🐣31. Bertemu🐣

1.6K 136 30
                                    

.

.

🐣Ketika aku melihatmu dua hal tersirat dengan jelas yaitu luluh dan luka

Happy reading ♥️
Vote sebelum membaca😊🦋



Dua motor bebek berwarna putih itu berderet di depan rumah Azer. Dedi, Arwan dan Nandi telah menyusun sebuah taktik untuk menjalankan misi mereka hari ini.

Ketiganya memakai kacamata hitam dengan jaket army. Mereka berdiri dengan santai sambil menunggu Azer keluar dari rumah.

"Kemana nih? Si kodok darat lama banget," sahut Dedi.

"Paling lagi make up,"

"Huaaa...."

Tak lama kemudian Azer keluar dari arah pintu sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku lalu melangkah dengan elegan. Tatapan yang tajam, hidung yang menjulang tinggi, bibir tipis merah muda, serta rambut hitam yang tersisir rapi ke arah samping.

"Gilak, gue yang lihatnya aja udah klepek-klepek," sahut Dedi.

"Kalau kayak gini, Zer. Lo nggak bakal ditolak deh," susul Arwan.

"Lama banget lo, cuma gini doank. Kirain mau pakai baku emas. Yuk lah! Kita beraksi," ucap Nandi membakar semangat para sahabatnya.

"Beraksi!" Ucap mereka secara serentak.

"Azer!" Panggil wanita cantik itu sambil berlari dari arah yang jauh.

"Siapa tuh? Selingkuhan lo Zer?" Ucap Dedi sembarangan. Azer memukul kepala Dedi yang telah di tutupi dengan helm.

"Itu, si Yenzi calon mantu emak gue," sahut Arwan.

"Lo mau kemana?" Tanya Yenzi dengan nafas yang tersengal-sengal, ketika ia sudah berdiri di depan Azer.

Dedi, Arwan dan Nandi langsung pergi dari tempat Azer dan Yenzi berdiri. Mereka memang tak di izinkan Azer untuk tahu percakapan lelaki itu dengan orang lain.

Namun, telinga Dedi memiliki koneksi yang sangat tinggi. Hingga ia bisa mendengar meksipun dengan jarak yang jauh.

"Jawab, Zer. Lo mau kemana?"

"Mau cari Luny," balas Azer dengan kaku.

"Luny udah nggak ada! Yang ada itu gue! Ngerti nggak sih?" Yenzi mengenakkan kakinya dengan kesal di atas aspal.

"Gue nggak bisa jelasin lagi, Kenapa gue harus mencari cewek itu. Jadi, biarin gue pergi." Setelah mengatakan itu Azer pergi di susul oleh langkah kawan-kawannya.

"Perlu gue bunuh lo, Luny? Supaya lo nggak rebut kebahagiaan gue?"
Batin Yenzi sesak, menatap punggung Azer yang telah pergi jauh.

"Gue cinta banget sama lo, Zer. Gue nggak bakal reka lo jatuh hati sama perusak itu!

Tanpa menunggu lama lagi, keempat remaja itu membelah jalanan yang luas dengan penuh bahagia, sambil bersorak-sorai.

Dedi berboncengan dengan Nandi sedangkan Arwan berboncengan dengan Azer. Sengaja Dedi dan Arwan tidak di pasangkan, karena jika mereka satu motor. Percayalah mereka tidak akan sampai tujuan, tetapi menyimpang di warung atau ngemil bakso di pinggir jalan.

🐥🐥🐥

Kedua mata bulat berwarna hitam pekat itu terbuka dengan pelan namun, pasti. Silau pancaran sinar matahari menyorot permukaan wajahnya. Gadis itu terlihat pucat, bibirnya kering, serta rasa pusing masih ia rasakan berdenyut sampai  saat ini. Ia menatap wajah bulat yang tersenyum senang di depannya.

Luluh tapi Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang