21. Jujur itu sulit

1.1K 131 24
                                    


.
.
.

"Bicaralah jika sesuatu itu terlahir dari hati kecilmu,  terkadang itulah yang sedang di tunggu seseorang dari mulutmu"

_Luny valine_




Happy reading ♥️

Suasana di siang hari ini tampak mendung, sinar matahari tertutup oleh gumpalan awan yang tebal, perlahan-lahan angin menyapu lembut wajah gadis itu bahkan membuatnya merinding. Bau semerbak bunga kamboja, mawar, melati, menusuk tajam penciumannya.
Sepertinya hujan lebat akan segera menyambar permukaan bumi, tetapi Luny tak peduli itu. Ia datang seorang diri ke pemakaman ibunya dengan hati yang rapuh tanpa seorang pun yang tahu.


  Gadis itu mengelus sebuah batu nisan yang tertulis sebuah nama yang terpatri di hatinya. 'Lusy Varine'. Yah, nama mereka hampir sama, itu yang membuat Luny selalu ingat dengan ibu kandungnya yang telah meninggal sejak ia masih berumur 7 tahun. Terlintas cerita tentang kematian ibunya ketika melihat foto seorang wanita yang berupa paras yang manis dan polos, sama seperti dirinya.

Adly sangat mencintai Lusy, tetapi ia dibutakan oleh seorang wanita yang lebih cantik rupawan seperti Rama. Sehingga ia memilih menikahi Rama dan meninggalkan Lusy yang sedang sekarat.

Kemudian Lusy meninggal akibat penyakit anemia yang semakin parah karena keadaan ekonomi yang juga semakin menipis dan saat itu Aldy menikah dengan Rama, membiarkan Luny sendiri. Namun, penyesalan menghantui bahkan membuat hidup Aldy tidak tenang atas kematian istri pertamanya.  Sehingga ia memutuskan untuk membawa Luny dan menjadikanya bagian dari keluarganya sebagai rasa penyesalan yang ia alami. Dan Aldy juga mewarisi perusahaan dari kakek Luny, sebagai Ayah kandung dari gadis itu.

Aldy menceritakan semuanya pada Luny saat gadis itu tinggal di lingkungan keluarganya. Lelaki itu mau agar Luny memaafkannya. Namun, gadis itu tak bisa melakukan apa-apa hanya bisa menerima kenyataan, yang telah terjadi. Ia cukup berterima kasih bisa hidup sampai hari ini.

"Syalom ma, gimana kabarnya? Luny kangen." Gadis itu berdiri di samping makam Lusy, menatapnya dengan pilu. Makan itu telah di keramik dengan warna biru bercorak indah.

"Sampai kapan mama biarin Luny berjalan melewati lika-liku hidup ini?"

"Kenapa Tuhan tega banget ambil mama, saat Luny terlahir sebagai anak yang penuh luka?!" Gadis itu berjongkok, menatap makam itu dengan lirih.

"Ma, Hidup ini keras. rasanya pahit, tapi Luny senang mama udah pergi dan tenang di sana. Karena kalau mama masih hidup, mama pasti terluka seperti Luny," menarik nafasnya perlahan, menahan gemuruh tangis yang hendak pecah sambil menaburi bunga mawar dan melati dari ranjang.

"Tapi tenang ma, Luny kuat kok." Lanjutnya dengan suara yang gemetar.

"Banyak hal yang membuat Luny nyerah, tapi masih ada papa yang buat Luny bertahan." Berusaha melengkungkan senyum manisnya.

"Selain papa, ada cowok yang buat Luny jatuh cinta. Mama tau nggak namanya siapa? Pasti nggak tahu kan? Luny kasi tahu yah, namanya Azerio Krisal. Cowok ganteng yang berhasil buat Luny luluh." Gadis itu seolah berbicara dengan batu, tetapi ia yakin Lusy mendengarnya dari alam sana.

"Meskipun Azer cowok yang dingin, tapi Azer sayang kok sama Luny, buktinya dia cemburu banget kalau Luny dekat sama Delon atau Vano."

"Mama tahu nggak? Anak kesayangan mama ini, semakin terluka saat mulai kenal Cowok itu, tapi semakin dia nyakitin semakin Luny bertahan, ma." Mengelus batu nisan itu dengan lembut. Menutup raut wajah yang terluka, dengan menundukkan kepalanya ke bawah.

Luluh tapi Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang