Bab 18

425 95 10
                                    

   Aku terkejut melihat Sam berlari mendekatiku dengan membawa dua baju pelatihan sekaligus di genggamannya. "Skye tangkap ini!" Serunya saat hendak melempar satu bungkusan baju pelatihan yang terbalut rapih dengan plastik berwarna silver. Setelah aku berhasil menangkapnya, Sam menggerakan dagunya kearah dimana para peserta berbaris, dengan maksud 'ayo bergabung bersama dengan yang lainnya'. 

   Aku mengangguk paham, lalu berlari memngikuti langkah Sam, meninggalkan semua kekacauan yang terjadi sedaritadi. Kami berada di barisan keempat dari depan. Aku menoleh kearah Sam yang berada tepat disampingku. Entahlah, setelah semua emosi yang aku luapkan padanya di belakang panggung dan semua perkataan dinginku, Sam masih menyempatkan diri mengambilkan baju pelatihan untukku. Hal itu sama sekali tidak terbesit di benakku. Aku merasa sedikit malu padanya. 

   LifeWatch-ku bergetar seketika, menyatakan bahwa waktu 15 menit telah habis untuk melakukan aktivitas pertama kami. Aku menoleh kebelakang dan menyaksikan beberapa peserta yang masih berlarian dan saling merebutkan baju pelatihan itu mendadak tersungkur dan sedikit menggelepar mencari cara untuk tetap mengambil nafas. Namun naas, sepertinya LifeWatch mereka tidak langsung memutus urat nadi namun, mengirimkan semacam racun ke pembuluh darah  atau virus infeksi saluran pernafasan ganas yang membuat tubuh mereka perlahan-lahan membiru, kekurangan oksigen. 

   Hanya dalam kurun waktu satu setengah menit untuk mereka berusaha tetap bertahan hidup seperti itu, seperti lalat-lalat yang tersengat raket listrik. Aku kembali memalingkan pandanganku ke depan. Mataku masih belum sepenuhnya terbiasa melihat orang meregangkan nyawa dengan sangat menyiksa, tanpa bisa berbuat apa-apa. Jiwa kecilku yang terdalam sangat bergejolak dan rasanya ingin berlari untuk menolong mereka. Namun, tidak saat ini Wizzy. Kau bahkan tidak tahu cara menolong mereka dari semua racun ditubuh mereka. Bersabarlah untuk menyelamatkan semua ini...

     "SALAM KESEIMBANGAN!" seru seorang komando di hadapan kami didampingi dengan beberapa orang yag berseragam sama dengannya, baju kaos berwarna merah pekat dan celana PDL berwarna hitam. Seseorang dengan rambut cepak dan berbadan kekar. Biar kutebak, ia dalah ketua koordinator peserta pendisiplinan wajib tahun ini. Kami menjulurkan tangan keatas dan mengepalkannya diudara untuk membalas salam bodoh darinya. 

     "Selamat Datang di LifeCastle! Selamat atas kerja keras kalian hingga bisa berdiri dihadapanku saat ini! " ucapnya penuh semangat. 

   Akan tetapi, perhatianku teralihkan pada dua unit helikopter yang mengambil mayat-mayat peserta di belakang kami yang bertebaran di tanah, dengan alat penjepit yang mereka turunkan dari udara. Satu persatu, mayat-mayat itu dinaikan ke udara, dan dimasukan ke dalam badan helikopter . Aku tidak tahu akan diapakan dan dibawa kemana mereka semua itu.

     "Apa pada distrikmu, pernah mendapat kiriman mayat-mayat yang gagal dalam pelatihan pendisiplinan wajib?" bisikku pada Sam, berusaha agar tidak terdengar oleh peserta yang lain. 

     "Tidak, kami bahkan tidak tahu bahwa pendisiplinan wajib masih harus mengeliminasi nyawa lagi. Bahkan ditahun sebelumnya saat takdir kewenangan, tidak ada nyawa yang harus hangus terpanggang. Satu hari itu harusnya penuh dengan kebahagiaan" balas Sam, tidak kalah pelan dariku. 

     "Ya, dan lebih buruknya ini hanyalah awal dari pelatihan, kita bahkan belum memulai pendisiplinan wajib. Apa mereka tidak akan menyisakan dari kita sama sekali?" gumamku kesal. Sam hanya menggeleng tidak tahu, ia juga mengkhawatirkan hal yang sama denganku.

     "Pertanyaan yang lebih tepat seharusnya ialah, apakah itu pendisiplinan wajib yang sebenarnya" bisik Jackques yang tiba-tiba saja berada diantara aku dan Sam. Aku meliriknya dengan sinis.

     "Maaf, aku juga ingin sedikit menyampaikan pendapat disini" timpalnya dengan cengiran. 

     "Diamlah" ujar Sam tersenyum tipis. 

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang