28. Aku pergi

2.2K 184 38
                                    

.

.

.

"Aku pergi dan akan kembali menjadi orang  terasing yang tak akan melukai kalian lagi."

_Luny Valine_


Happy reading 💌🍭
Warning! Siapkan tisu sebelum membaca wkwkw



Dengan langkah yang cepat, gadis mungil itu memasuki halaman rumahnya. Nafas Luny terputus-putus. Namun, ia harus masuk ke dalam melihat kondisi Aldy.

Di ruang tengah itu, Rama, Resy dan Yenzi menatap dingin seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka. Dengan keberanian Luny terus melangkah dengan raut wajah yang khwatir. Tak peduli dengan tatapan sinis yang tertuju padanya.

"Gimana keadaan papa?!" tanya Luny dengan nafas memburu kasar. Rama hanya tersenyum tipis, sementara Resy dan Yenzi melangkah pergi. Luny tak tahu strategi apa yang akan ia terima dari orang-orang terdekatnya.

"Kamu sayang sama papa?" tanya Rama dengan tatapan tajam. Luny mengangguk cepat, air keringat dari pelipisnya jatuh dengan perlahan.

"Tapi dia nggak sayang sama kamu!" Sarkas Rama membuat hati Luny runtuh. Segera gadis polos itu menggeleng lincah.

"Nggak mungkin! Papa sayang sama Luny! Sekarang papa ada dimana?!" teriak Luny penuh ketakutan, bisik-bisikkan  negatif berhasil menyusup pikirannya.

"Dengar saya baik-baik, kamu dan Aldy sudah tidak berkuasa lagi di rumah ini!" balas Rama dengan nada tinggi, hingga membuat Luny semakin ketakutan.

"Aku nggak peduli, aku cuma mau lihat papa!" jerit Luny frustrasi. Rama mengeraskan wajahnya sambil menatap Luny dengan geram.

"Saya cuma meracuni Aldy dan menggoreskan sedikit pisau tajam di bagian lehernya, tapi jika kamu ingin dia mati sekarang juga, saya akan melakukannya untukmu!!" Bisik Rama tepat di telinga Luny.

Tubuh gadis itu bergemetar dengan hebat. Ia tak menyangka bahwa Rama sekejam ini pada suaminya sendiri. Apa yang membuat ia marah hingga melakukan hal yang berlebihan seperti ini? Luny benar-benar tak mengerti.

"Tolong jangan sakiti papa!" ujar Luny dengan suara yang bergetar. Rama tersenyum puas melihat air mata gadis polos itu jatuh dengan deras.

"Kamu tidak akan pernah melihatnya! Jika tidak melakukan perintah saya!" Tegas Rama menatap Luny dengan tajam.

"Apa yang mama mau dari ak-"

"Stop! Sebelumnya jangan panggil saya 'mama' kamu tidak pantas untuk mengatakan hal itu. Karena kamu perusak! perusak! Dan perusak!" Jerit Rama menatap Luny dengan kebencian yang teramat dalam.

Gadis polos itu juga menatap Rama, tetapi tatapannya teduh dan penuh kasih sayang. Air matanya terus menetes dengan lancar, ia tak kuasa menahan rasa sakit yang datang secara serentak ini. Sedangkan Rama melihat wajah Luny dengan jijik, tanpa ada rasa kasihan.

"Baik, apa yang harus aku lakukan?" tanya Luny dengan nada yang pelan.

"Pergi dari rumah ini! Dan putuskan hubungan kamu dengan keluarga saya. Agar Resy, Aldy dan saya bisa bahagia tanpa kamu!!" Bentak Rama dengan keras, membuat Luny jatuh ke dalam lubangan luka yang semakin dalam dan gelap.

Ia menatap Rama dengan lekat, Luny mencintai seorang ibu yang bisa membimbingnya di masa-masa yang sulit. Namun, justru ibulah yang membuatku semakin keropos. Tak ada kasih sayang di mata Rama, yang ia harapkan adalah gadis itu segera keluar dari rumahnya.

Luluh tapi Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang