38

139 6 0
                                    

Mohon untuk tidak copy paste!!! Hargai sesama penulis!!!!

Terima kasih yang sudah mampir ke ceritaku ya....jangan lupa Vote dan comment!

Erina mengerjap-ngerjapkan matanya, ketika melihat suaminya memakai handuk yang memperlihatkan ototnya yang kekar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erina mengerjap-ngerjapkan matanya, ketika melihat suaminya memakai handuk yang memperlihatkan ototnya yang kekar. Roki melangkah ke walk in closet, tatapannya menelisik pakaian yang pantas ia akan kenakan malam ini. Akhirnya pilihan Roki jatuh ke atasan kaos lengan pendek berwarna navy dan bawahan jeans dibawah lutut berwarna cream. Erina melirik ke arah Roki, melihat ekpresi suaminya yang tampak serius.

"Mas!" pekik Erina menahan kesal karena melihat suaminya yang begitu santai membuka handuk dipingganggnya. Padahal Erina tengah memusatkan perhatian ke arahnya. Roki langsung terkekeh, ia memutar badannya menghadap Erina.

"Ya elah, kenapa ditutup gitu? Heh, aku pake celana," Roki nyengir melihat Erina yang menutup mata dengan tangannya. Erina mengintip dibalik tangannya, ia lantas membuka matanya dengan ekspresi cemberut.

"Punya suami usil banget," keluh Erina manyun. Roki mendekati Erina dan duduk ditepi ranjang.

"Gemes, istrinya siapa ini?" Roki mencubit dengan gemas hidung Erina.

"Istrinya kamu, lah!" Sahut Erina. Erina mendekat dan melingkarkan tangannya ke lengan suaminya.

"Main yuk!" Roki menaik turunkan alisnya, Erina menoleh dan langsung menutup mata suaminya dengan tangannya.

"Ih mesum!" Erina langsung mengerti sekarang.

"Kenapa sih? Diajak main gak mau!" ujar Roki menyeringai.

"Gak mau ah! Belum sholat isya' capek yang mau mandi lagi," ujar Erina bersungut-sungut.

"Kamu yang ngeres, pikirannya suka kemana-mana. Aku kan ngajak keluar, kita malam ini jalan-jalan dan main ke mall," ujar Roki yang malah membuat Erina tersipu malu karena sudah berprasangka yang tidak-tidak. Erina menggeser jaraknya, lantas berguling-guling menahan malu.

"Ngapain dah guling-guling gitu?" tanya Roki menatap istrinya heran.

"Tau ah! Kamu sih ngomongnya suka ambigu mas, kan aku jadi salah paham," Erina cemberut.

"Emang sengaja," sahut Roki nyengir.

"Dasar suami nyebelin!" Rutuk Erina langsung manyun.

"Biarin!" balas Roki nyengir.

-
-
-

Erina mendorong troli, mencari-cari barang yang akan ia beli. Setelah puas main diwahana sekitar mall tadi. Erina dan Roki menyempatkan diri berbelanja.

"Sudah cukup kayaknya mas,"Erina mendorong troli ke arah kasir diikuti Roki yang berjalan dibelakangnya. Setelah beberapa menit menunggu antrian, kini giliran mereka.

" Tiga juta lima ratus mbak," ujar kasir, Roki segera menyodorkan kartu kreditnya.

Roki segera mengambil belanjaan yang terbungkus plastik dan berjalan keluar diikuti Erina dibelakangnya.

"Terima kasih kunjungannya," Ujar kasir perempuan dengan senyuman ramah.

Erina dan Roki melangkah santai sambil berjalan beriringan.

"Mas, laper. Makan dulu yuk!" Ujar Erina  menunjuk salah satu restoran nusantara tepat disamping mereka berdiri.

"Yuk!" ujar Roki melangkah mengikuti istrinya.

Roki menarik kursi disebelah Erina. Roki menaruh tentengan plastik belanjaan dilantai, tepat dibawahnya. Tatapan matanya melirik istrinya yang tengah memegang buku menu.

"Kayaknya enak deh mas kalau makan nasi padang," ujar Erina fokus menatap buku menu, jari-jari panjangnya menunjuk gambar makanan.

"Terserah kamu, aku ngikut aja," ujar Roki merogoh ponselnya dan selanjutnya sibuk dengan gawainya.

"Mbak," Erina mengkode waitres dengan tangannya. Sang pelayan akhirnya datang menghampirinya.

"Saya pesan dua porsi nasi padang spesial ya mbak," ujar Erina memandang perempuan yang tengah berdiri dihadapannya.

"Baik mbak, ditunggu ya," Waitres itu menunduk hormat sebelum pergi. Sambil menunggu pesanan datang, Erina menyibukkan diri dengan memandang suaminya yang tampak sibuk sekali dengan gawainya.

"Sibuk banget sampe istri dianggurin," sindir Erina tepat sasaran, Roki langsung tersadar dan tersenyum memandang Erina yang tampak manyun.

"Maaf, aku harus ngecek Email tadi," Roki menaruh handphonenya diatas meja, dan meraih tangan istrinya lantas menggenggamnya.

"Alesan aja," Erina mencebikkan bibir, enggan menatap Roki.

"Ya ampun sayang, maaf deh. Gak akan aku lakuin lagi kayak gitu kalau bikin kamu kesel," ujar Roki mencium punggung tangan Erina beberapa kali.

Perdebatan mereka akhirnya berakhir karena pesanan yang mereka pesan datang. Setelah waitres menaruh pesananan diatas meja. Baik Roki dan Erina makan dalam diam setelah mengucah basamalah.

Selesai makan Erina berdiri dari duduknya diikuti Roki yang menuju kasir. Mereka melangkah perlahan keluar dari restoran.

"Ngambek nih ceritanya?" Roki melirik gemas ke arah Erina yang masih terdiam dari tadi. Tangannya sibuk menenteng belanjaan yang dibelinya, sementara ekor matanya tak berhenti menahan tawa karena tingkah istrinya yang kelewat menggemaskan menurutnya.

" Jangan ngambek terus dong. Kan aku udah janji gak bakal lakuin hal yang sama lagi," ujar Roki menahan pergelangan tangan istrinya . Sontak saja Erina berhenti melangkah.

"Aku gak ngambek kok," ujar Erina memandang Roki.

"Beneran?" Tanya Roki memastikan.

"Beneran lah, mana pernah aku bohong sih!" Elak Erina.

"Awas kalau bohong, ya," ucap Roki terkesan mengancam.

"Emang kenapa?" tantang Erina menatap suaminya.

"Gak kenapa-kenapa," Roki tersenyum seraya merangkul bahu istrinya. Sepasang mata tanpa sadar memperhatikan mereka dengan wajah sendu. Valdo menghela nafas kasar, ia segera keluar dari tempat persembunyiaannya. Sejak tadi Valdo penasaran siapa laki-laki yang tampak akrab dengan gadis impiannya. Valdo sudah tertarik dengan Erina sejak pertemuan pertama kali saat mereka satu kelas. Valdo hari ini agendanya jalan santai menikmati waktu senggang sambil berkeliling mall, namun tanpa disangka ia malah melihat Erina dengan laki-laki asing yang Valdo sendiri tidak tahu apa hubungan diantara mereka. Valdo diam-diam mengikuti Erina dan laki-laki itu dan tanpa sengaja mencuri dengar pembicaraan Erina dan Roki, tentu saja Valdo kecewa berat, saat ia serius menemukan tambatan hati. Namun secepat kilat ia langsung patah hati. 

"Gue kira jomblo, ternyata istri orang," gumam Valdo tampak sedih.

Tbc
Dipublikasikan pada tanggal 22 Desember 2022
Bakalan tamat sebentar lagi nih guys, masih harus nyelesain konfliknya satu-satu. Sorry kalau menurut kalian kurang bagus, aku harap kalian memberikan krisar yang membangun dari cerita yang aku tulis ini.

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang