4. Berjalan di sampingmu

2K 229 34
                                    

.

.

.


Ada yang menyukaiku? Kenyataannya tidak, pikiranku terlalu asik saat bercanda.






Bel berbunyi dengan lantang, hingga merambah ke seluruh
lingkungan SMA Kasih. Semua siswa menyambut suara bel dengan penuh semangat, beberapa di antara mereka segera menghuni kantin dan ada yang berkumpul di lapangan olahraga, serta memadati koridor kelas. Sementara Azer dan kawan-kawan duduk diam di dalam kelas, membicarakan hal-hal yang tidak penting. Saat ini Azer lebih banyak diam.

"Woi, nggak ada niatan mau borong mie bakso ke kantin nih? bokek lu semua?" Ujar Nandi.

"Sotoy lo!" Ujar Dedi melempar gulungan kertas kecil.

"Semua isi jualan kantin juga bakal gue borong!" tambah Arwan terlihat gabut sambil menggigit tutup pena.

"Zer, lo kok tumben diam? Biasanya 'kan lo yang ngajak kita bar-bar," singgung Nandi. Sang pemilik nama memilih termenung.

"Zer!" sahut mereka serentak, hingga membuat Azer bangun dari lamunannya.

"Gilak coy, pagi-pagi udah bengong aja lo tong," sahut Dedi.

"Nggak! Siapa yang ngelamun, sok tahu lo," bantah Azer memperbaiki posisinya.

"Eh, Zer ngomong-ngomong lo emang ada niat banget yah? Nolongin cewek yang kemarin itu di kantin?" tanya Arwan menepuk pundak Azer.

"Gilak lo Zer, jangan main-main sama si Luny, dia tuh cewek yang diam-diam tapi baperan. Ntar dia berharap lebih sama lo gimana? Kan ngeri tuh cowok ganteng kayak lo jadian sama cewek cupu," susul Dedi menggetarkan badanya seolah tidak suka.

"Biasa aja lo! gue cuma nggak suka aja liat kesombongan si Delon sampe ngebuat tuh cewek nangis di depan banyak orang!" balas Azer santai sedikit tegas dengan mengangkat kakinya ke atas meja.

"Berarti lo peduli donk sama si tuh cewek, siapa sih namanya si... si... Eh siapa sih susah banget," sahut Arwan melirik kanan dan kiri.

"Luny Valine ," tutur Azer dengan wajah datar.

"Nah, itu namanya. Eh, kok lo bisa hapal sih namannya?" Jiwa kepo Nandi keluar.

"Ini nih, Azer mulai nakal. Tumben banget lo dekat sama cewek, biasanya lo kan jutek bau ketek," tebak Dedi menyelidiki wajah Azer.

"Jadi selama ini lo kira gue nggak suka sama cewek apa? Asal kalian tau ya, gue punya cewek yang lagi gue incar," sergah Azer hingga memancing jiwa kepo teman-temannya semakin naik.

"Siapa zer?"
"Namanya siapa?"
"Jangan bilang kalau si Tuti, cewek gendut itu. Kalau lo naksir sih gue rela," tutur Dedi yang membuat mereka tertawa.

"Udah lah lupain, lambat atau cepat kalian bakal tau," cegah Azer.

"Eh, pertanyaan gue belom lo jawab!" sahut Nandi.

"Apaan?"

"Lo tau dari mana nama lengkap si Luny?"

Luluh tapi Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang