Bab 3

1.6K 244 5
                                    

Rogers sedikit terperangah. Ia tegak dari sandaran kursinya. Dan menatap ke dalam mataku.

"Apa maksudmu?" Tanya Rogers.

"Jangan bersikap seolah kau tidak mengetahui apa-apa, Bapak Walikota yang terhormat" tekanku.

"Tapi, sungguh Wizzy. Aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan" aku benci orang yang suka berbohong.

"Katakan saja padaku, apa yang kau ketahui tentang 'mission rejuvenate number 99187' Aku memaksa, Rogers"

"Sungguh aku tidak menge--"

"KATAKAN ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU?!" Aku membidik tepat pada dahi Rogers. Kesabaranku sudah habis rasanya. Tapi, aku masih manusiawi yang hanya akan mengancam Rogers. Mustahil bagiku untuk membunuhnya.

"Aku yakin kau tidak akan bisa melakukannya" ucap Rogers.

Aku menurunkan bidikanku, "Kau tau Rogers? Sekarang kau terlihat seperti David Vendencrip si Walikota pengkhianat itu" gumamku sambil memasukan kembali pistol ke dalam sarungnya diikat pinggangku.

Wajah Rogers berubah, "Hei! Jangan pernah kau menyamaiku dengan si busuk itu! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah seperti dirinya!" Jawab Rogers tidak terima karena aku tahu, ia palimg benci jika di sama-samai dengan David Vendencrip.

"Jadi, katakan apa yang harus kau katakan padaku" aku tersenyum miring, "Apa yang kau ketahui tentang 'mission rejuvenate number 99187'??"

Rogers hanya diam. Ia tetap tidak menjawab pertanyaanku.

"Huh" aku menghela nafas kasar. "Aku kira kita adalah keluarga Rogers?"

"Jika aku memberitahumu, Kau berjanji tidak akan membenciku?"

"Katakan saja apa yang kau ketahui"

"Baiklah, Mission Rejuvenate number 99187 adalah sebuah misi pemulihan, Wizzy. Pemulihan untuk sebuah kota yang terpuruk. Kota yang dikendalikan oleh seorang penguasa keji, yang membuat sebuah games hanya untuk kesenangannya. Kau tau apa yang menjadi bahan permainan mereka? Manusia!. Kota itu bernasib sama dengan kota kita yang dulu. Dikunci dan tidak bisa berinteraksi dengan kota lainnya. Dan aku memilih ibumu karena aku tahu, ia sudah sangat berpengalaman dalam hal ini. Ia pernah memata-matai sejumlah permainan manusia sejenis ini dengan resiko yang tinggi"

"Kalau begitu, biar aku saja yang menggantikan ibuku" ujarku mantap. Aku tidak tahu mengapa kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Mungkin aku sudah hampir gila saat harus membayangkan bagaimana kalau setelah misi itu, ibuku akan kembali hilang ingatan? Bagaimana kalau ibu tidak berhasil? Bagaimana kalau.... Kalau ibu akan menghilang lagi?

"Tunggu sebentar" kaget Rogers bagai seseorang yang baru saja mendengar pernyataan bahwa unicorn itu benar-benar ada. Mustahil. "Kau tidak serius bukan?"

"Apa kau pikir, aku pernah main-main dengan ucapanku?"

"Sebelumnya, tidak ada yang menginginkan misi ini, Wizzy. Ini sangat berbahaya"

"Oleh karena itu aku yang akan menjalaninya. Tidak ada yang menginginkannya bukan? Bahkan ibuku saja tidak mau. Jadi, biar aku saja yang mengambil alih misi tersebut"

     "Tidak semudah itu Wizzy,"

     "Apanya yang kau persulit Rogers? Bukankah kau yang merekomendasikan ibuku kepada mereka agar ibuku yang menjalankan tugas ini?"

      "Tapi kau belum pernah menjadi Agen mata-mata sebelumnya. Dan aku khawatir tentang keselamatanmu. Lagipula kau harus menjadi agen resmi terlebih dahulu agar dapat menjalani tugas itu"

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang