🐣35. Cemburu🐣

1.7K 152 65
                                    

.

.

.

🐣Sadar, sekarang kita berada di belahan dunia. Aku di Utara dan kamu di selatan. Tak bisa bertemu dengan satu rasa lagi🐣


Happy reading ♥️
Maaf kalau ada typo😃

Hari-hari yang penuh dengan lekuk irisan luka telah dijalani oleh gadis itu. Langkahnya bergerak dengan pelan saat berjalan menuju gerbang sekolah. Senyumnya mengembang saat orang lain meliriknya, tetapi ia tak mendapat balasan apapun.

Semua orang tak akan pernah tahu, betapa perihnya alur hidup yang tak pernah mengizinkannya bahagia. Apakah ia bisa tersenyum saat ia telah melepaskan tali pedih itu? Semua telah menjawab 'tidak akan pernah' seluruh kejadian yang ia alami, membawa gadis itu menuju kesadaran bahwa ia tak bisa mencicipi senyum tanpa luka.

Miris memang, tetapi takdir selalu menuntut 'kurang' yah, gadis polos itu kurang kuat untuk menjalaninya. Masih banyak rintangan yang akan ia selami, entah ia masih bertahan atau menyerah.

Tergantung dengan hatinya. Takdir memang kejam, ia tak peduli kita sanggup atau tidak. Namun, takdir hanya tahu, bahwa kita harus tangguh melewati setiap goresan luka yang di sugguhkan untuk setiap orang.

Kepala Luny semakin lama menunduk kebawah, sambil meremas rok abu-abunya. Saat ia sadar, tak ada yang mau menyapa dan tak ada yang mau melemparkan senyum tulus untuknya. Semua hanya melirik sinis, Luny pun tak peduli akan hal itu. Cukup ia tersenyum untuk dirinya sendiri jika memang mereka tak minat untuk memandangnya.


"Pagi," sapa seorang lelaki bertubuh kekar dan senyum yang terpampang manis di wajah tampannya. Namun, sayang sapaan itu bukan untuk Luny, tetapi untuk cewek yang sedang berjalan di belakang gadis itu.

"Maaf, yah sayang. Gue telat," Azer mengecup ujung kepala Yenzi dengan mesra. Yenzi pun berlilit manja di tubuh yang kekar itu, memeluk Azer dengan wajah yang cemberut. "Besok jangan di ulangin, yah"

Aghhh!

Ingin rasanya Luny berteriak dan memakai mereka, tetapi yang bisa ia lakukan hanya memendam rasa sesak di dada. Dengan sekuat mungkin ia berusaha menarik senyum di hadapan Azer dan Yenzi. Yah, setelah Azer putus dengan Luny, lelaki itu memilih Yenzi sebagai kekasihnya. Semoga hubungan yang tak seburuk Luny dan Azer.



Lelaki itu sempat melihat wajah Luny yang tersenyum ke arahnya, ingin ia membalas tetapi Yenzi telah lebih cepat membawanya pergi. Luny hanya bisa menghela nafas dengan berat.

Dengan penuh percaya diri ia melanjutkan langkahnya, tak peduli hari ini ia akan terbakar cemburu, karena Yenzi dan Azer memamerkan hubungan mereka tepat di depan Luny. Cemburu? Oh jelas, wajah gadis itu siap-siap panas.

Saat Luny sedang melangkah di belakang Azer dan Yenzi yang tengah bergandengan tangan. Tiba-tiba dari arah belakang, seseorang menarik lengannya dan menggenggam erat.

Wajah lelaki itu lurus ke depan, hidung yang mancung, bibir yang tipis merah, tinggi, dan putih bersih. Sangat tampan. Vano membuat Luny sedikit padam dari api cemburu itu. Sesekali Vano melirik Luny, seolah mengatakan 'gua ada di sini, lo nggak perlu takut.'



Luluh tapi Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang