guys, dan beberapa hari yang lalu harus masuk rumah sakit karena operasi. Aku harap kalian mengerti dan doakan semoga ibukku cepat diberi kesembuhan supaya aku bisa update terus sampai tamat.
Zahira dan Radit berjalan beriringan, mereka berdua tengah menuju lift untuk kembali ke ruangan Radit.
Zahira dan Radit segera memasuki lift, setelah menekan tombol ke ruangan 10 dimana tempat ruangan Radit. Pintu lift tertutup dan bergerak naik ke lantai sepuluh.
Ting
Lift berdenting, pintu lift terbuka. Zahira dan Radit bergegas keluar.
Radit merapikan dasi yang dipakainya, ia terlihat kegerahan. Zahira melihat itu, ia dengan sigap melipat lengan kemeja Radit sampai ke siku, Radit hanya melirik apa yang dilakukan Zahira. Senyum terbit di wajah tampan Radit. Laki-laki itu tampak terkesan dengan sikap tanggap Zahira.
"Aku pulang dulu ya, terima kasih sudah memilihku," Zahira tampak tersipu, ia lantas berjalan kembali ke lift setelah berpamitan kepada Radit. Radit pun melangkah menuju ruangannya.
Ceklek
Radit membuka pintu dan terkejut diruangannya masih terlihat Monica yang duduk santai.
"Kenapa gak pulang?" tanya Radit melirik Monica.
"Katanya aku mau dibelikan oleh-oleh, mana?" tagih Monica menengadahkan tangannya dengan bibir mengerucut dan menatap tajam ke arah Radit. Radit tersenyum tipis menanggapi ocehan adik kesayangannya.
"Tidak ada, maafkan abang ya," ujar Radit menghampiri Monica.
"Yah..abang, terus ngapain abang keluar sama Zahira? Gak ada gunanya banget ya?!jangan-jangan abang sama Zahira melakukan aktivitas yang tertunda tadi ...e....ee...?" Monica tak meneruskan kalimatnya, ia malah sibuk menutup mulutnya. Radit hanya terkekeh dengan jalan pikiran adiknya yang selalu berpikir negatif tentangnya.
"Jangan negatif thinking mulu sama abang," ujar Radit seperti paham apa yang dimaksud Monica.
"Oh, beneran bang?" Monica tampak tak percaya mengingat Radit yang terkesan playboy orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Erina (Complete)
RandomSlow update! Cerita ini akan direvisi!!!! Bagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri! Warnin...