Part 15

300 16 17
                                    

Mohon untuk tidak Copy paste! Hargai sesama penulis!

Assalamualaikum semua....aku kembali nih dengan lanjutan Jodoh Untuk Erina, silahkan ikuti terus lanjutannya ya🤗 kalau kalian suka, bisa di tambahkan ke perpustakaan kok. Jangan lupa beri tanda bintang serta komennya juga ya, biar aku makin semangat nulisnya.

Terima kasih buat yang tetep stay sampai di sini. Jangan bosen-bosen ya... Love you all😍😘

Suara adzan shubuh berkumandang, Erina mengerjap-ngerjapkan matanya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara adzan shubuh berkumandang, Erina mengerjap-ngerjapkan matanya pelan. Netranya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul empat pagi. Erina melirik suaminya yang masih tertidur pulas.

"Mas....mas....bangun mas!" Erina menggoyang-goyangkan lengan suaminya. Roki membuka matanya pelan, ia segera bangkit. Tangannya merapikan sarung yang di kenakannya.

"Hoam!" Roki beringsut menuruni ranjang, memakai sandal di kamarnya lalu menuju kamar mandi untuk berwudhu. Erina hanya memandang punggung suaminya yang perlahan menjauh dari pandangan matanya.

Roki kembali dengan rambut serta bagian tubuh yang basah di bagian tertentu. Roki segera membentang sajadah, tangannya meraih peci di atas laci lalu memakainya. Erina terdiam memandang suaminya yang tengah melaksanakan sholat. Ia sendiri memang berhalangan hari ini, jadi tidak bisa melaksanakan sholat lima waktu selama seminggu.

Selesai sholat, selanjutnya Roki membaca Al-Qur'an dengan suara indah dan syahdu. Sejenak Erina terpaku, begitu kagum akan kepiawaian suaminya melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Erina tak menyangka, di balik penampilan suaminya yang biasa saja dan terkesan tidak agamis ternyata sangat lihai membaca tulisan arab. Memang orang tidak bisa dinilai dari penampilannya ya? Rasa sejuk menjalar ke seluruh hati dan pikirannya, ketika mendengar suara merdu suaminya. Malah tanpa sadar Erina begitu terharu rupanya, sampai ia menangis.

Roki selesai membaca ayat suci Al-Qur'an. Netranya tanpa sengaja melirik Erina yang tengah sesenggukan di atas ranjang. Roki menaruh peci yang sudah dikenakannya, lantas menghampiri istrinya yang tampak menghapus air matanya.

"Kamu kenapa?" tanya Roki menyentuh pundak Erina. Erina menggeleng, ia memang tidak apa-apa kok. Hanya terharu ketika mendengar suara indah suaminya dalam melantunkan ayat suci.

"Aku gak apa-apa mas," sahut Erina parau.

"Terus kenapa nangis?" Roki menatap lekat wajah Erina dengan seksama. Ia lalu mendaratkan bokongnya, duduk di kasur empuk miliknya.

"Aku cuma terharu ketika mendengar suara kamu mas," ujar Erina mendongak dan menatap wajah suami yang baru dikenalnya selama seminggu ini.

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang