Bab 16

475 106 17
                                    

   Steve membasuh kedua tangannya, sembari memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan agar bisa menyelidiki semua hal yang ia temukan setiap harinya. 

     "Halo lovesick-boy" ujar seseorang masuk ke dalam toilet pria. Nick.

     "Ya, aku mulai bangga dengan julukan itu" balas Steve tersenyum tipis. 

   Nick mencuci tangan di sebelah Steve, "Ayolah, Wizzy bukanlah satu-satunya duniamu".

     Steve memandang Nick dengan tatapan heran, "Apa maksudmu?"

     "Ayolah, ini sudah 3 bulan sejak Wizzy pergi, dan kau menjadi orang asing di kota ini" Nick terkekeh. 

    "Kau mabuk Nick, sebaiknya kau mengambil izin setengah hari" saran Steve dengan nada datar. Ia sama sekali tidak terusik dengan hal itu. 

    "Setelah bekerja kami akan minum di tempat biasa--" 

    "Lupakanlah, aku akan menjemput Lizzy disekolahnya" Steve beranjak dari wastafel, namun lengannya di cegat oleh Nick. 

    "Hei bangunlah! cobalah untuk membuat duniamu sendiri tanpa Wizzy! Dari dulu semua orang tahu, kau selalu dikeliling oleh gadis-gadis yang mengincarmu"

    "Apa urusanmu? Sejak kecil, semua orang tahu, aku bukanlah seorang yang pandai bergaul, tapi dengannya aku bisa melakukan hal-hal yang membuatku menjadi sesuatu yang bahagia tanpa harus berubah. Segala tentangnya adalah dunia yang aku buat sendiri!!" bentak Steve lalu melepas cekalan lengannya dari Nick. 

   Nick tersenyum licik seolah ia puas melihat emosi yang dikeluarkan oleh Steve. "Kami tunggu kau selepas jam kerja di basement, tempatnya tidak terlalu jauh". Nick melemparkan tatapannya sebelum akhirnya meninggalkan ruang toilet. Entahlah sejenak Steve sadar ia pernah melihat tatapan yang sama sebelumnya. Ya, saat seusai ia berbicara dengan Walikota Rogers. Apa yang sebenarnya tujuan Nick saat ini?

~~~~~

   Kami dibariskan diatas panggung menghadap seantero clique, aku dan Sam berada di sayap kanan Panggung. Sementara Claire berada disamping kiriku.  

    'INILAH DIA 16 DARI 20 PESERTA YANG BERUNTUNG UNTUK MENDAPATKAN KEHIDUPAN BARU!' Seru sang pembawa acara. Sebagian orang bertepuk tangan karena benar-benar mengapesiasi kami dan sebagian lainnya bertepuk tangan hanya karena mengikuti suasana dan tidak berani menunjukan rasa kehilangannya. 

    'Sangat disayangkan 4 orang yang mendapatkan kartu merah tidak dapat bergabung bersama kita diatas panggung ini, dan lebih sayangnya lagi, aku dan kalian tidak dapat menggantikan mereka yang gagal dalam meraih kursi kewenangan' lanjutnya mengajak penonton berinteraksi. 

   Sementara dikepalaku masih berkelebat tentang apa yang ibu Claire maksud. 'mereka tidak boleh tahu jika kita mengetahuinya'. Apa yang ia maksud kita mengatahuinya? Apa ibu Claire, tahu siapa aku yang sebenarnya? Sebenarnya baru kali ini aku mengetahui seperti apa rupanya ibu Claire, namun bagaimana mungkin dengan hanya menuntunnya hingga ke barisannya yang semula membuat ia dapat mengenaliku. Bahkan dapat berbicara seolah kami memiliki pemikiran yang sama . Sialnya, ia tidak sempat mengatakan apapun saat aku bertanya apa yang  ia maksud, sebab dua orang petugas datang menarikku untuk menjauh darinya dan bergabung bersama yang lainnya di atas panggung ini. 

     'Nona? Hei nona?' Aku bahkan tidak sadar bahwa MC sudah berada di depanku sembari memberikan mic. Aku kebingungan mic ini untuk apa, karena sungguh aku tidak menyadari apa yang dilakukan peserta lain dari sayap kiri  beberapa menit yang lalu. Lalu sekarang aku mendapat giliran untuk apa?

    'Kau mengukir sejarah ya, belum ada yang melamun saat berada di atas panggung kewenangan ini. Apa kau baru saja sadar setelah kerasukan menjadi gadis petarung saat di arena kewenangan?' pembawa acara terkekeh diikuti dengan tawa-tawa kecil dari penduduk lainnya. 

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang