Bab 21

395 94 5
                                    

   Ruang makan terletak tidak jauh dari tangga bagian kiri. Kami bergantian meng-scan LifeWatch pada monitor yang menempel pada pintu masuk. Pintu terbuka saat aku masuk dan kembali menutup secara otomatis. Ya, aku rasa semua ruangan memiliki sistem yang serupa pada pintu masuknya. 

   Makanan telah disajikan di atas meja saji yang terletak di tengah ruangan. Aku mengambil piring dan meletakan sepotong daging goreng beserta beberapa sendok sayuran. Cukup enak jika dilihat dari penampilannya. Aku duduk semeja dengan Sam dan Jaquest lalu beberapa peserta lainnya datang memenuhi kursi makan di meja kami yang mana setiap meja memiliki total kursi berjumlah 8 . 

     "Hei kau si gadis petarung itu bukan? aku melihatmu pada layar saat hari kewenangan" sapa seorang perempuan bersama dua orang temannya yang duduk di hadapan kamu sekarang, "Aku Crystal dan ini dua orang teman sekamarku, Paul, Janine" lanjutnya memperkenalkan dua orang itu disisi kiri dan kananya. 

     "Mereka hanya suka membuat lelucon yang mengada-ngada di atas panggung" balasku hangat, "Ini Sam dan Jaquest teman sekamarku, namaku Skye" lanjutku. Crystal melanjutkan percakapan yang menjelaskan bahwa mereka berasal dari Clique yang berbeda satu sama lain. Crystal sangat ramah atau bahkan aku bisa mengatakan bahwa ia peserta perempuan pertama yang menyapaku lebih dulu? Janine juga tidak kalah ramah dengannya, hanya saja gadis ini sedikit lebih menutup diri. Yaa, kami semua sedang berpura baik-baik saja ditengah semua tekanan yang terjadi. Pada akhirnya aku merasa bersyukur karena masih ada waktu seperti ini disaat ini. Sementara, namun aku merasa seolah di rumah. 

   Kami berbincang hingga tanpa sadar santapan dihadapan kami telah lenyap. Crystal dan teman-temannya pamit duluan karena mereka masih ingin berkeliling mencari tahu lebih banyak mengenai LifeCastle. 

     "Aku dan Jaquest akan pergi ke toilet dulu, kau ingin menunggu disini atau?" tanya Sam saat kami meletakan piring ke tempat pencucian kotor.  

   Aku menggeleng kecil, "Aku ingin langsung beristirahat saja" balasku. 

    "Baiklah, sampai bertemu di kamar" ujar Sam. 

   Sam dan Jaquest beranjak dari hadapanku, sementara perhatianku teralihkan kepada Claire. Aku menghela nafas lega melihat kondisinya yang baik-baik saja, tidak ada luka sedikitpun pada tubuhnya. Ia bahkan tidak menyapaku saat berlalu di depanku. Entahlah, aku merasa gadis itu memiliki sesuatu yang berkelebat di pikirannya. 

   Aku rasa akan lebih menyenangkan jika melewati jalan yang berbeda dari saat aku datang ke ruang makan. Hanya tersisa aku dan dua orang peserta yang melalui lorong menuju tangga bagian kanan LifeCastle. Ya, jarak antara ruang makan dan tangga darurat bagian kanan memang lebih jauh dari tangga di sisi kiri LifeCastle. Aku menoleh ke belakang, hanya sekedar memastikan bahwa Claire sudah meninggallkan ruang makan. Aku merasa memiliki tanggung jawab penuh atas anak dari seniorku.

   Mataku menyipit ketika melihat sekawanan pria yang menggodaku siang tadi keluar ruangan dan saling berbisik satu sama lain. Instingku mengatakan bahwa ada sesuatu yang akan mereka lakukan. Seketika mataku terpaut pada Claire yang sedang menuruni tangga darurat bagian kiri. Sial, gerombolan itu berniat mengikutinya. 

   Aku memutar langkahku, sebisa mungkin berjalan di belakang mereka tanpa mereka ketahui. Aku bersembunyi di balik pilar, saat mereka menuruni tangga. Si brengsek itu mencegat Claire pada anak tangga lantai 3. Aku sudah tidak bisa menahan diri. Aku berlari menuruni anak tangga. 

     "HEY KALIAN!" teriakku spontan saat melihat Claire mulai di goda oleh mereka. 

   Pria yang berlagak menjadi ketua geng itu meludahkan air liurnya, "Kau lagi" gumamnya. 

     "Aku sudah katakan bahwa jangan sesekali menganggunya. Apa kau benar-benar tidak ingin melihat dunia lagi besok?" ancamku dengan tatapan sinis secara bergantian kepada 3 orang bajingan ini. Ia melangkah mendekatiku. Hingga wajahnya hanya berjarak satu jengkal dari wajahku. Ia menatapku lekat-lekat lalu hanya tersenyum miring sembari terkekeh kecil. 

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang