bagian 25

208 11 0
                                    

No copy paste! Hargai sesama penulis!

Halo, up lagi nih cerita. Siapa yang masih tetep setia sama cerita ini? Ngaku...ayo ngaku!😒

Terima kasih yang sebesar-besarnya buat kalian yang sudah mampir ke karya aku, sorry banget sering telat update. Karena jujur aku sibuk sekali dan juga sempat sakit kemarin-kemarinnya. Malam ini aku akan up lagi buat menjawab rasa penasaran kalian terhadap cerita yang aku tulis ini.

Ide cerita dalam karyaku, semuanya  murni datang dari dalam pikiranku. Mohon maaf kalau banyak typo serta feel yang kurang. Akan aku revisi di lain waktu setelah cerita ini sudah tamat. Jangan lupa beri vote dan komentar yang banyak untuk apresiasi karya yang aku tulis ini. Salam sayang😍

Malam semakin larut, Roki pun sudah tak kuat menahan rasa lelah dan kantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, Roki pun sudah tak kuat menahan rasa lelah dan kantuk. Ia segera membereskan pekerjaannya dan segera pergi tidur.

_
_
_

Pagi yang cerah, sepasang pengantin baru itu sudah terbangun dari tidurnya. Roki yang akan berangkat kerja, dan Erina yang akan berangkat kuliah. Keduanya memiliki kesibukan masing-masing namun tetap tak lupa akan kewajibannya.

Erina sendiri sudah terbangun dari jam lima pagi tadi, sekarang ia sudah berada di dapur. Ia pun sudah lihai memasak rupanya. Telur balado, sambal terasi, sayur asam dan beberapa aneka masakan lainnya. Rupanya keahlian memasaknya didapat dari belajar di youtube, yah walaupun otodidak, Erina sudah mampu memasak sendiri tanpa bantuan. Tak sia-sia usahanya belajar selama seminggu ini.

Setelah selesai dengan aktivitas memasaknya, Erina menaruh dan merapikan piring di meja makan. Gadis cantik itu telah menjadi seorang istri seutuhnya.

Erina lantas menaiki tangga  untuk menghampiri suaminya didalam kamar.

Roki tampak sudah rapi dengan setelan pakaian formalnya, setelah menyisir rambut, Roki segera meraih parfum di atas nakas dan menyemprotkan pada bagian tubuh agar terlihat wangi.

Suara pintu dibuka, pandangannya teralihkan pada sumber suara. Tampak Erina sedang menatapnya.

"Mas, ayo makan," ajaknya. Erina masih berada diluar kamar, ia hanya memperlihatkan kepalanya yang tampak menyembul dibalik pintu.

"Ok, istriku," jawab Roki yang sudah berpakaian rapi dengan kemeja birunya.

Roki bergegas keluar kamar dengan pakaian formalnya, Erina yang lebih dulu turun, kini berada di meja makan, menunggu kedatangan suaminya.

Netra Erina membulat, terlihat kagum dengan penampilan Roki yang lain dari biasanya. Roki sangat terlihat tampan, dan itu yang dilihat Erina. Roki sendiri mengubah penampilan rambutnya agar terlihat rapi dengan model pompadour.

kemeja yang dipakainya terlihat pas sekali hingga memperlihatkan bentuk otot-ototnya  yang kekar. Erina sampai meleleh karena takjub melirik Roki yang sangat tampan dan  seksi dimatanya.

Gadis itu beberapa kali mengerjapkan matanya dan tersenyum memandangi Roki.

"Kenapa? Kagum ya sama aku?" Roki segera duduk dimeja makan dan melirik istrinya yang tengah menganga ketika memandangnya.

Erina langsung tersadar dan kini berubah ekpresi menjadi jengkel.

"GR!!!" ketus Erina menatap Roki sangat tajam.

"Bukan Gr, tapi aku melihatmu tersenyum terus dan bibirmu menganga melihat kedatanganku," kilah Roki yang membuat Erina makin melotot mendengar ucapannya.

"Tidak usah melotot, apa yang aku katakan adalah fakta dari apa yang aku lihat," Roki tampak menahan tawa ketika mengucapkannya.

Erina yang tengah berada disampingnya tampak apatis dan memilih diam, ia malah sibuk membalik piring lalu mengambil nasi dan lauk-pauk yang tersedia tanpa memedulikan Roki yang menertawai tingkahnya.

Roki melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Roki bergegas membalik piring dan mengambil nasi dan lauk pauk lalu menyantapnya setelah mengucapkan bismillah.

Sementara Erina tampak badmood ia hanya mengaduk-ngaduk makanannya saja tanpa berniat memakannya.

"Apa perlu aku suapi? Biar kamu
semangat makannya?" Roki melirik Erina. Erina dengan cepat menggeleng, karena sejujurnya ia tak ingin dianggap manja atau anak kecil yqng urusan makan saja harus disuapi.

"Ya sudah, makan dong!" bujuk Roki. "Emangnya harus aku apain biar kamu doyan makan?! Apa perlu aku cium?" Roki tampak menyeringai dengan senyum liciknya.

"Ish! Ngeselin deh nih orang," batin Erina dalam hati. "Untung ganteng, coba aja kalau enggak?...dasar modus!" Erina tak hentinya memaki suaminya, meskipun itu hanya ia ucapkan dalam hati saja.

"Kenapa diam? Pengen aku cium beneran?" kali ini Roki begerak mendekat, membuat Erina terkejut. Beberapa menit Erina terdiam kaku akan kedekatannya dengan Roki, iris hitamnya bahkan mengerjap berulang kali. Sebelum Erina tersadar, Roki lebih dulu memberikan kecupan singkat di kening gadis itu. Hingga jantung Erina bertalu-talu karena aksinya.

"Makan ya," Roki perlahan menjauh dan mengulum senyum melihat istrinya tampak seperti patung dengan ekpresi mulut terbuka dan mata melotot. Laki-laki berparas tampan itu selanjutnya tertawa mengamati tingkah sang istri yang kelewat lucu menurutnya.

"Mau aku cium lagi?" bisik Roki masih tertawa, Erina langsung mendelik. Jantungnya dalam posisi tidak aman sekarang, dan Roki malah menggoda dirinya.

"Jangan bikin aku malu deh mas," ujar Erina tampak cemberut, namun hatinya tampak berbunga-bunga.

"Ngapain malu, kan cuma ada kita," sahut Roki kali ini menyeringai dan dengan sengaja menaik turunkan alisnya seraya menatap gadis di hadapannya. "Kalaupun melakukan lebih juga gak bakalan dosa, adanya pahala...kita sudah sah...bebas," imbuh Roki menatap Erina sambil nyengir.

Erina tampak mengangguk-ngangguk mendengar penuturan suaminya.

"Ok aku makan," Ujar Erina kemudian, ia segera menyantap nasi disendoknya walau sebenarnya terasa malas.

"Nah, gitu donk. Anak baik," Roki tersenyum dan perlahan menjauh. Erina mendengkus mendengarnya.

Akhirnya mereka selesai sarapan, Roki berdiri dari kursi dan berpamitan kepada istrinya.

"Aku berangkat kerja dulu ya, assalamualaikum," Roki melangkah keluar rumah menuju mobilnya.

"Waalaikumsalam," sahut Erina, ia lantas membereskan meja makan dan menaruh piring bekasnya ke tempatnya.

Erina terlihat buru-buru, setelah selesai sarapan ia bersiap untuk mandi. Jadwal kuliahnya hari ini memang pagi, jadi Erina berusaha lebih cepat dalam menyiapkan keperluan kuliahnya.

Erina tampak membuka lemari pakaiannya, mencari pakaian yang ingin dipakainya. Setelah menemukan baju yang pas, Erina segera memakainya. Tak lupa juga membubuhkan bedak tipis dan lipstik merah dibibir mungilnya.

Erina segera keluar dari kamar dengan menutup pintu. Ia malah tengah berjalan santai menuju teras. Langkah Erina telah sampai di halaman dimana sepeda motornya terparkir, Erina segera menaiki sepeda motornya. Tangan kanannya dengan lincah memutar lubang kunci sampai terdengar bunyi klik.

Mesin sepeda diraungkannya sesaat, lantas melaju kemudian.

TBC

Ig : tansah.elingdd97

Jodoh Untuk Erina (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang