25. Selalu Salah

1.3K 128 44
                                    

.

.

.

"Aku salah dan tidak pernah benar

Kau selalu egois dan tidak pernah peduli"

_Luny Valine_

Happy reading ♥️♥️

Pukul 06.00 Luny sudah siap-siap ke sekolah. Yah, ia harus bangun lebih awal untuk memasak sarapan pagi, menyiapkan air mandi, dan membersihkan dapur. Ia juga harus lebih subuh  berangkat ke sekolah, karena sebelum sampai ke sekolah ia mengantarkan loundry Rama ke tempat yang lumayan jauh.

Saat ia sedang melangkah keluar teras, tangannya di cegah oleh Yenzi. Lalu Luny menatap cewek itu dengan datar.

"Udah pintar yah! Buat Azer deketin lo terus ngejauhin gue," ucap Yenzi dengan alis matanya yang naik sebelah.

"Kenapa? Merasa kalah?" Balas Luny melepaskan tangan Yenzi.

"Apa? Kalah? Lo udah tahu seratus persen Azer bakal cinta sama lo? Gue yakin dia cuma mau mainin hati lo doank, terus balik ke gue! Karena tempat Azer bersandar itu gue bukan lo!" Pungkas Yenzi tidak terima dengan cibiran Luny.

"Oh," balas Luny singkat lalu membalikkan badannya hendak melangkah. Namun, Yenzi kembali menahan lengan gadis itu dari belakang.

"Sekali gue lihat lo dekat sama Azer, gue nggak takut untuk mengalihkan semua perhatian orang tua lo ke gue! Termasuk papa!" Ancam Yenzi dengan tatapan tajam.

"Ambil aja semuanya Yen! Sampai lo puas!" Pekik Luny pergi dengan wajah yang memerah. Yenzi terdiam sambil menarik sudut bibirnya untuk tersenyum licik. Ia tak peduli kesakitan yang dialami Luny, yang ia mau adalah kebahagiaan tanpa terbatas.

Di dalam perjalanan, Luny mencoba membuang semua bebannya, menganggap ini semua canda dunia yang mencobanya untuk semakin kuat.

Sampai di tempat loundry ia memberikan pakaian yang banyak terbungkus dalam plastik Biru berukuran besar. Kemudian ia berjalan menuju kesekolah dengan jalan kaki. Sengaja ia tak memakai mobil, karena ia ingin Resy ikut bahagia dengan menaiki mobil pemberian Aldy.

Di tengah perjalanan, Sebuah motor besar berwarna hitam kilat memotong langkah Luny. Hingga gadis itu terkejut sambil mengelus dadanya.

Seseorang di balik helm itu membuka layarnya lalu tersenyum simpul. "Itu aja udah takut! Gimana kalau gue giling!" Ujar Azer diiringi dengan tawa kecilnya.

"Emangnya lo nggak takut kalau digiling?!" Pekik Luny kesal sambil memukul bahu Azer dengan botol minumannya.
Sehingga lelaki itu meringis kesakitan, tetapi tawanya semakin besar melihat reaksi lucu dari gadis itu.

"Gemes banget pengen giling lo di aspal!" Ucap Azer menarik pipi Luny lalu menggoyangkannya.

"Auh!! Sakit!" Memukul tangan Azer yang tengah asik mencubit pipinya.

"Ya udah. Ayok naik! Berani banget lo jalan kaki, sendiri lagi! nanti kalau ada yang nyulik anak ayam  kayak lo gimana?" Tanya Azer yang mendapat cubitan kecil dari jari lentik gadis itu.

"Aish! Sakit woi!" Ujar Azer mengelus banggian pinggangnya yang terasa sakit.

"Gue manusia bukan ayam!" Balas Luny jutek.

"Ya, ya. Udah ayok naik! Atau gue tinggal?"

"Ya udah!" Luny melangkah mendahului Azer.

"Nggak usah ngambek, nanti gue lempar ke got tau rasa lo!" Azer turun dari motornya lalu mengangkat Luny ke atas motornya.

Luluh tapi Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang