7. Hati Azer itu keras

1.4K 159 19
                                    

.

.

.


Kita telah memulai dengan perasaan yang tak selaras. Semoga esok nanti perasaan kita mampu untuk saling membalas.




Gadis itu sedang duduk di bangku halte SMA Kasih, tampaknya ia sedang menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Sesekali ia menoleh ke kanan dan ke kiri berharap yang di nanti itu datang dengan segera. Sejak lima belas menit yang lalu ia duduk, namun belum menemukan seseorang yang sedari tadi ia tunggu.

  Beberapa menit kemudian gadis itu mendengar suara tawa yang serentak dari arah ujung halte, segera Luny mencari tahu dan melirik ke arah sumber suara. Ternyata Azer dan Yenzi sedang bercanda, saling tertawa dan menatap satu sama yang lain, tampak dari sorot mata mereka tersirat rasa saling menyukai yang terpendam.

"Yuk, jalan bareng ke kelas," tawar Azer dengan senyum yang cerah, mengulurkan tangannya ke arah Yenzi.

"Yuk." Yenzi menggandeng lengan Azer dengan manja. Dengan cepat Luny berlari dan menghampiri pacarnya yang sedang berjalan bersama perempuan lain.

"Azer!" Suara melengking terdengar keras, hingga dua orang yang berjalan di hadapannya menoleh ke belakang dan menatap Luny yang sedang berjalan menghampiri mereka dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Kamu jalan sama aku aja!" Lanjut Luny pada Azer lalu melepas tangan Yenzi yang seenaknya manja di lengan pacarnya dengan lembut.

"Lun, Gue lagi nggak pengen jalan sama lo! Ini masih pagi jangan buat mood gue hancur!" Azer menatap dingin wajah imut yang ada di depannya.

"Eh, Zer nggak apa-apa kok gue di luan aja, kalian kan masih baru-baru pacaran jadi  gue--" ucap Yenzi terpotong.

"Nggak kok Yen, santai aja.Yuk kita jalan ke kelas." Azer menarik tangan Yenzi dengan mesra di depan Luny.

"Zer, gue mau juga jalan bareng sama lo!" Pekik Luny menarik ujung seragam Azer dengan paksa. Ia tak mungkin diam melihat pacarnya di gandeng sama yang lain. Azer membalikkan tubuhnya dengan malas, menatap dingin wajah Luny yang membuatnya naik pitam setiap hari.

"Kalau lo emang pacar gue, biarin gue bahagia," putus Azer kembali meraih tangan Yenzi dan berjalan cepat menjauhi Luny. Dari jauh, Yenzi tersenyum simpul pada Luny.

Luny menatap punggung kedua remaja yang sedang berjalan di depannya dengan mesra dan saling menggenggam tangan dengan erat. Luny sama sekali tak merasa cemburu, ia tersenyum dari jauh. Di dalam benaknya suatu saat nanti dia juga pasti bisa menggenggam erat tangan Azer. Karena hubungan mereka belum di mulai, gadis itu berjanji akan membuat luluh hati Azer meski ini terkesan sangat mustahil.

***

 

  Saat istirahat tiba dengan gesit Luny berjalan ke kelas Azer ia tak ingin pacarnya di sambar oleh gadis lain, ia harus menjadi orang pertama untuk Azer. Wajahnya yang imut dan lucu, serta rambut panjang yang tetap ia gerai nan indah, tak lupa dengan pita merah yang setia menghiasi rambutnya. Gadis itu berjalan melewati koridor kelas, tak peduli dengan bisikkan dan cibiran kasar yang selalu menjadi santapannya setiap hari.

Dari pintu kelas IPA 4 Azer keluar bersama dengan sahabatnya Dedi, Arwan dan Nandi. Tanpa menunggu lama Luny segera menghampiri para lelaki itu.

"Hi," sapa Luny melambaikan tangannya.

Luluh tapi Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang