Bab 4

1.5K 218 12
                                    

Aku mengetuk pintu beberapa kali, tapi tidak ada yang membukanya. Mungkin ibu dan Lizzy sudah tertidur. Karena ini sudah sangat larut. Aku merogoh kunci cadangan di dalam tas ranselku lalu masukan ke dalam lubang kuncinya.

Saat melanglah masuk, lagi-lagi aku mendengar ibu sedang menelfon seseorang. Tapi suaranya tidak berasal dari ruang kerja ibu, melainkan dari arah dapur. Samar-sama aku dapat mendengar perbincangan mereka.

"Oh syukurlah jika ada seseorang yang mau mengambil alih misi itu, jadi aku tidak perlu meninggalkan kedua putriku"

Pasti Rogers sudah mengatakan permintaanku kepada orang yang menelfon ibu. Baguslah.

"Bolehkah aku bertemu orang itu? Oh maksudku gadis pemberani itu? Aku sangat bangga dengan keberaniannya"

Aku berani karena dirimu, Bu. Kau dan Ayah yang selalu mendidikku dengan sistem militer. Aku terinspirasi darimu. Andai saja kau tahu, bahwa akulah sang gadis pemberani yang kau katakan itu, bu.

"Oh begitu ya? Baiklah, besok aku akan datang ke kantor dan menandatangani surat tugasnya. Sekalian aku ingin bertemu dengan gadis itu"

Ibu menutup telfonnya. Matilah aku jika ibu tahu bahwa akulah yang akan mengambil alih tugasnya. Tentu ia tidak akan pernah mengizinkanku untuk pergi. Ibu, Lizzy dan Steve adalah kelemahan terbesarku. Huh! Sebaiknya aku segera menghampiri ibu, sebelum ia tahu kalau sedari tadi aku menguping pembicaraannya.

"Hai bu" ujarku, lalu menyalami tangannya.

"Haii, kenapa kau baru pulang?"

"Aku baru saja selesai makan malam bersama Steve"

"Ooh, kalau begitu bersihkan dirimu lalu beristirahatlah, ibu tau pasti kau lelah" ucap Ibu mengelus rambutku. "Ibu masuk ke kamar dulu yaa"

Ibu masuk ke kamarnya dengan wajah yang jauh lebih cerah dari kemarin. Dan kali ini rasa gusar ibu berpindah padaku. Awalnya aku sudah yakin dengan keputusanku, tapi saat membayangkan apa yang dikatakan Rogers siang tadi, aku kembali berfikir. Bagaimana caraku mengambil alih sebuah kota sendirian? Tanpa teman, tanpa keluarga, tanpa pasukan, tanpa anak buah. Benar-benar sendiri.

•°•°•°•

Tepat pukul delapan pagi, aku pergi ke Markas Pusat Agen Mata-Mata Kota, sebelum ibu yang terlebih dulu sampai. Semalam, Rogers memberitahuku bahwa hari ini Aku, Rogers dan James harus bertemu dan mengadakan rapat rahasia. Kami akan membahas mengenai 'Mission Rejuvenate number 99187'. Dan tentunya juga mengenai keberangkatanku yang harus dirahasiakan dari semua orang. Termasuk keluargaku.

Saat tepat di depan pintu ruangan James, aku mengetuknya. Lalu pintunya terbuka dari dalam. Aku melihat, sudah ada Rogers yang sedang duduk di sofa dan James yang membukakanku pintu.

Aku masuk ke dalam ruangan yang didominan oleh warna abu-abu ini dan duduk di sebelah Rogers. Itu sedikit menghilangkan rasa tegangku. Entahlah, aku hanya takut James yang akan mengacaukan segalanya. Aku takut ia akan memberitahu ibu dan mengundangnya datang kemari.

"Jadi kita sudah bisa memulainya?" Tanya Rogers.

"Tentu" balasku dengan sedikit anggukan.

Aku tidak tahu mengapa jantungku berdebar lebih cepat sekarang. Apa aku grogi?

"Baiklah nona Wizzy Lailyrose, apa sebelumnya kau sudah mengetahui seluk beluk 'Mission Rejuvenate number 99187' ?" Tanya James langsung.

"Tidak selain misi pemulihan untuk kota yang terpuruk. Rogers hanya memberitahuku sekilas mengenai hal itu" jawabku.

James membuka sebuah map berwarna merah tua dan menyodorkannya kehadapanku. "Bacalah dulu" perintahnya.
Aku meraih map itu dan mulai membacanya perlahan. Tertera lebih dari 20 nama dengan identitas dan kelebihan mereka masing-masing. Mulai dari foto yang paling jadul sejak tahun 2038 sampai yang terakhir tahun 2045. Sepertinya tepat di tahun Mantan walikota David mempimpin, misi ini berhenti di tengah jalan dan tidak dioperasikan kembali.

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang