Part 17

235 14 0
                                    

Mohon untuk tidak copy paste! Hargai sesama penulis!

Halo👋assalamualaikum semua. Masih adakah yang tetep stay disini? Jangan bosen-bosen ya🤗 walaupun ceritanya agak gaje dan kurang menarik...aku harap kalian suka cerita aku ini. Terima kasih buat yang sudah mampir. Salam sayang😍

"Kamu sudah menikah?" tanya Monica di sela kebersamaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu sudah menikah?" tanya Monica di sela kebersamaan mereka.

"Iya," sahut Roki tetap fokus mengemudi, menatap jalanan di depannya.

"Aku kira kamu masih single," sahut Monica terlihat kecewa, Roki melirik sebentar. Gadis itu tampak mengerucutkan bibirnya.

"Memangnya kenapa kalau aku sudah menikah?" tanya Roki menyadari raut kecewa di wajah cantik Monica.

"Mmm...gak apa-apa kok," balas Monica.

Roki mengerutkan dahi, mendengar perkataan Monica.

"Oh ya, kita berhenti disana aja," tunjuk Monica pada sebuah taman yang ada danaunya. Roki segera menuju tempat yang mereka tunjuk, dengan sigap Roki mematikan mesin mobil. Monica yang duduk di sebelahnya keluar dari mobil lebih dahulu. Roki hanya menatap tingkah Monica dengan alis bertaut. Bingung.

Roki segera menyusul Monica yang tengah berdiri memandangi danau.

"Jika aku boleh memilih, aku lebih baik untuk tidak merasakan hidup, kalau harus mengalami hal menyakitkan seperti ini," gadis itu bermonolog, matanya berkaca-kaca. Yang Roki lihat, hanyalah wajah wanita itu yang tampak menyedihkan dari sorot matanya.


Monica segera menghapus bulir bening yang keluar dari matanya setelah menyadari Roki duduk agak jauh disampingnya.

"Kalau nangis jangan ditahan, lepasin aja," ujar melirik Monica, mata  gadis itu tersirat penuh penyesalan. Sorot matanya menerawang. Pandangannya kosong. Roki baru paham, ternyata gadis di sampingnya ini terlihat rapuh. Entah mengapa Monica yang memang terlihat ceria itu, ternyata begitu banyak menyembunyikan kesedihan. Di balik sikap Monica yang terkesan santai, ternyata ia mengalami kehidupan yang rumit. Entah apa masalah gadis itu, dari tadi Monica terlihat sedih saja.

Monica melirik, ketika Roki menyodorkan tisu ke arahnya. Dengan sigap gadis itu meraih tisu ditangan Roki dan memakainya untuk mengelap ingus dan air mata yang dari tadi tidak berhenti keluar.


"Makasih," singkat Monica ketika perasaannya agak lebih tenang dari sebelumnya.  Roki tersenyum tipis menatap Monica yang sudah kembali ceria, laki-laki itu melihat Monica yang kembali tersenyum.

Roki melirik jam di arlojinya, jam makan siang sudah akan berakhir.

"Ayo, ikut aku beli makan siang. Sebentar lagi jam makan siang akan berakhir," ujar Roki berdiri dari duduknya.

"Siap bos," Monica ikut berdiri dan mengikuti langkah Roki yang tengah menuju mobil yang terparkir.

Roki memasuki mobil diikuti Monica dibelakangnya. Baik Roki dan Monica terdiam karena tidak tahu hal apa lagi yg harus dibicarakan karena mereka memang baru saja kenal.

Roki dengan gesit mengendarai mobilnya menuju jalan besar , tatapan matanya sesekali melirik ke arah jalan untuk mencari kedai yang cocok mereka singgahi untuk membeli makanan siang. Monica melihat kaca jendela mobil dan melihat pemandangan kota yang tampak terik siang ini. Mengingat laki-laki yang pernah mengisi relung hatinya membuat Monica tak bisa menahan sedih. Kisah cintanya hancur, dan ia telah kehilangan hal berharga dalam dirinya. Dikhianati lalu ditinggalkan adalah hal yang tidak diinginkan Monica terjadi dalam hidupnya. Monica adalah perempuan cantik, kaya dan pintar. Namun nasib percintaannya sangatlah tragis, sungguh ia merasa tak beruntung dalam hidup.

Roki melihat sekilas ke arah Monica yang tampak melamun. Netra Roki mengerjap pelan, sesekali lelaki itu mengetuk-mengetukkan jari untuk menghilangkan suasana hening dalam mobil.

Setelah berhasil menemukan tempat yang cocok untuk makan siang, Roki mematikan mesin mibil dan melirik Monica sejenak.

"Ayo turun!" Ajaknya, lelaki itu keluar lebih dulu lalu disusul Monica yang mengikuti langkahnya dari belakang.

Monica memperhatikan kedai didepannya dengan ekspresi bingung. Jujur saja ia tidak terbiasa makan ditempat makan sederhana ini, tapi melihat Roki yang tampak antusias membuatnya ikut masuk ke dalam. Netranya melihat begitu banyak orang yang tengah duduk santai sambil menyantap makanan mereka dengan lahap. Monica duduk dikursi dengan perasaan was-was, ia tampak kurang nyaman ketika menyadari tatapan beberapa pria menatap intens ke arahnya. Salahkan Monica sendiri yang lebih memilih berpakaian kurang bahan disiang bolong seperti ini, sehingga mengundang banyak perhatian lelaki yang menatapnya jilalatan.

TBC
Terima kasih buat yang sudah mampir, love you all😍

Maaf kalau ada typo yang bertebaran, serta kata yang kurang tepat. Karyaku memang masih belum sempurna, tapi aku harap kalian menyukai dan menikmati alurnya.

Silahkan beri kritik serta saran atas karya aku, dan jangan lupa beri tanda bintang ya atas karyaku ini.

Kalau ada waktu pasti aku revisi kok kekurangannya, untuk sekarang aku fokus tuntasin dulu sampai akhir.

Dipublikasikan pada tanggal 1 maret 2021
Jangan lupa follow aku di ig@tansah.elingdd97

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang