"Tetap disitu, Sam!" cegatku sedikit berteriak kepada Sam. Ia berhenti melangkah dengan raut kebingungan. Kira-kira sekarang jaraknya lebih dari 2 meter dari aku dan Nick. Baiklah, ini jarak aman dimana kami bisa berpikir tanpa didengar oleh Sam.
"Kau...baik-baik saja?" tanyanya.
Aku melirik Nick, "Tidak, aku merasa sedang tidak stabil saat ini. Maka dari itu, jangan mendekat, Sam" jawabku. Kuharap Nick mengerti arti dari lirikan mataku yang bahkan tajamnya mengalahkan mata pisau.
"Apa gara-gara pria ini?" Ia melangkah mendekati Nick dengan tangan yang mengeras.
Aku menghadangnya dan berdiri di hadapan Nick, "Jangan mendekati dia juga" seruku.
"Mengapa?" tanyanya lagi, "Jika ia yang membuatmu tidak stabil itu berarti dia bisa menjadi ancaman bagi semua peserta disini".
"Aku bisa saja meledakkan diri bersama dengan si iblis ini" sangkal Nick yang mulai bekerja sama denganku. Nick mengerutkan alisnya dengan ekspresi yang sangat menyebalkan.
Sam kembali mundur beberapa langkah, "Baiklah, berhati-hatilah, Skye. Panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu".
Aku mengangguk, "Tentu". Sam beranjak dari tempatnya lalu berjalan ke arah Claire.
"Sudah kuduga" Nick tersenyum miring.
"Apa?" ketusku.
Ia menaikkan bahu, "Kau mendapatkan saingan baru untuk Clark dan Steve" lalu ia tersenyum jail.
Aku memutar kedua bola mataku, "Berhati-hatilah dengan Sam, dan jangan berpikir tentang apapun jika kau berada di dekatnya. Ia bisa mendengar isi kepalamu yang busuk itu".
Nick membulatkan bibirnya.
"Apa yang telah rencana kalian?" tanyaku.
"Menjemputmu dan menghentikan semua penyusup yang berasal dari sini, namun aku agak tersentak saat kau mengatakan bahwa Rogers dalang dibalik semua ini. Itu mungkin bisa menjadi alasan dari mengapa ia kerap kali mempersulit kami untuk menjemputmu" ujarnya.
"Tidak ada waktu untuk memikirkan mengapa Rogers melakukan semua ini. Apa kau ada berjumpa dengan ibu atau Lizzy sebelum kemari?"
"Terakhir kali ia tidak dapat dihubungi saat Steve mencobanya"
Otakku semakin berdenyut tidak karuan. Presentasi bahwa Role memang sedang mengurung ibu dan Lizzy untuk mengancamku semakin bertambah dan mengencam dipikiranku.
"Ternyata Role benar, mereka menyekap Lizzy dan Ibu" gumamku.
Layar monitor tiba-tiba saja menyala dan suaranya memenuhi seantero ruangan ini.
'Mari kita sambut, Louis si Penghancur!'
Sepupu Jack itu berjalan dari sisi kanan panggung dengan wajah sengitnya. Aku tidak tahu apa fungsi bebatuan besar yang ada di atas panggung.
'Di sisi kiri kita, Obligees si Tangan Pisau'
Sebaliknya, Obligees berjalan keluar dari balik panggung sebelah kiri. Kami bisa melihat betapa banyaknya penonton yang hadir di dalam ruangan itu. Mereka bertepuk tangan dengan sangat antusias. Latar di belakang mereka membuka, menampilkan countdown yang dimulai dari detik ke 15. Para penonton berteriak bersamaan dengan waktu yang dihitung mundur.
'3......!2.......1!!!'
Bel nyaring berbunyi, sontak Obligees dan Louis saling berlari menuju satu sama lain. Mereka saling menghajar tanpa pandang bulu. Aku melihat countdown disana berubah menjadi hitungan mundur dalam 5 menit. Para penonton bersorak sorai bahkan beberapa ada yang berdiri untuk mendukung jagoan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Rejuvenate
Science Fiction#1 in Science Fiction 27/05/18 #1 in girlmeetsworld 19/08/19 #1 in Warriors 02/04/20 #2 in War 04/08/18 WAR OF THE CITY PART II "War of the city : Mission rejuvenate" My name is Wizzy Lailyrose I'm a Captain I'm the leader of White-Golden s...