Part 20

231 8 1
                                    

Mohon untuk tidak copy paste!!! Hargai sesama penulis!!!!

Untuk pertama kalinya aku crazy up nih! Hehhe...mumpung pikiran aku lagi on😄.
Okey, siapa nih yang jadi pembaca setia aku disini. Hayo😪unjuk tangan kalian dengan menekan tanda bintang dan memberikan sedikit komen. Aku udah baik banget loh🙄masa! Cuma vote doang gak bisa😪lagi gak ingin main gelap-gelapan nih. Maunya main terang-terangan aja😁 hayo pembaca gelapku...muncul kalian😂

Akhirnya Zahira dan Radit sampai didepan restoran klasik bergaya eropa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Zahira dan Radit sampai didepan restoran klasik bergaya eropa. Radit yang lebih dulu turun dari mobil, bola mata Radit menangkap Zahira yang masih duduk santai di dalam mobil.

Radit melangkah, ia mengetuk kaca mobil dimana tempat Zahira duduk. Sebagai kode untuk Zahira agar segera turun dari mobil. Namun tampaknya Zahira lagi malas bicara, ia malah tak merespon dan bersikap tidak peduli dengan kehadiran Radit.

Kesabaran Radit sampai pada ambang batas, dengan sigap ia membuka pintu mobil dan menarik Zahira keluar dengan paksa.

"Lepaskan!" Zahira tak hentinya mencoba melepaskan diri, tangan kekar Radit memegangnya begitu kuat. Hingga kulit putih Zahira tampak memerah dibagian pergelangannya. Radit segera melepaskan tangannya, ia tak ingin menyakiti gadisnya itu dengan menyakitinya.

"Kamu keras kepala sekali, aku sudah setuju untuk menikahimu. Tapi, kenapa kamu masih bersikap seperti itu!" kesal Radit berkacak pinggang, menatap Zahira dengan jengkel.

Zahira tetap tidak menjawab, ia malah terlihat sibuk dengan memainkan ponsel ditangannya.

"Cukup!" suara Radit meninggi hingga menarik perhatian orang yang sedang lewat. " Aku sudah muak denganmu! Aku bertahan karena aku mencintaimu selama ini, kamu selalu berpikir aku tidak serius. Coba kamu pikir lagi, aku tidak mungkin bertahan selama tiga tahun bersamamu jika memang aku tidak mencintaimu. Ya, aku memang telah salah selama ini kepadamu, aku terlalu sibuk hingga sering mengabaikanmu. Tapi, aku tidak sedikitpun mempermainkanmu, aku tidak membalas SMS mu karena aku sedang sibuk dikantor. Mengapa kamu sangat tidak pengertian!" ujar Radit, laki-laki itu terlihat frustasi.

Radit berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya, masuk ke kemudi dan membanting pintu dengan keras.

"Ayo masuk!" Radit melongokkan kepalanya, menatap Zahira. Sorot matanya memberi isyarat supaya Zahira cepat memasuki mobil, membuat Zahira tambah bingung.

"Bukankah kamu bilang lapar? Aku sudah mengatakan kepada Monica untuk membelikannya makanan tadi," ujar Zahira ikut memasuki mobil.

"Aku sudah kenyang, selera makanku hilang karenamu! Jika kamu membelikan Monica makanan, silahkan saja. Aku disini," Radit terlihat menahan kekesalannya.

Zahira terdiam, gadis itu menoleh ke arah Radit yang beberapa kali memijit keningnya berulang kali.

"Bodohnya aku menyukai perempuan keras kepala," gumam Radit namun dapat didengar Zahira.

"Jika kamu butuh bukti, ayo ikut denganku sekarang! Aku akan mengajakmu menikah di KUA," ujar Radit lagi.

Radit menatap ke arah Zahira. "Tolong lihatlah ke dalam mataku ini! Apakah ada kebohongan disana? Bagaimana bisa kamu menilaiku begitu," Radit menunduk dan tanpa sadar menggenggam jemari Zahira yang tengah berada di dashboard mobil.

"Zahira, tolong percaya padaku. Aku memang brengsek sebagai laki-laki. Aku memang tidak seperti kebanyakan laki-laki lainnya yang akan bersikap romantis. Tapi, aku tidak berniat mempermainkanmu, apalagi meninggalkanmu hanya karena sikapmu. Aku menerima segala kekurangan yang ada dalam dirimu," Zahira tampak terharu mendengar perkataan Radit.

"Ayo! Kalau mau menikah denganku. Kita menikah secara agama lebih dulu, lalu setelahnya aku akan urus berkas-berkas ke KUA. Aku akan suruh Dodi untuk mengurusnya besok. Bagaimana?" tanya Radit, Zahira tak bisa berkata apa-apa. Mulutnya seakan terkunci tak sanggup bicara. Perkataan Radit terlihat serius, laki-laki itu memang tak pernah main-main.

"Aku mempunyai adik perempuan Zahira, aku tidak mau nantinya adik perempuanku dipermainkan oleh laki-laki hanya karena kakaknya yang playboy," ucap Radit menatap Zahira.

"Ayo ikut denganku, aku mempunyai kenalan kiai dan para ahli agama. Kita bisa menikah dengan cara itu dulu, setelahnya aku akan menikahimu secara resmi," Radit terus menoleh ke arah Zahira. Gadis itu tampaknya terkejut akan saran Radit.

"Kamu terlihat ragu ya?" Radit melihat itu dari tatapan Zahira. "Ck..ck...Zahira.....Zahira," Radit berdecak dan merogoh ponselnya yang ditaruhnya di saku celananya.

Radit segera menyodorkan ponselnya ke arah Zahira.

"Kirim pesan ke Dodi atas namaku, suruh dia mengurus berkas-berkas pernikahanku dan denganmu besok," Radit memaksa Zahira yang mengetiknya sendiri kepada Dodi lalu mengirimnya melalui pesan WhatsApp. Zahira dengan ragu-ragu menerima ponsel Radit, bahkan ia dengan gemetar mengetik pesan kepada Dodi. Setelah pesan terkirim, Zahira mengembalikannya ke tangan Radit.

"Sudah percaya?" tanya Radit. Zahira mengangguk pelan.

Radit melajukan mobilnya tanpa memedulikan tatapan Zahira yang terlihat khawatir. Bagaimana tidak khawatir Zahira, Radit belum makan siang sejak tadi.

"Ra...Ra...dit," panggil Zahira.

"Iya," sahut Radit singkat.

"Ayo! Kita makan dulu. Aku takut kamu sakit," ujar Zahira pelan. Zahira terlihat menunduk, merasa bersalah.

"Kita kembali ke kantor saja, aku sedang ada jadwal meeting jam dua siang nanti," ucap Radit.

"Kamu belum makan dit," Zahira tak hentinya mengkhawatirkan Radit.

"Jika kamu khawatir kepadaku, maka jangan bikin aku pusing lagi, mengerti?" Radit menoleh kepada Zahira.

Beberapa saat kemudian, Zahira dan Radit hanya diam.

Akhirnya mereka sampai di parkiran kantor.

"Zahira, kita nanti sore akan melaksanakan pernikahan. Tolong sampaikan pada ayahmu, tanyakan dulu padanya. Apakah ia setuju atas saranku. Jika beliau tak setuju, tolong kabari aku melalui SMS. Kita bisa menikah nanti jika berkas telah rampung," lanjut Radit dengan membuka pintu mobil diikuti Zahira disampingnya. Hati Zahira menghangat mendengar perkataan Radit. Zahira tampak terlihat senang sekali, beberapa kali gadis itu tersenyum. Radit memang tak romantis dan terkesan serius.

TBC

Selamat malam, terima kasih sudah mampir ya. Salam sayang😍

Dipublikasikan pada tanggal 19 April 2021

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang