Bab 26

359 77 9
                                    

'Boamm!!'

Aku memalingkan wajahku tepat sebelum cairan merah dan cacahan daging manusia memenuhi ruangan. Great! ruangan berwarna putih ini sekejap berubah menjadi ruangan suram berwarna merah. Billy mengusap-ngusap matanya karena darah benar-benar menutupi wajahnya. Aku menggerakkan anggota tubuhku. Ya, kini aku bisa menggerakkannya dengan bebas. Aku menyapu cairan merah yang menghiasi pipi dan membuang cacahan daging yang menempel pada leherku. Sungguh sangat menggelikan.

Aku merasa gila saat melihat mereka tidak menunjukan ekspresi terkejut sama sekali. Bagaimana bisa mereka menyaksikan kejadian ini berkali-kali dan tidak terusik sama sekali? Bahkan, mereka bilang ini membosankan? Sungguh nyawa hanyalah seonggok abu yang bisa ditiup kapan saja di tempat ini.

Selang beberapa menit, keluar alat kecil yang menyemprotkan air dari setiap sudut langit-langit di ruangan ini. Mereka menyemprotkan air yang menghujani kami serta menyapu warna merah yang menutupi dinding.

"Terimakasi untuk mandi gratisnya, Role! Kebetulan aku belum sempat membersihkan diri sore ini!" seruku kesal kepada Role yang menatapku dari singgasananya.

"Bicaralah selagi kau masih bias berbicara, Wizzy" jawabnya tersenyum miring.

Berbicara dengannya selalu membuatku bingung. Entah aku yang terlalu tidak mengerti atau jawabannya yang selalu di luar nalarku.

Tidak butuh waktu lama untuk membuat ruangan ini terlihat seperti sedia kala, berwarna putih. Seorang petugas masuk ke dalam ruangan dan memunguti gumpalan-gumpalan daging yang tersisa­­­­­­­­­­­­­­ yang mana tidak dapat tersedot oleh pori-pori ruangan yang membuka saat proses pembersihan tadi. Setelah mengerjakan tugasnya, ia kembali keluar.

"Selamat menyaksikan tuan-tuan" ucap K.Taylor lalu menekan beberapa tombol pada monitor di hadapannya diikuti dengan senyum yang mengembang pada wajah Role. Tunggu, tubuh yang meledak barusan bukanlah pertunjukan utamanya?!

Lingkarang tempat aku berpijak mulai memberi suatu daya pada tubuhku. Rasanya seperti ada yang dialirkan dari ujung kaki ke seluruh bagian tubuhku. Aku merasakan sesuatu mulai bergejolak dari dalam. Rasanya jantungku memompa darah lebih cepat dari dua detik sebelumnya. Aku melihat Billy, ia juga menunjukan ekspresi yang serupa. Apa yang terjadi di dalam tubuhku?

Ini gila! Jantungku semakin berdebar tidak karuan. Aku berusaha menarik nafas dan menghembuskannya secepat mungkin namun, tetap saja jantungku memompanya lebih cepat, dan semakin cepat. Pandanganku mulai mengabur, entahlah ini terlalu cepat dan diluar kemampuanku untuk menahannya.

Aku sudah tidak tahan lagi mengiringi degup jantungku sendiri. Apa begini rasanya menjadi 2 orang peserta tadi? Apa aku akan meledak menjadi puing-puing daging menjijikan? Atau aku akan mati dengan cara lain?

"AAARRRGGHH!" Billy mengerang. Aku tidak tahu bagaimana ia masih mempunyai tenaga untuk berteriak.

"Ap-a kini kau akan mengubah kami menjadi seperti gelembung-gelembung sabun?" ucapku perlahan, namun aku yakin Role dapat mendengarnya.

"Percayalah, kau akan berterimakasih kepadaku setelah ini" balasnya. Lagi-lagi dengan kalimat yang membuatku ingin sekali melepas anak panah tepat pada dahinya.

Baiklah Wizzy, ini bukanlah akhir. Kau harus tetap bangun dan jangan sampai kehilangan kesadaranmu sendiri.

Aneh, pandanganku berubah menjadi sangat tidak beraturan. Sekejap semuanya terlihat berwarna biru lalu hijau kemudian merah, jingga dan seterusnya. Hal ini membuat kepalaku semakin berdenging seolah ada frekuensi suara yang melebihi batas pendengaran manusia. Ditambah lagi dengan otot-otot di tubuhku yang mengeras dan menusuk-nusuk tulangku secara bersamaan.

Mission RejuvenateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang