Bab 17

532 95 9
                                    

   Penonton bersorak-sorai untuk apa yang baru saja di lontarkan oleh Sam. 'Si gadis petarung'. Itu kalimat yang membuat pikiranku mengalahkan gemuruhnya sorakan penduduk disini. Aku mengernyitkan dahi dan menggeleng kecil, tidak percaya. Lalu memalingkan tatapanku dari sorot mata Sam. Entah apa yang ia rencanakan, aku tidak tahu. Aku berusaha untuk mengontrol emosi diatas sini untuk tidak menggertak Sam atass pernyataanya beberapa detik yang lalu.

     'Woahh, apa ini, hei gadis petarung selamat ya, kau berhasil membuat dua sejarah sekaligus diatas panggung ini' ujar wanita tua itu melirik kearahku, dan ya, aku juga mendapat lirikan yang sama dari para gadis yang aku akui resmi menjadi penggemar Sam. Aku kira selama ini hanya firasatku saja saat melihat banyak gadis menyapa Sam setiap kali kami akan bepergian. Aku bahkan tidak sadar dengan tapapan-tatapan mereka kepadaku. Sekarang aku baru menyadari maksud dari semua tatapan itu. 

   Aku bisa melihat banyak dari mereka menungguku untuk angkat suara atau hanya sekedar menunjukan ekspresi atas pernyataan Sam. Namun, aku tidak memberikan keduanya kepada mereka. Aku hanya menenggelamkan wajahku kebawah. Aku tidak merasa senang sedikitpun dengan hal yang mereka sebut romantis ini, aku, aku merasa seperti dipermalukan sebagai seorang prajurit. 

     'Baiklah sepertinya gadis petarung kita sama terkejutnya ya' ujar MC sembari terkekeh setelah suasana sedikit mereda. 'Dan kau tampan, semoga kalian mendapatkan kehidupan baru yang jauh lebih baik' lanjutnya kepada Sam. 

     'Oke baiklah kisah Sam dan si gadis petarung ialah penutup dari kesan pesan ke-enam belas pesertaa pendisiplinan wajib! semoga hidup kalian selalu berkeseimbangan!'

   Bunyi terompet terdengar selaras dengan tepukan tangan penonton. 

     'DAN..MARI KITA MULAI PESTA HARI KEWENANGAN!' serunya sangat bergairah. 'SALAM KESEIMBANGAN UNTUK KITA SEMUA!'

   Kami mengulurkan tangan keatas dan mengepalkannya diudara 'salam keseimbangan!'. 

   'Duarr duarrr!!' Petasann berkobar dilangit-langit yang sudah memasuki senja. Suara terompet bergemuruh dan penonton bersorak sorai penuh kegembiraan, sebab mereka akan melaksanakan pesta setelah kami beranjak dari atas panggung ini. Arena takdir kewenangan ditepikan dari tengah alun-alun. Musik pesta diputar, yang terdengar sangat asing di telingaku. 

   Di bawah sana, mereka berjingkrak-jingkrak bahkan sudah ada yang mengeluarkan panggangan-panggangan rusa mereka sebagai santapan utama pesta di alun-alun ini. Satu persatu peserta melambaikan tangan kearah penonton dan berjalan ke sayap kiri menuju belakang panggung. 

   Sesampainya di lorong belakang panggung, aku langsung menarik Sam menjauh dari peserta lainnya. "Apapun yang kau katakan tadi, aku tidak suka caramu mempermalukanku seperti itu" ujarku ketus tanpa basa basi. 

     "Hey, aku sama sekali tidak bermaksud untuk mempermalukanmu, aku hanya melanjutkan konsep -berperikemanusiaan- yang kau sampaikan "

     "Apalagi maksudmu sekarang?" 

     "Rasa sebagai manusia yang berperikemanusiaan, cinta. Kita tidak memiliki itu disini bukan? Bahkan beberapa dari orang di Clique ini menikah hanya karena nafsu dan hanya agar garis keturunannya tidak berhenti. Lihatlah aku dan Hans? apa kami layaknya seperti saudara?" jelas Sam. 

     "Ya kau benar, tapi kau lupa bahwa aku berasal dari Clique Prajurit. Tidak ada cinta sama sekali di hatiku" tekanku tegas. 

     "Tidak Skye, tanpa cinta manusiawi itu tidak akan hadir" Sam menurunkan nada bicaranya. 

     "Iya aku sangat paham akan hal itu, tapi bukan cinta semacam itu yang aku miliki" kataku mengakhiri percakapan ini dan pergi bergabung bersama peserta lainnya. 

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang