Ch 37

90 8 0
                                    

Mohon untuk tidak copy paste sebagian atau seluruhnya cerita ini! Hargai sesama penulis!!!

Erina melirik jam ditangannya, ia segera meraih ponselnya dan mengabari Roki melalui pesan WhatsApp kepada suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erina melirik jam ditangannya, ia segera meraih ponselnya dan mengabari Roki melalui pesan WhatsApp kepada suaminya.

My husband
Mas, aku izin pulang telat. Ada keperluan sama teman.

Pesan terkirim, Erina segera menaruh ponselnya ke dalam tasnya lantas menuju parkiran. Tempat dimana sepeda motornya terparkir.

Erina mengarahkan sepeda motornya keluar kampus dan menuju cafe terdekat, tempat janjian dengan Ardi. Sejujurnya Erina ingin menolak, tapi ia merasa tak enak hati karena Ardi seperti ada urusan yang harus dibicarakan dengannya.

Erina melepas helmnya lantas menaruhnya di stang sepeda motornya. Ia segera mencabut kunci, dan melangkah ke dalam cafe yang tampaknya ramai dengan pengunjung yang kebanyakan anak kuliahan. Cafe ini berada ditempat strategis dengan pemandangan indah serta desain yang unik, hingga pengunjung akan betah.

Erina masuk, dan melirik bangku kosong tepat ditengah. Ia segera menempatkan bokongnya dikursi. Tatapannya tanpa sengaja melirik kedatangan Ardi yang menuju ke arahnya.

"Assalamualaikum," Ardi menarik kursi tepat dihadapan Erina.

"Waalaikumsalam," sahut Erina pelan.

"Kakak mau ngomong apa?" tanya Erina to the point, sejujurnya ia tak ingin berlama-lama dengan Ardi.

"Ya ampun, buru-buru banget sih! Baru juga aku nyampe. Pesen minuman dulu ya," Ardi terkekeh dan sengaja ingin mengulur waktu, agar bersama Erina lebih lama.

"Mbak, sini!" Ardi mengkode dengan tangannya, memanggil waitres perempuan yang tengah memegang buku catatan ditangannya.

"Selamat sore mas, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Waitres itu ramah.

"Kamu mau pesen apa?" tanya Ardi melirik Erina.

"Minuman aja," singkat Erina tanpa menoleh ke arah Ardi.

"Ice blend coffe dua ya mbak," setelah melihat buku menu Ardi memesan minuman kepada waitres. Pelayan itu mencatat pesanan Ardi.

"Ada lagi mas?" tanyanya ramah.

"Er, kamu mau makan juga gak?" tanyanya melirik Erina yang langsung saja dapat gelengan pelan dari perempuan muda itu.

"Ya udah mbak, itu aja ya," ujarnya.

"Baik mas, silahkan ditunggu ya," pelayan perempuan tersebut segera berlalu.

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang