Part 4 (sudah direvisi)

471 55 32
                                    


Dilarang keras memcopy paste cerita ini❌❌❌❌❌❌❌
Hargai sesama penulis!

Halo, selamat malam semua. Hari ini author lanjut lagi nih cerita. Bagi yang suka silahkan vote dan komen yah...🙂

Ini murni cerita fiksi author, maaf jika ada kesamaan nama. Itu bukan faktor kesengajaan...

 Itu bukan faktor kesengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan Harinya

Jam sembilan pagi Erina dan Roki mempersiapkan segala kebutuhan dan barang yang akan dibawanya ke dalam koper besar. Roki sudah izin cuti selama beberapa hari kedepan untuk moment honeymoon bersama Erina, sementara pekerjaannya harus di handel oleh Bayu, selaku asistennya.

Rencananya hari ini jadwal penerbangan pesawat menuju kota x, jam sepuluh nanti ia dan Erina akan berangkat ke sana. Roki menatap Erina sekilas yang tampak sibuk melipat pakaian, lantas ia masukkan ke dalam koper.

"Kamu, sudah makan?" Tanya Roki menatap Erina.

"Belum mas," Jawab Erina yang tetap sibuk melakukan aktivitasnya.

"Mending makan deh sana! Nanti kalo sakit aku yang repot. Entar aku dikira suami gak perhatian sama istri! Kamu tau sendiri kan mama kek gimana," ujar Roki mengingat perlakuan Rani yang begitu menyayangi Erina melebihi dirinya, anak kandungnya sendiri.

"Iya bentar lagi mas, nanti kalo sudah selesai.. aku akan makan sendiri nanti," Sahut Erina menatap Roki.

"Cepat makan sana! Entar sakit kamu," titah Roki tak mau dibantah.

"Mas, sudah makan?" Tanya Erina balik. Pasalnya Erina belum melihat Roki turun ke meja makan.

"Jangan khawatirkan aku, pikirkan dirimu sendiri dulu!" Ucap Roki, Erina menghembuskan nafas pelan dan menuruni tangga menuju meja makan. Ia menarik kursi lalu membalikkan piring dan mengambil nasi serta lauk pauk yang tersedia ke dalam piringnya.

Beberapa menit berlalu, setelah Erina selesai, ia bergegas mencuci piring bekasnya dan mengambil piring baru untuk Roki yang sudah ada nasi dan lauk pauk di atas piringnya.

Erina bergegas menuju lantai dua, ia meraih knop pintu dan melihat Roki yang duduk bersandar di sofa kamar.

"Mas, ayo makan!" Ucap Erina menyodorkan piring yang berisi makanan ke tangan Roki. Roki menyambut piring tersebut .

"Terima kasih," Roki segera menyantap hidangan yang di suguhkan Erina padanya setelah mengucap doa makan.

Erina menatap suaminya yang sedang melahap makanan, ia duduk di samping Roki. Sudah tiga hari ini ikatan pernikahan ini dimulai. Namun tak ada perubahan berarti, Roki masih sama seperti sosok yang ditemuinya kemarin, masih cuek dan terkesan tidak peduli dengan keberadaan Erina.

"Dia nerima perjodohan ini karena alasan apa ya? Ku lihat-lihat dia kek terpaksa," batin Erina bertanya dalam pikirannya.

"Kok natap aku kek gitu?" Ucap Roki sadar karena Erina yang terus memandangnya.

Erina hanya tersenyum kaku, memandang Roki dengan perasaan campur aduk.

Antara bingung dan dilema. Memilih melanjutkan atau mundur itu yang terus berputar dikepalanya.

* Flashback on

"Non," Ucap Mahmoud melirik Erina yang terus terdiam di kursi belakang. Pak sopir yang bernama Mahmud itu sampai melihat Erina. Ia bahkan melihat itu di kaca spion depan, melihat nona mudanya.

"Tuan Roki orang baik, saya yakin pasti nona akan bahagia," Ucap pak Mahmoud ketika Erina menoleh ke arahnya.

"Walaupun beliau termasuk orang kaya dan wajahnya juga ganteng, tapi beliau bukan playboy, " ujar pak sopir bernama Mahmud itu.

Mahmud adalah sopir yang bekerja tiga tahun terakhir dengan keluarga Roki, walaupun ia masih tergolong karyawan yang masih baru, namun jangan diragukan tentang bagaimana loyalnya ia pada keluarga tuannya itu. Semua dikarenakan ia amat dihargai disana, dan kedekatan antara dirinya dan Roki sebagai bosnya juga tak lepas dari bagaimana didikan keluarga Roki yang amat menghargai semua karyawannya.

Pak Mahmoud bercerita panjang lebar tentang perempuan yang yang ditemui Roki kepada Erina di resto 'Byanka'.

Erina mendengarkan cerita pak Mahmud, Erina diam tak tahu harus berkomentar apa perihal cerita Mahmud barusan. Yang tidak dimengerti Erina adalah mengapa Roki menerimanya? Bukankah ia harus memperjuangkan wanita yang bernama Via itu? Wanita yang amat dicintainya?

* Flashback off

Erina juga tidak menyalahkan Roki atas ketidakcintaan Roki terhadapnya. Erina juga tergolong orang baru yang memasuki kehidupan Roki beberapa hari ini.

Erina tidak tahu ke depan akan bagaimana, ia menerima perjodohan ini lantaran yakin dengan pilihan orang tuanya. Lantas apa yang membuat Roki menerima perjodohan ini? Erina amat penasaran, dan itu yang sering di pikirkannya sekarang. Akankah rumah tangga ini berjalan meski tanpa ada cinta di dalamnya? Ataukah hancur berantakan? Entahlah.

Bersambung
Tunggu lanjutannya ya?

Halo readersku, hari ini author lanjut lagi nih cerita. Buat kalian yang sering mampir diceritaku, jangan bosen - bosen yah🙂
nih buat kalian semua😘😍 (cinta dari aku)😁

Buat yang typo jangan segan - segan untuk komen yah, agar cerita ini segera di revisi dan membuat kalian yang baca pada nyaman nanti baca ceritanya. 👌
Salam sayang dan cinta dari author. Buat pembaca semua yang tetap stay di cerita ini....

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang