Bab 36

252 65 10
                                    

"Bagaimana dengan kehabisan oksigen?" kali ini Nick yang bertanya.

"Kau baru mempermasalahkan hal itu saat ini?" heran Jacob.

"Baiklah teman-teman, apapun yang terjadi nanti, yang harus kalian lakukan hanyalah tetap-bertahan-hidup," kata Steve kemudian memandang ke arahku. Sangat jelas ia mengutip kalimat yang sering aku gunakan.

Dimulai dari Jacob kami menyelami perairan berlumpur yang setelah dimasuki tidak sepadat yang kukira. Lebih seperti air pada kolam berenang hanya saja berwarna keruh hingga kami hanya mengekori pergerakkan Jacob yang membawa alat navigasi. Cukup ajaib karena kostum yang kami kenakan benar-benar mencegah air masuk ke dalam tubuh kami.

Nick sedikit benar tentang masalah oksigen, aku mulai merasa kesulitan menarik nafas di dalam kostum kedap ini.

Syukurlah, beberapa menit kemudian Jacob mulai bergerak naik. Setelah dirasa kami mulai dapat menginjak permukaan lumpur yang dangkal, Jacob memberi tanda untuk berhenti dan menimbulkan diri ke permukaan. Namun saat ini, ketinggian lumpur masih setinggi leherku.

"Yang tadi itu seperti bangkit dari liang kubur ya," ucap Fransisca setelah kami berhasil mencapai permukaan dengan selamat. Aku rasa ia berniat hanya berbicara dengan Jacob namun tanpa sengaja kami semua dapat mendengarnya.

Clark membuka penutup wajahnya, "Aku suka humor kekasihmu yang mengalami peningkatan, Jac," ucapnya dengan sedikit meledek.

"Ya, dan aku semakin menyukainya," balas Jacob yang membuat Fransisca terlihat tersipu malu.

Berbeda dengan Clark, ia merasa bulu kuduknya seketika berdiri saat mendengar balasan dari Jacob, kemudian langsung bergegas menjauhi pasangan manis tersebut dan berjalan duluan.

Aku menghirup nafas sepuasnya karena beberapa menit di dalam lumpur tadi layaknya berjam-jam berada dalam ruangan kedap udara. Sesudah cukup membaik dengan pernafasan, aku mengikuti Clark dan yang lainnya untuk kembali berjalan menuju pusat pinggiran kota.

Butuh belasan menit untuk kami agar dapat melalui perairan berlumpur hingga sampai di area yang lumpurnya hanya setinggi mata kaki. Setelah benar-benar menginjak permukaan yang kering, Steve memerintahkan seluruh anggota tim untuk mengganti alat pelindung diri serta kostum menjijikan yang kami kenakan ketika berada di LifeCastle dengan seragam pasukan WhiteGolden.

Seragam ini masih menjadi kostum kesukaanku bahkan aku sangat ingin menggunakannya pada saat hari Halloween lalu jika saja Rogers memperbolehkannya. Eerrgh, rasanya ingin sekali menampar wajah pria yang selama ini menjadi tempat kami berkeluh kesah itu. Rasanya jauh lebih menyakitkan saat mengingat ia bahkan tega menyandera ibu dan adikku.

Aku mencari semak-semak dan pepohonan yang rimbun sebagai tempat berganti pakaian bersama Carol dan Fransisca.

~~~~~

"Kau seharusnya menjadi lebih ramah," Steve tiba-tiba saja memulai obrolan dengan menasehati Nick.

Nick menarik resleting seragam WhiteGolden yang melekat di tubuhnya, "Kau seharusnya lebih pandai dalam memanfaatkan kesempatan."

"Mungkin aku hanya berhasil menyelamatkannya, namun tidak dengan hubungan kami," balas Steve.

"Hsssh," Clark mendesis dan semua orang mulai meliriknya, terutama Jacob.

"Aku tidak bermaksud apa-apa, hanya saja lidahku terasa kelu tadi," jelasnya membela diri.

Jacob membuka tas yang berisikan senjata-senjata mereka, "Dia akan kembali padamu, jika memang dia ditakdirkan untukmu, Steve."

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang