Slow update!
Cerita ini akan direvisi!!!!
Bagi siapapun yang mengcopy paste isi seluruhnya atau sebagian dari cerita ini. Demi Allah aku gak ikhlas dunia akhirat, jadilah penulis yang hebat dengan mengarang sendiri, bukan dari hasil mencuri!
Warnin...
Mohon untuk tidak copy paste!!! Hargai sesama penulis!
Assalamualaikum semua. Maaf telat upnya ya. Terima kasih buat yang sudah mampir. Love you😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bilang ya sama temen kamu, kantor aku ada wahananya," ujar Roki sebelum berangkat pergi. Roki lantas keluar menuju mobilnya, ia segera melesat pergi. Perlahan mobil yang ditumpangi Roki hilang dari pandangan mata. Erina terkikik geli mengingat percakapannya dengan Roki barusan.
Erina tersenyum geli mendengar perkataan suaminya.
Erina segera menuju ke dalam kamarnya, mempersiapkan buku-buku yang akan ia bawa ke kelas nanti.
💖💖💖
Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, Erina sekarang sudah berada di dalam kampusnya.
Ia berjalan dengan santai, matanya melirik ke segala penjuru ruangan. Mencari di mana kelasnya berada.
"Erina!" Lani datang menghampirinya.
"Hei," Erina menoleh dan tersenyum.
"Baru dateng?" tanya Lani melirik Erina.
"Iya nih," sahut Erina berjalan santai di iringi Lani. "Kamu baru dateng juga?" tanya Erina melemparkan pandangan ke arah Lani.
"Iya," singkat Lani.
Lani dan Erina berjalan beriringan sampai berpisah di lorong ruangan. Erina yang berbeda ruangan lebih dulu melambaikan salam perpisahan. Sementara Lani hanya tersenyum dan melewati jalan ke arah kiri melewati beberapa kelas.
Erina mendesah pelan, sejujurnya ia juga berharap teman sekelasnya nanti akan ramah seperti Lani. Bismillah.
Erina melangkah pelan dengan perasaan khawatir setengah mati. Ia sibuk berdoa dalam hati supaya di pertemukan dengan orang-orang yang baik nantinya.
Erina sampai di depan kelas, ia mendongak menatap papan yang tertempel di depan atas pintu yang bertuliskan 'JurusanAkuntansi'. Dengan melangkah pelan, ia berjalan santai, matanya mengedar ke berbagai arah, mencari bangku kosong yang akan di tempatinya. Aha! Itu dia!
Erina segera menempatkan bokongnya di kursi lipat meja putih dan menaruh tasnya di belakang bokong. Beberapa menit menunggu, akhirnya teman-temannya datang satu persatu.
Sambil menunggu saat pelajaran mata kuliah akan di mulai, Erina tampak menyibukkan diri dengan membaca buku.
"Assalamualaikum," suara bariton menggema di telinganya. Erina mendongak, menatap cowok tampan tengah tersenyum padanya.
"Waalaikum salam," jawab Erina pada akhirnya lalu menyibukkan diri lagi. Yaitu membaca.
"Hai, namaku Valdo. Siapa nama kamu?" Valdo menoleh dan menatap gadis imut di sampingnya.
"Namaku Erina, salam kenal," jawab Erina tanpa menoleh ke sumber suara.
"Ish! Cuek," komentar Valdo terkekeh. Entah apa yang menurutnya lucu sehingga membuat laki-laki itu tertawa. Melihat gadis di sampingnya tak merespon, Valdo akhirnya terdiam.
"Cantik," Erina mengernyit, mendengar perkataan yang keluar dari mulut Valdo.
"Aku boleh duduk sini kan?" Valdo menaruh tasnya dan duduk di samping kursi lipat Erina.
"Apa kata kamu deh," ujar Erina memilih tidak peduli.
💖💖💖
Sementara di tempat berbeda, Roki tengah sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Saat sibuk dengan tugas hariannya. Pintunya di ketuk dari luar.
"Maaf pak, di tunggu di ruangan pak Warno," ujar perempuan cantik dengan tubuh semampai yang tak lain adalah bawahannya.
"Okey," sahut Roki singkat. Perempuan itu keluar setelah menunduk sopan lalu keluar ruangannya. Roki segera melirik jam di pergelangan tangannya. Saat jam makan siang telah tiba, ia segera memutuskan keluar ruangan menuju ruangan bosnya.
Tok...tok..tok
Roki mengetuk pintu dengan perasaan was-was, memikirkan apa yang akan dikatakan bosnya kali ini.
"Masuk,"
Roki segera membuka pintu setelah mendengar suara yang mengizinkannya untuk masuk ruangan.
Pak warno tersenyum menatap laki-laki tampan di depannya, sorot matanya seakan menilai dan seraya mengangguk-ngangguk. Entah apa yang dipikirkannya.
"Oh ya Roki, hari ini anak saya baru pulang dari London. Kamu bisa temani dia keliling kota? Lumayan buat menghilangkan rasa bosannya," ujar pak Warno melirik perempuan cantik berkulit putih dengan penampilan seksi yang tengah duduk di sofa.
"Baik pak," Roki tak bisa menolak, jujur ia merasa tak nyaman. Bagaimanapun tugasnya kali ini diluar pekerjaannya.
"Ini kunci mobilnya, ajak jalan-jalan saja ya. Anak saya memang sedikit manja, namun tidak merepotkan," ujarnya melirik anak perempuannya lagi seraya tersenyum. Roki hanya mengangguk pasrah. Apa bosnya ini tidak tahu kalau ia sudah menikah? Pikir Roki. Ya sudah gak apa-apa kan kalau menemani saja, yang penting pak Warno tidak menyuruhnya untuk menjadi pacar anaknya saja. Bisa gawat nantinya.
"Monica, sini!" panggil pak Warno mengisyaratkan melalui tangannya, gadis yang bernama Monica berjalan menghampirinya.
"Iya, ada apa Pa?" tanya Monica. Gadis cantik itu memang sangat mempesona. Hanya saja ia tidak bisa menempatkan dirinya, di kantor saja memakai baju kekurangan bahan. Monica memakai setelan sleeveless dress warna navy dengan belahan di bagian paha. Memperlihatkan paha mulus miliknya, tak lupa memakai tas branded keluaran terbaru yang di jinjingnya.
Monica merapikan rambut panjangnya, dan melihat Roki di sampingnya dengan sorot mata menilai.
"Ayo kita pergi," ajak Monica menarik tangan Roki. Roki melirik pak Warno sejenak. Pak Warno hanya mengisyaratkan Roki untuk mengikuti kemauan anaknya itu dengan tatapan mata.
Roki berjalan beriringan dengan Monica yang tengah tersenyum bahagia. Entah apa yang di pikirkannya.
Saat telah sampai di parkiran kantor, lagi dan lagi Roki di buat tak nyaman dengan kehadiran Monica di sampingnya.
"Ini kuncinya," Monica melempar kunci mobil yang di pegangnya ke arah Roki. Dengan sigap Roki menangkap kunci yang di lempar Monica.
"Ayo buruan," Monica mulai tak sabar.
"Ok!" Roki tak banyak bicara dan segera memasuki mobil. Ia memang terkesan serius kalau di kantor. Siapa yang tahu, bahwa ia di rumah memang terkesan jahil orangnya. Apalagi kalau menggoda istri labilnya itu. Senang sekali rupanya. Jika di pikir-pikir, bagaimana kabar istri labilnya itu ya? Ah! Mengapa Roki mendadak rindu sekali dengan suara cempreng gadis itu. Ataukah sekarang Roki sudah mulai menyukai Erina? Apakah kehadiran Erina mampu mengubah hatinya? Ataukah bisa menggantikan sosok Via yang dulu pernah dicintainya? Entahlah, Roki sendiri masih bingung akan perasaaannya. Ia memang mulai merasa nyaman berada di dekat Erina. Tapi untuk berpikir ini cinta, Roki masih belum bisa mendefinisikannya.
Tbc
Maaf kalau banyak typo bertebaran, aku harap kalian menikmati alurnya. Salam sayang. @tansah.elingdd97