Bab 11

1.2K 167 14
                                    

  -Markas pusat pasukan keamanan kota-

Steve mengepalkan tangannya, memukul-mukul stir mobil dihadapannya. Ia bingung, kenapa Wizzy tidak pernah memberitahunya? Apa ini alasan Wizzy memutuskan hubungan dengannya? Atau pria lain yang dimaksud Wizzy adalah Clark? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang sangat mudah jika langsung ditanyakan kepada Wizzy.

   Namun satu hal yang membuatnya begitu resah. Bagaimana keadaan Wizzy?. Steve tahu, Wizzy tidak pernah menjalani sebuah misi sendirian sebelumnya. Apalagi sebuah misi yang penting seperti ini. Karena Wizzy bukanlah seorang agen mata-mata melainkan seorang prajurit. Terlebih ia berpangkat Kapten yang selalu didampingi oleh pasukannya.

   Akan tetapi, ia berdiam di dalam mobil selama satu setengah jam, juga memiliki rencana tersendiri. Setelah mobil sedan hitam milik Jenderal Corps pergi meninggalkan parkiran, Steve keluar dari mobilnya.

   Ia menaiki elevator. Di dalam elevator, Steve mematikan kamera pengawas seluruh markas melalui ponsel genggamnya. Saat pintu elevator terbuka, disaat ini juga semua kamera pengawas mengalami gangguan. Lalu bergegas menuju ruangan Jenderal Corps.

     "Kukira kau sudah pulang?" tanya Nick yang tidak sengaja bertemu Steve di pertigaan lorong.

     "Ada sesuatu yang tertinggal diruanganku" jawab Steve dengan cepat. Lalu kembali bergegas meninggalkan Nick yang mengerutkan dahinya.

   Setelah sampai di depan pintu ruangan Jenderal Corps yang tidak ada penjaga karena disaat ini adalah waktunya pertukaran penjaga. Steve melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Saat ini hanya tersisa dua menit empat puluh detik untuk masuk, mencari informasi tentang misi Wizzy dan keluar tanpa diketahui.

   Steve menempelkan lakban yang terdapat sidik jari Jenderal Corps yang sebelumnya ia ambil dari map keberangkatan Wizzy. Syukurlah pintunya berhasil terbuka.

   Steve membongkar setiap laci di ruangan ini dan merapihkannya kembali seolah ia tidak pernah menyentuh benda-benda itu. Tidak lupa, ia juga menggunakan sarung tangan agar sidik jarinya tidak menempel. Sampailah ia membongkar data yang berada di komputer Jenderal Corps. Ia menemukan folder berjudul 'MR99187'.

   Steve menyalin data tersebut ke flashdisk yang sudah ia bawa sedari tadi. Lalu melirik jam yang menunjukan bahwa ia hanya memiliki waktu 30 detik untuk keluar dari ruangan ini.

   Setelah dirasa aman dan tidak ada posisi benda yang dianggap mencurigakan, Steve keluar dari ruangan itu, tepat sebelum dua penjaga datang untuk melaksanakan tugas.

•°•°•°•

   Ini hari kedelapan aku disini. Aku sedang berjalan ke rumah Sam karena ingin mengakrabkan diri dengan para tetangganya. Aku harus mempunyai banyak pendukung jika akan melakukan pemberontakan bukan?

   Aku mengetuk pintu rumah beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Mungkin, Sam belum pulang dari shift malam sekarang. Aku duduk di anak tangga teras rumah, sembari menunggunya pulang.

     "Perhatian kepada seluruh warga Equise City, untuk segera keluar dan berbaris di depan rumah kalian" suara pemberitahuan itu datang bersamaan dengan sebuah mobil yang dari dalamnya keluar beberapa prajurit.

     "Kami kemari untuk melihat level nyawa kalian, ulurkan tanganmu dan jangan ada yang berani untuk kabur" ujar salah satu prajurit. Harus aku akui, semua prajurit yang memeriksa level nyawa kali ini juga memiliki tubuh yang kekar.

   Sam tiba-tiba datang dan langsung menarik tanganku untuk ikut berbaris dan mengulurkan tangan. Aku selalu benci dengan momen ini. Dimana beberapa saat lagi orang-orang akan saling membunuh seolah tidak mengenal satu sama lain. Bayangkan saja, jika orang yang berada di dekatmu akan menjadi orang yang paling berpotensi mengakhiri nyawamu dalam beberapa 10-15 menit. I-tu gi-la.

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang