Tolong tekan 🌟 agar author semangat cerita & Comment juga yaa, semangat membaca💞
Lalisa terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa meremuk, dan rasanya seluruh tulangnya akan patah.
Gadis itu mengerjap-ngerjapkan bola mata nya. Menatap langit-langit kamar lalu melirik jam digital yang bertengger di atas nakasnya.
Pukul dua belas siang, membuat Lisa seketika membangunkan diri dan memposisikan dirinya untuk terduduk.
Pipi gadis itu memerah, ketika mendapati tubuhnya telanjang hanya terbalut selimut tebalnya. Oh tidak, Lisa baru teringat jika ia dan Jungkook bertempur tiga kali tadi malam. Dan pipi Lisa memerah padam mengingatnya.
Terdengar suara pintu kamar gadis itu terbuka. Presensi pemuda yang menunggangi nya semalam, tengah memakai celemek. Dan harumnya aroma makanan yang menyeruak selama pintu itu terbuka.
Pemuda itu mendekat, Lisa tak mampu hanya untuk memandangi nya. Jadi— Lisa menatap kesegala arah kecuali pada presensi pemuda itu.
Dan pemuda itu berjongkok disamping Lisa, dengan wajah penuh keringat. Entah mengapa Lisa malah mengeratkan selimutnya saat itu." Lily— apa kau lapar? Aku sudah memasa—" ujarnya terpotong.
" Tidak " Lisa memotong ucapan Jungkook, membuat pemuda itu mengerjap-ngerjapkan kedua matanya lalu terdiam.
Lisa benci berada di situasi seperti itu, dan gadis itu mulai menyesali perkataan nya.
" Apa yang ingin Lily inginkan? Aku akan membelikan nya." Jungkook menaruh pasta yang sudah ia masak tadi.
" Aku hanya ingin berbicara denganmu." Cicit Lisa nyaris tidak terdengar.
Jungkook tertawa mendengarnya, Hey! Sejak kapan gadis nya semanis itu.
" Ayo bicaralah." Ujar Jungkook mendudukkan diri ditepi ranjang itu.
Kini pipi Lalisa semakin memerah, entah mengapa. Bahkan suhu ruangan rasanya sangat normal saat itu.
" Setelah ini, apa yang akan kau lakukan?." Tanya Lisa.
" Menikahimu." Ucap Jungkook dengan cepat, lalu terkekeh setelahnya.
" Aku serius! Ck, dasar!." Gadis itu mencubit perut Jungkook hingga sang pemuda meringis kesakitan.
Meski begitu, Jungkook malah memeluk tubuh Lisa yang masih berbalut selimut.
" Lily-ya, kau boleh menyamakan aku dengan pria-pria brengsek lainnya. Aku akan menerima nya. Tetapi—" ujar pemuda itu terpotong.
" Tetapi— kumohon, jangan meninggalkan ku seperti kemarin lagi." Ucap Jungkook dan mampu membuat Lisa tersenyum lebar. Walau Jungkook tak dapat melihatnya.
" Dan Lily, impianku setelah ini adalah, menikah denganmu lalu memiliki seorang anak dan pergi dari gemerlapnya industri hiburan ini Lily."
Pemuda itu semakin memdekapnya, bahkan ia menaruh kepala Lisa di dada bidangnya membuat sang gadis begitu nyaman.
"Jung—." Gadis itu berkata lirih. Sangat lirih sampai-sampai tangannya tergerak sendiri untuk menggenggam tangan besar itu.
" Aku tahu itu gila. Kau bahkan baru memulai karirmu itu empat tahun belakangan ini. Dan bukan hanya itu— kau menghabisi masa trainee selama lima tahun— kan?."
Lisa mengangguki nya, dengan mata yang berkaca-kaca dan membiarkan tangan Jungkook melepaskan tautan nya dan beralih mengusap rambut panjangnya begitu sayang.
" Sembilan tahun tidak mudah kan Lily?." Tanya Jungkook dan tangisan itu pecah.
Gadis itu menangis karena betapa sulitnya menjadi seorang idol berkencan dengan idol lain nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL ROOMATE WITH BLACKPINK & BANGTAN
Fiksi PenggemarPertemuan antara Blackpink dan Bangtan dibalut dengan variety Show bertajuk Idol Roomate With Blackpink & Bangtan. •LIZKOOK •TAENNIE •JIROSE •JINSOO Untuk 3 rapper Bangtan aku masih mikir untuk ship sama siapa but aku udah siapin untuk kalian jadi s...