Part 3 (Sudah direvisi)

519 61 27
                                    

No copy paste! Hargai sesama penulis.

Halo readersku semua, kali ini aku lanjutin lagi cerita ini, terima kasih buat yang sudah mampir. Jangan lupa vote dan komen yah😊

 Jangan lupa vote dan komen yah😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keesokan harinya

Pagi harinya Erina terbangun, ia bergegas merapikan selimut dan membersihkan kamarnya lantas menuju kamar mandi. Setelah itu bergegas turun menuju ruang tamu, di sana ada mama mertua dan papa mertuanya serta Roki yang tengah berada di ruang tamu, langkahnya terhenti menatap semua orang yang dikenalnya tengah duduk santai.

"Erina, ayo duduk sini!" Titah Rani menepuk tempat kosong agar Erina duduk di sampingnya. Erina patuh dan duduk di samping mama mertuanya.

"Hari ini mama sama papa nginep di sini, ya," Ucap Rani menatap Roki.

"Ok ma, mama mau minum apa biar Erina yang ambilkan minuman yang mama mau," tawar Roki. Rani langsung melotot dengan apa yang baru didengarnya barusan, reflek ia memukul pelan bahu anaknya itu dengan sedikit keras. Tentu saja Roki meringis kesakitan akibat ulahnya.

"Roki, jangan panggil gitu! Kalo manggil istri itu yang romantis dong!" Tegur Rani cepat, Roki hanya mendesah pelan mendengar perkataan Rani.

"Emang harus panggil apa? Kan bener namanya Erina!" Sahut Roki memutar bola matanya, hanya gara-gara nama panggilan saja harus diributkan .

"Panggil sayang kek, apa kek. Pokoknya jangan panggil nama. Gak romantis banget jadi laki!" Rani menatap anaknya jengkel, Roki yang ditatap begitu tampak terlihat santai.

Erina hanya tersenyum mendengar perdebatan ibu dan anak tersebut yang terlihat lucu.

"Udah ma, kasian Erina di kacangin tuh," ujar Bagas menunjuk Erina yang terdiam dan menatap Rani.

"Mending kamu bikin minuman buat mama sama papa, ya," suruh Roki kepada Erina. Erina mengangguk patuh dan bergegas menuju dapur untuk membuat minuman kepada mama mertua dan papa mertuanya. Setelah selesai membuat minuman untuk Rani, Bagas, Roki dan dirinya, Erina kembali dan menaruh beberapa minuman yang ditaruhnya ke atas meja. Lalu duduk disamping Rani.

"Erina," panggil Rani.

"Iya, ma," sahut Erina langsung menatap mama mertuanya.

"Nih! Hadiah buat kamu, hadiah pernikahan dari mama. Buka nanti kalo sudah sampe di kamar ya," ucap Rani menyelipkan bungkusan kresek agak besar ke tangan menantunya.

Erina bingung, namun tak bisa menolak. Ia terima bungkusan tersebut dan menaruhnya di atas meja. Rani langsung melotot, ia menatap Erina tajam.

"Jangan di taruh di situ, entar di ambil sama Roki," ucapnya setengah berbisik. Roki menoleh melihat gelagat aneh mamanya, ia hanya menggeleng-geleng pelan melihat sikap Rani.

"Kayak isinya harta karun aja, siapa yang mau ngambil kresek begitu!" Ejek Roki kesal menatap kresek hitam pemberian Rani. Namun, sejenak Roki penasaran apa isi di dalamnya sehingga Rani begitu takut Roki akan mengambilnya dari Erina. Dengan gerakan cepat Roki merampas tas kresek yang di bawa Rani lalu membukanya, mata Roki membulat tak percaya.

"Hah apaan ini?!" Ucapnya menenteng CD wanita dan baju tidur seksi transparan. Roki menahan tawa melihat pemberian yang Rani berikan kepada Erina.

"Apa-apaan sih ma! Kayak begini gak usah dikasih ke Erina," Protes Roki cepat, tangannya sibuk memasukkan kembali CD wanita dan baju tidur seksi pemberian Rani ke dalam plastik.

"Di kamar udah banyak tuh yang udah aku belikan untuk Erina," ucap Roki sengaja berbohong, ia sebenarnya hanya beralasan saja, biar Rani tidak membelikan lagi barang-barang aneh kepada Erina.

"Yah, namanya juga mama pengen cepat-cepat menimang cucu," Sahut Rani agak kecewa melihat reaksi Roki.

"Gak gitu juga kali ma. Erina masih muda, masa depannya masih cerah," ucap Roki tanpa menoleh ke arah Rani. Beberapa kali tatapannya tanpa sengaja bersirobok dengan Erina, membuatnya merasa tidak nyaman.

"Dia cuma anak ingusan!" lirih Roki namun didengar Rani, Rani tentu saja langsung melotot ke arahnya.

Roki langsung terdiam ketika melirik mata Rani yang melotot dan hampir keluar.

"Kabur aja deh!" pikir Roki. Roki segera berdiri dan berlalu dari hadapan Rani dan Bagas serta Erina. Mereka semua menatap kepergian Roki.

Roki bergegas menaiki tangga menuju kamarnya ke lantai atas tanpa memedulikan tatapan tajam Rani kepadanya. Rani mendesah kecewa dengan sikap yang di tunjukkan Roki.

"Padahal kan mama pengen punya cucu pa," lirih Rani terlihat sedih.

"Sudahlah ma, Erina masih muda, Masalah anak, biar menyusul kalau Erina sudah siap. Kita tidak bisa memaksa," ujar Bagas menenangkan perasaan Rani dengan mengelus-ngelus lengan Rani.

Walaupun kecewa, Rani mencoba untuk tetap tersenyum.

_
_
_

Pukul tujuh lewat lima menit, semua orang yang berada didalam rumah bersiap untuk makan malam, Roki dan Erina bergegas menuruni tangga menuju meja makan. Di sana sudah ada Rani dan Bagas yang telah lebih dulu sampai. Roki menarik kursi dan duduk, tepat di samping istrinya.

"Ayo, makan!" Ajak Rani menyendok nasi dan lauk pauk yang tersedia di atas meja.

Erina membalik piringnya, tangannya sibuk mengambil nasi dan lauk pauk ke piring Roki setelah itu mengambil untuk dirinya sendiri. Rani dan Bagas menoleh dan tersenyum melihat apa yang di lakukan Erina untuk anaknya.

"Mama sama papa besok akan pulang nak," ujar Rani melirik Roki.

"Kok buru-buru sih ma," balas Roki melihat Rani sekilas.

"Besok kan mama harus pergi, ada urusan mendadak dan papamu juga harus menghadiri meeting besok," sahut Rani.

"Tapi, karena kalian masih pengantin baru, papa punya hadiah buat kalian," Bagas merogoh sakunya dan mengeluarkan tiket penerbangan ke kota x.

"Ini buat honeymoon," imbuhnya menyodorkan tiket itu ke tangan Roki.

Roki langsung mengambil tiket yang di sodorkan Bagas dengan malas. Dahi Erina mengkerut melihat sikap Roki, Roki menatapnya sekilas lalu beralih menatap Bagas.

"Ok pa, aku akan ajak Erina ke sana," ucap Roki kemudian menatap Bagas, Bagas langsung tersenyum.

Setelah selesai makan, Rani dan bagas pamit karena ada urusan mendadak.

Bersambung...tunggu lanjutannya yah...

Aku bener - bener sibuk akhir-akhir ini...jadi maaf ya kalo post ceritanya telat....buat readersku...trims ud mampir ke cerita ane...salam dari author....salam sayang. Mueheheee😀

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang