Bab 7

1.3K 207 13
                                    

   Sam bilang bahwa letak pasar agak jauh dari rumah Hans, karena tempat itu terletak di tengah Klik sedangkan rumah Hans berada di pelosok Klik. Sungguh aku masih sangat bingung dengan pembagian klik-klik disini. Mengapa Rogers dan James tidak memberitahuku mengenai hal ini? Apa mereka memang tidak mengetahuinya?

   Jalanan yang kami lalui semakin ramai di setiap langkahnya.
      "Kita sudah memasuki pusat Klik, Skyé" ujar Sam membuka pembicaraan lagi.

   Di sekelilingku terdiri atas orang-orang yang menggunakan seragam serupa dengan Hans, perbedaannya hanya terletak pada warna selendang yang menempel di bahu kiri mereka. Saat kami mengitari bundaran alun-alun kota. Aku dapat melihat satu bangunan tinggi yang kokoh di antara gubuk-gubuk reyot di sekitarnya. Gedung itu terlihat sangat bertolak belakang.  Terlihat sangat kontras.

       "Apa setiap Klik memiliki bangunan seperti itu? " tanyaku menunjuk bangunan pencakar langit itu dengan dagu.

       "Apa ingatanmu benar-benar dihapus? " sekarang malah Sam yang bertanya balik kepadaku.

       "Dihapus?"

       "Hans bilang padaku bahwa ingatanmu dihapus karena pemberontakanmu"

       "Ya, i-itu benar. Memoriku sedang kacau saat ini. Bahkan aku tidak bisa mengingat keadaan perbedaan di setiap klik" ujarku memperkuat argumen Hans.

      "Tidak apa-apa, kita akan memulihkan ingatanmu nanti. Soal bangunan itu, ya. Di setiap klik ada".

   Aku mengangguk kecil. Tidak terasa kakiku mulai memasuki kawasan pasar. Kumuh, adalah satu kata yang mewakili keadaan disini. Namun, bagi Sam ini adalah pemandangan yang biasa. Pemalakan dan kekerasan dimana-mana.

   Semakin aku memasuki pasar, semakin pula timbul gejolak dalam diriku untuk membinasakan orang-orang yang bertindak semena-mena itu. Ini bukanlah pasar penjual kebutuhan, melainkan pasr kriminal.

   Sampai aku melihat beberapa prajurit bertubuh besar memasuki kawasan pasar. Semua orang langsung memberi jalan dan terdiam. Sam menyuruhku untuk mundur seperti yang lain.

     "Aku kemari untuk melihat level nyawa kalian. Ulurkan tangan dan jangan ada yang berani kabur".

   Level nyawa? Apa-apaan itu. Aku melirik Sam, ia juga mengulurkan tangannya. Aku melihat ada sebuah pin dibagian urat nadi tangan sebelah kirinya. Yang aku yakin itu adalah pin yang berlogo kota ini. Aku memperhatikan semua orang, prajurit itu menghampiri mereka satu  persatu, lalu meng- scan pin yang ada di tangan kiri mereka.
   Aku mulai khawatir dengan nasibku. Bahkan untuk bertanya pada Sam saja aku takut. Saat mereka meng- scan  pin milik Sam, mereka memandangiku dengan murka.

     "Ulurkan tanganmu" ucap salah stu prajurit dengan dingin.

   Aku mengulurkan tangannku.

      "Tidak ada Lifepin, darimana asalmu? "

      "Aku melepaskannya" jawabku singkat. Karena sumpah demi apapun, jantungku berdegup kencang karena ketakutan sekarang. Namun, aku masih berusaha terlihat santai agar mereka tidak curiga.

      "Kenapa? "

      "Karena aku adalah buangan dari Klik Prajurit dan aku pasien operasi plastik. Jadi, wajah baru, Lifepin baru. Aku berniat akan memasangnya lagi hari ini".

      "Tidak ada bekas luka di situ" ia menunjuk pergelangan tanganku.

      "Aku mengoperasi seluruh tubuhku,  pak".

    Prajurit itu mengambil sebuah tablet, lalu menangkap gambar wajahku untuk di scannya. Ia melirikku tajam. Aku yakin ia berusaha mencari dataku lewat benda itu. Tenggorokanku terasa sangat kering sekarang.

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang